25|Memory

636 221 10
                                    

Hyungwon menghilang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyungwon menghilang. Rumah sakit yang sempat merawatnya atas insiden perkelahiaannya dengan Minhee mengatakan kalau pasien bermarga Chae itu hilang tepat pukul tiga pagi.

Cctv pun rusak di jam itu seolah memang sudah direncanakan dengan rapih oleh seseorang dibalik hilangnya Hyungwon. Lalu seolah belum puas, Minhyuk pun ikut serta menghilang seperti ditelan bumi.

Papa Jongsuk bilang tak bertukar kabar dengan Minhyuk selama sepekan terakhir ini dan saat aku tanyai pada pelayan rumah utama keluarga besar Lee di Seoul, terakhir kalinya Minhyuk terlihat itu dua bulan yang lalu.

"Ketika semua sudah terlalu sulit, cepat hubungi dia okay. " Perkataan Hyungwon saat di mobil itu kembali menyeruak dan dengan getir aku meninju tembok luar cafe yang menaungiku bersamaan dengan guntur yang saling menyahut.

"Sial." Umpatku. "Sialan!!" Aku berteriak frustasi tanpa tahu malu karna suaraku tertelan oleh gemuruh suara hujan yang jatuh semakin deras.

Seharusnya aku segera menghubungi Kim Seokjin itu tapi kartu nama yang Hyungwon sempat berikan hilang ntah kemana. Aku tidak ceroboh. Serius. Seingatku aku simpan di saku celanaku tapi pakaian yang terakhir kali kupakai malam itu tidak kutemukan di kamar bahkan keranjang cucian.

Tertawa getir, jelas sekali bukan pakaian itu berada di rumah nenek Jukyung yang membuat asumsiku semakin kuat kalau kejadian beberapa waktu itu memang nyata. Sudah pasti Serim melakukan gaslighting; taktik manipulasi agar aku mempertanyakan ingatan dan kewarasanku.

Benar-benar rumit. Kini aku seperti berada di titik krusial yang membuat hati dan pikiranku lelah bukan main.

Tapi mengeluh tanpa bertindak bukanlah hal bagus. Kalau begini terus aku akan tetap stagnan dan membiarkan seseorang dibalik kelumit ini meringkus habis diriku.

Tidak. Sudah kubilang aku tidak ingin mati muda bukan?

Jadi Bella. Fokus. Berhenti menangis seperti bocah ingusan.

Menghapus air mataku kasar dan memantapkan hati kembali ke tempat yang tak pernah aku ingin jejali lagi untuk mencari kartu nama Kim Seokjin.

🌼🌼🌼

Sembilan tiga. Sembilan empat. Sembilan delapan.

Ting

Pintu aparteman yang dulu aku, Minhyuk dan Hyungwon tempati berdenting menandakan pin yang kumasukkan tepat sehingga aku bisa membuka pintu itu kembali.

Sedikit banyak tak menyangka mereka berdua tak merubah pin aparteman ini sama sekali.

Aku perlahan masuk ke dalam aparteman dan sekelebat memori usang menyapaku, "Ohh litle girl bagaimana sekolahmu hm?" Minhyuk akan berjalan menghampiri sambil memakai apron dan Hyungwon ikut datang sambil membawa satu kantung keripik.

NOONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang