Stronger

243 28 5
                                    

Just my imagination.
Don't Judge.
Leave this work if you don't like it.
Don't copas.



Semenjak Daniel dilarikan ke rumah sakit, tuan Kang menyuruh Daniel untuk bekerja di rumah. Seperti saat ini, Daniel sedang bekerja di dalam ruang kerjanya dengan Jae yang terus mengganggunya.

"Papaaa ayoo Jae mau main keluar"

Daniel masih berkutat dengan kerjaannya. Dirinya sedang pusing, kondisinya tidak seprima dulu.

"Sendiri aja ya, papa masih ada kerjaan"

"Papaaa, papa mau Jae kenapa-napa?"

Mendengar hal tersebut, tiba-tiba saja Daniel menghentikan kegiatan menulisnya dan menatap Jae sedih.

"Jadi mau kamu apa?"

"Jae mau main keluar sama papa"

Jae tidak menyadari ada yang berbeda dari nada bicara sang papa.

"Sendiri atau tidak sama sekali?"

Jae tidak benar-benar mengatakannya. Sungguh. Ia hanya ingin diperhatikan papanya seperti sebelum-sebelumnya. Kenapa sekarang papa berubah?

Jae menyadarinya. Jae menyadari semua perlakuan sang papa yang berubah padanya. Air matanya sudah mengalir deras tanpa suara.

"Papa jahat!"

Jae menatap sendu pada sang papa. Daniel yang melihat itu tersentak.

"Kenapa papa berubah? Ini bukan papa!"

Jae berlari kedalam kamarnya sambil menutup pintu kencang.

"Jae" lirih Daniel tanpa berniat untuk mengejarnya.

Daniel mengusap wajahnya kasar. Meja yang tak bersalah, menjadi pelampiasannya saat ini. Daniel tertekan. Ia masih belum siap akan apa yang terjadi pada dirinya. Ditambah ia terus memikirkan bagaimana nasib anaknya.

Daniel hanya ingin melihat anaknya mandiri dan tumbuh dewasa. Tapi apa yang ia buat? Justru ia malah membuat Jae membencinya.

Disisi lain, Jae sedang meratapi perlakuan sang papa pada dirinya. Tanpa aba-aba, tubuhnya merosot terduduk di balik pintu kamar, sambil memeluk kedua kakinya.

"Papaaa hiks"

Daniel tidak tuli. Ia mendengar rintihan anaknya yang terdengar cukup kencang. Suara itu membuat Daniel perlahan berjalan menuju pintu kamar Jae. Tangannya terangkat seakan ingin membuka pintu tersebut. Tapi dalam dirinya seperti ada yang berkata untuk tidak melakukannya. Alhasil, Daniel hanya menatap dalam diam pintu didepannya, ditemani dengan suara tangis Jae yang sarat akan kesedihan.

-Good Papa Good Jae-

-

-

-


PLAK

Sebuah tamparan keras melayang di pipi Daniel. Pelakunya adalah, tuan Kang. Ayah yang selalu memarahinya sebagai bentuk kasih sayang.

"Apa kamu bilang?" tanya tuan Kang sekali lagi.

"Aku titip Jae ayah"

Tuan Kang menatap anaknya marah. Ia tidak terima saat mendengar ucapan yang tak masuk akal.

"Apa maksudmu? Kau sudah tidak menyayangi Jae lagi?! Jika tau kau akan bersikap seperti ini, lebih baik ayah dan ibu yang merawatnya dari dulu Daniel!"

Good Papa Good Jae [Daniel - Jaehwan]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora