Part 1 : Want You

20.3K 2.1K 197
                                    

Taeyong berlari mengejar Jaehyun yang baru saja masuk ke kelas mereka. Meletakkan bekal makanan di atas meja Jaehyun sambil tersenyum. Jaehyun mendongak dan hanya menatap datar Taeyong, kemudian memberikan kembali kotak bekal itu pada Taeyong.

"Aku sudah sarapan dari rumah." Ucapnya. Taeyong dengan murung mengambil kembali kotak bekal itu dan membawanya ke mejanya. Ia duduk dengan sedih, namun Jaehyun sama sekali tak perduli.

"Yoo Jae."

Jaehyun menatap teman satu geng-nya. Johnny, Lucas, dan Ten. Mereka sudah berteman sejak masih di Taman Kanak-kanak. Dan sampai di SHS mereka selalu berada di sekolah dan kelas yang sama.

"Kau sudah sarapan?" Tanya Ten. Jaehyun menggeleng pelan. "Ayo kita ke kantin." Ajak Ten, Jaehyun tanpa fikir panjang mengangguk dan mereka berempat pergi ke kantin. Tanpa Jaehyun sadari tatapan terluka dari Taeyong.

"Taeyong~"

Taeyong tersentak dari lamunannya. Ia menatap Taemin, kakak kelasnya itu tersenyum manis di depannya.

"Ah, hyung, maaf karena aku sudah melamun." Ucapnya malu. Taemin hanya mengangguk pelan.

"Kenapa kau di kantin sendirian? Apa kau belum sarapan?" Tanya Taemin. Taeyong mengangguk pelan dan mulai menikmati sarapannya yang sedari tadi hanya di biarkannya begitu saja. "Kau terlihat sedih." Tebak Taemin dan Taeyong tersenyum maklum. Tatapan matanya sangat mudah di tebak oleh siapapun. "Apa kau ada masalah dengan Jaehyun?"

"Tidak hyung, aku hanya bermasalah dengan diriku sendiri." Ucap Taeyong. Taemin mengerutkan keningnya tak paham. Namun ia hanya bisa menepuk pelan pundak Taeyong.

"Kau sudah mengejarnya sejak kalian baru pertama kali masuk kesini kan, dan sekarang kau mendapatkannya, kenapa masih bersedih?" Tanya Taemin. Taeyong menatap Taemin dengan sendu.

Taemin benar. Ia sudah mengejar Jaehyun sejak mereka pertama kali bersekolah disini. Ia jatuh cinta pada Jaehyun yang memiliki aura sangat kuat itu. Hingga dulu hampir setiap hari ia selalu menyempatkan diri untuk membuatkan bekal makanan untuk Jaehyun, walaupun terkadang Jaehyun menolaknya.

"Kau tau hyung, aku fikir setelah ia menjadi kekasihku, aku benar-benar sudah mendapatkannya, tapi ternyata semakin sulit, bahkan untuk menggenggam tangannya saja aku merasa tak mampu." Ucap Taeyong kemudian menunduk sedih.

"Dulu, berkali-kali aku selalu mengingatkanmu, karena aku khawatir padamu." Ucap Taemin menepuk pelan kepala Taeyong.

"Khawatir atau kau suka padanya?"

Taeyong dan Taemin mendongak menatap Jaehyun yang tiba-tiba saja sudah berada di dekat mereka.

"Ah, Jaehyun, ini tak seperti yang kau bayangkan." Ucap Taeyong berdiri dari duduknya dan dengan cepat memeluk lengan Jaehyun.

Jaehyun tak memperdulikan Taeyong, ia masih menatap tajam pada Taemin yang juga ikut menatapnya.

Taemin berdiri dari duduknya, membuat jarak pandang antara dirinya dan Jaehyun semakin dekat. Kemudian ia tersenyum sangat manis, berusaha tak terlihat kesal di depan Taeyong.

"Aku takut ada seseorang yang mengganggu Taeyong, makanya aku kesini dan menemaninya. Tapi sekarang kau sudah datang, jadi aku bisa pergi. Byeee~ Taeyong, cepat habiskan makananmu, sebentar lagi bel." Ucap Taemin dan kemudian pergi dengan sedikit menabrak pundak Jaehyun.

Jaehyun hanya diam dan membiarkan Taemin pergi. Ia mengepalkan tangannya geram.

Thantophobia

"Taeyong, nilai ulanganmu sangat bagus, pertahankan ya." Ucap Guru pada Taeyong, Taeyong mengangguk dengan senyuman cerianya.

Thantophobia [END ! JaeYong]Where stories live. Discover now