10|Kamu berharga

787 248 7
                                    

Aku terbangun karna suara grasak grusuk di dekatku, saat membuka mata aku langsung disuguhkan oleh kesembilan adik tiriku yang berdiri berjajar seperti sembilan itik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku terbangun karna suara grasak grusuk di dekatku, saat membuka mata aku langsung disuguhkan oleh kesembilan adik tiriku yang berdiri berjajar seperti sembilan itik.

"Selamat pagi noona." Kata mereka serempak dan semerta-merta langsung mmebungkuk seolah aku ini ratu mereka ewh bukan maksudku ah sudah lupakan.

"Pagi." Kataku dengan suara serak seperti nenek tua yang tidak enak di dengar. Berdeham sejenak lalu menyibak selimbut yang menggelung tubuhku dengan perasan linglung karna ingat semalam itu aku tidur di sofa bukan di kasur ini karna sudah Jungmo tempati.

"Kenapa kalian bisa disini?"

"Tentu saja dipaksa hmphh--" Hyeongjun langsung dibungkam mulutnya oleh Taeyoung yang meringgis menampilkan senyuman keterpaksaan.

Okay. Mungkin ini ide Serim--si tertua yang pastinya menyeret semua adiknya untuk meminta maaf padaku err mungkin. Aku tidak tahu pasti apa yang membuat mereka berada disini. Di kamar inapku.

"Jadi?" Kataku dengan suara menggantung sesaat melihat mereka sembilan hanya diam dan saling menyikut.

Serim berdeham dan melonggarkan dasi yang ia kenakan--oh aku baru sadar mereka bersembilan memakai tuxedo hitam mengkilat layaknya pangeran yang akan pergi berdansa.

Pantas saja tadi aku merasa seperti ratu yang disapa oleh ke sembilan pangeran haha lucu sekali haduuh tapi kenapa aku tidak tertawa?

"Err noona, kami kemari ingin menjemputmu."

"Kemana?"

"Kemana-mana hatiku senang." Celetuk Hyeongjun yang langsung diberi tatapan tajam oleh Serim.

"Jadi begini, keluarga besar kami akan mengadakan pesta di rumah utama nenek di Venesia ini untuk menyambut noona dan mama Irene malam ini." Jelas Serim.

Ah jadi ini alasannya mengapa papa Jongsuk menyuruh kami semua ke Venesia disaat bukan tanggal liburan sekolah dan kampus.

Tapi tunggu. Tunggu. Tadi kata Serim mengadakan pesta untuk menyambutku dan mama?!! Bukankah itu artinya aku akan bertemu mama?!!"

"Apa itu artinya mamaku juga ada disana?!" Tanyaku dengan suara keras karna terlalu senang. Aku sungguh-sungguh merindukan mama.

"Yah tentu saja noona."

"Ahhh senangnya." Aku berjingkat-jingkat segera berjalan menuju kamar mandi untuk segera bersiap karna tak sabar ingin bertemu mama.

"Noona tunggu." Serim mencekal lenganku dan memberiku satu kotak mewah yang sayang sekali untuk dibuka.

"Apa ini?"

"Pakai ini ya. Kami menunggu di lobby hotel ini."

"Err okay."

Mereka pun berangsur-angsur keluar dari kamar inapku namun Seongmin dan Jungmo masih berada di kamar inapku. Menatapku seolah masih ada yang ingin mereka katakan.

Seongmin perlahan melangkah mendekat dengan wajah tertunduk, "Maafkan aku noona."

Aku diam dan mencoba mendengarkan penjelasan yang akan Seongmin katakan. "Saat itu aku hanya bermaksud bermain-main untuk memprank para hyung tapi ternyata menjadi kelewat serius sampai noona kena tampar Jungmo hyung."

"Aku benar-benar menyesal noona. Aku janji tak akan mengulanginya lagi." Katanya mendongak memperlihatkan wajahnya yang lucu dengan kedua mata berkilat memohon seperti anjing yang ingin dipelihara.

Ohhh aku tentunya tidak bisa marah terlalu lama. Setelah menyimpan kotak mewah dari Serim tadi, aku lantas segera memeluk adik bungsuku itu erat-erat. "Awas kalau mengulanginya lagi. Noona akan pastikan menjawil kedua kupingmu sampai merah."

"Iya siap noona." Seongmin membalas pelukanku sama eratnya.

"Oh demi seluruh marimongku mataku sakit melihat kalian berdua berpelukan begitu." Celetuk Jungmo.

"Ayo kemarilah bergabung hyung." Seongmin menarik tangan Jungmo untuk bergabung saling memeluk seperti teletubbies.

"Hei."

Aku mendongak melihat Jungmo yang menunduk dengan iris hitam jelaganya yang menyorot sendu, "Maaf untuk semua yang kukatakan dan tamparan itu noona."

"Tak akan."

"Eh..."

"Aku akan memaafkanmu kalau kamu mau memakan masakanku nanti."

"Tidak janji."

"Hei tapi kamu kan butuh maaf dariku."

"Yang terpenting aku sudah minta maaf."

"Hei itu tidak adil."

"Aduhh bertengkar saja terus. Lihat kupingku sampai memerah mendengar ocehan kalian." Seongmin melepas pelukannya dengan bibir mencebik, "Aku ke lobby duluan. Noona berdandanlah yang cantik."

Aku segera melepas pelukanku ketika Seongmin sudah beranjak keluar karna terlalu kikuk berduan dengan Jungmo sambil berpelukan begitu.

"Aku ke lobby juga." Katanya sambil membetulkan lengan kemeja dan tuxedonya yang sedikit tersingkap membuatku sadar bahwa selama ini Jungmo selalu memakai pakaian yang menutupi lengannya.

"Jungmo."

"Hm?"

"Kamu harus tahu, kamu itu sangatlah berharga bagi semua orang yang menyayangimu termasuk aku." []

" []

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
NOONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang