Part 18 : Love Hurts

10.4K 1.1K 74
                                    

Taeyong masuk ke dalam rumah, dengan santai ia melewati ruang tamu yang gelap, namun tiba-tiba saja lampu menyala. Ia tersentak kaget saat melihat Jaehyun yang duduk di salah satu sofa sambil menikmati segelas anggur.

"J-jae? Kau sudah pulang?" Tanyanya dengan canggung.

Jaehyun hanya diam, meneguk anggurnya dan meletakkan gelas itu ke atas meja. Kemudian menatap Taeyong dengan tajam. Taeyong yang merasakan aura tak enak dari Jaehyun pun hanya bisa mematung, apalagi saat Jaehyun beranjak dan perlahan mendekat padanya.

"Puas bersenang-senang?" Tanya Jaehyun dingin.

"A-aku, hanya pergi sebentar, aku sangat bosan di rumah." Ucap Taeyong berusaha memberikan alasan agar Jaehyun tak marah.

Jaehyun mendecih dan menatap Taeyong remeh.

"Kau fikir bisa membohongiku HAH?!"

Taeyong tersentak kaget saat Jaehyun berteriak padanya. Ia merasa ketakutan saat Jaehyun mulai mencengkram erat pergelangan tangannya.

"A-aku tidak berbohong Jae. Percayalah padaku."

"Sudah lama aku tak bisa mempercayaimu lagi." Ucap Jaehyun dingin.

Taeyong menatap Jaehyun dengan tatapan memohonnya, namun hati Jaehyun yang sepertinya sudah membeku tak mempan oleh tatapan yang dulu sangat mampu meluluhkannya itu.

Dengan kasar Jaehyun menarik Taeyong masuk ke kamar, mendorong kuat tubuh Taeyong ke tempat tidur. Jaehyun kembali mendekat pada Taeyong, mencengkram pipi Taeyong.

"Mulai detik ini, kau tidak bisa kemana-mana tanpa izin dariku. Kau mengerti?!"

Taeyong mengangguk cepat menururti ucapan Jaehyun, tak ingin membuat pria itu semakin murka. Ia hanya diam saat Jaehyun melepaskan cengkramannya dengan kasar dan meninggalkannya di kamar sendirian.

Jaehyun kembali ke ruang tamu, menuang anggur ke gelasnya yang sudah kosong, namun tangannya terhenti dan lebih memilih meneguk habis anggur itu dari botolnya.

Ia mengernyit saat sedikit sensasi membakar menghampiri tenggorokannya. Ia pun berdehem untuk mengurangi sensasi itu. Jaehyun kembali meletakkan botol anggur ke atas meja dan menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa. Terdiam menatap langit-langit rumahnya yang terbilang sangat mewah.

Ia memejamkan matanya dan kembali membukanya, menatap bayangan Taeyong dan dirinya yang duduk berpelukan sambil menonton drama kesukaan Taeyong. Ia menghela nafas dan mengusap wajahnya, dan seketika bayangan itu menghilang.

Rumah ini.

Sengaja ia bangun untuk tempat tinggalnya bersama Taeyong. Bayang-bayang kegiatan membahagiakan yang akan dilakukannya bersama Taeyong ternyata tak pernah terjadi, yang ada ia malah lebih sering menyakiti Taeyong di rumah itu. Meninggalkan kesan buruk.

Jaehyun kembali memejamkan matanya saat ia merasa kepalanya sedikit pusing, ia terlelap begitu saja di sofa.

Sedangkan itu Taeyong berjalan pelan menghampiri Jaehyun yang terlelap. Ia menatap dalam diam wajah Jaehyun yang terlihat lelah. Taeyong pun pergi untuk memgambil selimut, kembali ke ruang tamu dan menyelimuti Jaehyun. Taeyong dengan ragu membawa tangannya mengelus rambut tebal Jaehyun, ia tersenyum kecil saat merasakan betapa lembutnya rambut yang dulu selalu ia sentuh itu.

Taeyong pun kembali menjauhkan tangannya dan beranjak pergi. Jaehyun pun membuka matanya, menatap punggung Taeyong yang menjauh dari ruang tamu. Ia memeluk erat selimut yang membalut tubuhnya, memejamkan matanya lagi, berusaha merasakan sisa usapan lembut tangan Taeyong di kepalanya.

"Aku mencintainya. Aku yakin dia juga masih mencintaiku. Tapi entah kenapa aku merasakan ada tembok tak kasat mata membatasi kami."

Thantophobia

Thantophobia [END ! JaeYong]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora