Prologue

2.4K 289 6
                                    

Aku tidak pernah menyangka mama menikah dengan duda paling kaya sekaligus tampan tetapi sayangnya memiliki anak sampai satu lusin :(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tidak pernah menyangka mama menikah dengan duda paling kaya sekaligus tampan tetapi sayangnya memiliki anak sampai satu lusin :(

Lebih tepatnya sama seperti nyawa kucing yaitu SEMBILAN.

Kini mereka duduk mengelilingiku dengan makna tatapan yang berbeda-beda dan aku dengan soknya berusaha terlihat anggun meneguk wine milikku.

Akan sangat memalukan sekali kalau aku terlihat terintimidasi oleh para adik tiriku ini yang sialnya memiliki wajah rupawan kecuali Hyeongjun karna ia manis sekali menyerupai bayi.

Err tapi kenapa ia menatapku begitu?

Aku berdehem dan mengulas senyum terbaikku, "Aku harap kita bisa saling menyayangi..." kataku yang demi celana merlin tak ada yang menggubrisku.

Ohhhh apa aku salah bicara?!!!

"Cih formal sekali. Aku merasa seperti sedang mengikuti rapat saja sekarang." Jungmo berkomentar sambil bersidekap sombong. Oh aku tau, dia kan yang merintis usaha marimong itu sampai memiliki banyak cabang sedunia.

"Sudahlah dengarkan saja dari pada dia mengadu pada papa." Timpal si aktor terkenal dari cilik itu, Wonjin.

Heh padahal aku ini fansmu!!!

"Kau ingin kami panggil apa?" Tanya Serim, anak tertua dari papa Jongsuk yang sedari tadi menatapku dengan tatapan sok menilai.

"Err noona?"

"Hahaha wajah jelek begitu mau kupanggil noona? Mimpi saja sana." Hyeongjun berbicara tak semanis wajahnya.

Haruskah aku menarik perkataanku tentang dirinya yang manis menyerupai bayi?

"Hyeongjun jaga bicaramu." Serim memperingati.

"Hoammmm~~" Minhee menguap di ujung sana dengan raut wajah mengantuk yang kentara, "Cepatlah aku mengantuk." Katanya yang diangguki oleh Seongmin dan langsung bersandar di bahunya.

"Err kupikir sebaiknya kita bicara lagi besok dan sekarang tidur karna ini sudah larut malam." Kataku segera bangkit dan tanpa menunggu balasan kesembilan adik tiriku itu segera berjalan cepat menuju kamarku.

Aku cukup merasa sangat-sangat bersyukur kamarku terletak di lantai pertama sementara mereka berada di lantai atas.

Setelah mengunci pintu kamar, aku segera membaringkan tubuhku di kasur yang empuknya tak manusiawi ini. Tak heran memang karna harganya sampai ratusan juta membuat jiwa miskinku meronta-ronta.

Eh tapi tunggu, tunggu, sekarangkan aku kaya hahaha!!!

Tapi mengapa aku tak bahagia?

Tsk, tidak. Jangan melow-melow!! Pokoknya aku harus bahagia karna mama sudah bahagia sekarang.

Toh aku yakin mereka akan menerimaku sebagai kakaknya suatu hari nanti.

Yoshh Bella semangat!!! []

Ide book ini muncul karna kebucinan yang semakin kerad sama semua member Cravity hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ide book ini muncul karna kebucinan yang semakin kerad sama semua member Cravity hehe....
See next chapt🌻

NOONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang