27|Rain Witness

686 219 13
                                    

Hujan kembali turun dengan derasnya membuat Sakura harus ekstra hati-hati agar mobil yang sedang ia jalankan ini tidak tergelincir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hujan kembali turun dengan derasnya membuat Sakura harus ekstra hati-hati agar mobil yang sedang ia jalankan ini tidak tergelincir. "Jadi Minhee itu adikmu?" Sakura bertanya ntah yang keseberapa kalinya.

"Iya Saku."

"Kukira dia kekasih barumu." Katanya karna beberapa hari yang lalu Minhee pernah menjemputku pulang dari rumah dosbingku setelah selesai bimbingan.

"Oh ayolah Saku. Mana mungkin aku mengencani lelaki lebih muda empat tahun dariku."

"Oh ya? Kukira dia sepantaran dengan Felix."

Aku hanya mendengus kecil menanggapinya, "Minhee itu kelewat tinggi jadi terlihat dewasa tapi kalau ditilik lebih serius wajahnya itu kelewat manis untuk ukuran lelaki."

Kini giliran Sakura yang mendengus, "Bilang saja kau itu tertarikkan?"

"Tidak. Aku menyayanginya sebagai adik kecilku Saku."

"Baguslah. Akan sangat merepotkan kalau ada cinta diantara kau dengan para adik tirimu."

"Kau tahu sendirikan hatiku sepenuhnya untuk siapa."

"Tsk. Huang Renjun."

"Yah..."

"Sudah hampir satu tahun kalian berpisah dan kau masih belum move on? Come on Bell, lelaki masih banyak diluaran sana. Yohan masih menunggumu omong-omong."

"Aku tak tertarik."

"Hei tipemu itu sepertinya yang manis-manis ya, bagaimana denganku saja?"

"Sakura!!!"

"Apa sayang?"

"Tidak lucu Saku. Lihat ke depan aku tidak ingin mati konyol denganmu."

"Okay. Okay tuan putri."

Lalu hening. Aku tak bodoh. Sakura memang memiliki perasaan lebih dari seorang sahabat, aku tahu itu.

"Kurasa seharusnya kita melapor polisi saja. Lihat tempat ini terlihat menyeramkan." Sakura bersuara tepat ketika mobil sudah sampai di area balapan yang sepi. Hanya ada beberapa mobil yang terpakir.

"Dengar Saku. Kau harus diam disini, jangan keluar okay. Kalau ada apa-apa cepat hubungi polisi."

"Itu ide buruk. Dilihat dari sisi manapun orang tak waras yang menghubungimu itu ingin mencelakaimu bodoh. Lebih baik kita hubungi polisi sekarang."

"Tidak. Tidak Saku." Aku segera menahan pergerakkan tangannya yang akan meronggoh ponsel, "Minhee dalam bahaya. Orang itu mengancamku untuk tidak menghubungi polisi atau siapapun itu kalau aku masih ingin Minhee tetap hidup."

"Kau menyukainya? Cinta mati sampai rela berkorban nyawamu ya." Sakura berkata sarkas untuk kali pertamanya, "Aku ingin mengatakan hal ini sejak lama Bella, kau terlalu naif. Lihat keadaanmu sekarang? Sudah berapa kali nyawamu dipertaruhkan karna ulah para adik-adik tirimu itu."

NOONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang