1. Belum Usai

21.4K 2.8K 1.3K
                                    

Bagian Satu

Sebagian manusia selalu optimis untuk bisa bahagia, sebagian lagi pesimis untuk merasakan bahagia. Mungkin aku ada di bagian orang yang pesimis—Oriza Sativia

-Happy Medium-

Jakarta, 2022—Pukul 1 dini hari.

Dua tahun yang lalu, mereka masih bertiga. Satu tahun yang lalu, mereka masih berdua. Dan tahun ini, perempuan itu hanya sendiri.

Oriza Sativia—atau semua orang lebih mengenalnya dengan Riza bahkan sampai ada juga yang memanggilnya Padi, akibat namanya yang mirip nama ilmiah dari tanaman tersebut.

Riza mendengus menatap orang-orang di sekitarnya. Ia tidak suka tempat ini, apalagi jika hanya sendiri. Dia bukan tipe manusia yang mudah berteman, teman dekatnya terhitung hanya dua—Destalia Gayandra yang sekarang sibuk menempuh pendidikan kedokteran spesialis di Swedia dan Dilaras Sekarayu yang sedang bersama suaminya di Denmark.

Satu minggu yang lalu mereka bercerita bahwa mereka sempat bertemu. Ya wajar... mengingat negara mereka hanya dibatasi oleh sebuah Jembatan. Mereka berdua menghubungi Riza dengan tawa bahagia karena bisa kembali bertemu, yang sayangnya di sepanjang obrolan hanya dibalas Riza dengan tawa palsu.

Memangnya siap sih yang tidak cemburu melihat kawan bisa saling bertemu, sedangkan dirinya tidak bisa?

Riza menarik napas sedalam mungkin, ia jadi kangen waktu-waktu dulu. Ketika mereka masih berada di Jakarta. Bisa bertemu setiap minggu, mengobrol banyak hal, sampai kadang melakukan hal-hal bahagia bersama.

Riza merindukan itu semua. Ketika mereka bertiga, hanya tiga orang perempuan yang masih mencari jati diri masing-masing. Yah... semakin tua, beban hidup semakin bertambah. Riza jadi mengingat Alia yang betah berpacaran sembilan tahun dengan Haris sebelum menikah dengan laki-laki bernama Bastian meskipun akhirnya bercerai atau kisah cinta si playgirl Laras yang kemudian meninggalkan semuanya hanya untuk satu laki-laki.

Hidup memang selucu itu.

Melibatkan laki-laki memang tidak akan pernah mudah.

Sejenak, Riza tertawa hambar... laki-laki ya. Dia menopang dagunya dengan sebelah tangan, kemudian menyomot satu kentang goreng yang ia pesan untuk langsung dimakan, dilanjutkan dengan menancapkan sedotan ke susu stroberi kemasan yang ia bawa. Terlihat aneh, tapi itu satu-satunya penenang Riza saat ini memang hanyalah susu stroberi.

Manik matanya memutar, menatap sekitaran Rooftop bar yang lumayan hype di Kawasan Lebak Bulus. Konsep Karibia seolah menyatu dengan tempat ini, view kota Jakarta terlihat begitu menawan dari lantai 19, tempat Rooftop bar ini berada. Tempat ini juga tidak begitu ramai, mungkin karena terlalu banyak tempat hiburan malam lainnya di Jakarta. Salah satu alasan mengapa Riza berada di sini.

Riza memilih duduk di bagian luar, angin pukul satu malam Jakarta terasa sangat memeluk tubuhnya. Di samping tempat duduknya ada sebuah kolam renang, dikonsep seminimalis mungkin dengan tak lupa mengusung tema Karibia—Sebuah kepulauan kecil di bawah Florida yang hampir menyentuh barat laut Venezuela. Salah satu tempat yang menjadi list Riza selama ini.

Menyelam di laut cantik yang identik dengan cerita bajak laut mungkin selalu menjadi impian. Pirates of the Caribbean, film yang dibintangi Johnny Depp itulah yang membuat Riza begitu tertarik dengan Karibia. Kalau sekarang, Karibia diibaratkan sebagai tempat honeymoon paling dituju banyak pasangan.

Sekali lagi, Riza tertawa disertai dengan menggelengkan kepala. Ia benci memikirkan hal-hal tidak masuk akal seperti itu. Apalagi ketika matanya perlahan jatuh ke bawah, tepat pada tongkat yang ia sandarkan dekat kursi tak jauh dari kaki kirinya. Kaki kiri tidak berguna.

Happy MediumWhere stories live. Discover now