6. Aku Melihat Disney dan Cyber-Punk.

32 15 6
                                    

AKU mengedarkan pandanganku ke segala arah dengan kagumnya. Ini sangat keren! Definisi dunia paralel yang sesungguhnya.

Setelah melewati cahaya putih itu, aku, Andre, dan Arzas berpindah tempat. Yang awalnya ada di laut, sekarang berada di sebuah taman, di tengah-tengah kota. Di salah satu sisi jalan, aku melihat tulisan besar mirip dengan yang biasa ada di depan perumahan. Di sana disusun huruf membentuk kata flowerville.

Banyak mobil yang berlalu-lalang tanpa roda, scooter tanpa roda, dan sepeda roda satu. Mobil dan scooter itu melayang dengan seberkas gas transparan di bawahnya yang aku duga memiliki pengendali gravitasi.

"Its more than amazing ...," desisku sambil melihat-lihat lagi. Ada banyak gedung tinggi dan pencakar langit. Aku jadi ragu kalau ini desa bunga.

"Mau sampai kapan berdiri di situ?" Andre membuyarkan kegiatanku. Aku refleks mengikuti langkahnya ke tepi taman.

Namun, aku kembali berhenti. Sekali lagi aku memperhatikan, kali ini aku melihat dua pria di depanku dengan heran. Sejak kapan mereka berganti pakaian?

Andre ber-outfit mirip dengan tokoh peterpan di film dongeng. Yang berbeda, Andre tidak bertopi, celananya berwarna hitam, dan atasannya berlengan kemeja berwarna biru dongker. Ia memakai boots, dan rambut hitamnya berubah coklat, berantakan, dan menggairahkan.

Sedangkan Arzas, sudah mirip Kim Taehyung di awal musicvideo BTS yang berjudul Fake Love. Jika Kim Taehyung dengan baju dominan hitam dan bergaris putih, Arzas berbaju dominan putih, dan bergaris hitam. Dia juga memakai boots, serta rambutnya sangat Kim Taehyung.

Well, aku tahu boygroup itu. Secara, aku ini official army. Jangan lupakan Jyeon Jyungkook di perkemahan kapan hari.

"Sejak kapan kalian berganti pakaian?" Aku mulai melangkah mendekati mereka, sambil tetap memandangi baju-baju itu.

"Kau juga berganti baju, Bodoh!"

Karena Arzas berkata begitu, aku jadi melihat diriku sendiri. Dan iya, aku juga berganti baju. Sihir apa lagi ini?

Aku tersenyum. Lalu berjalan di antara mereka sembari tanganku meraih dua siku mereka. Uh, pria-priaku yang tampan tidak akan aku biarkan lepas begitu saja--

"Ayo!" ucapku.

"Kita mau ke mana?" lanjutku bertanya pada keduanya.

"Kau bilang mau bertemu ibu dan kakakmu," jawab Arzas dengan nada yang tidak santai. Orang ini seperti memiliki dendam kesumat terhadapku. Lihat saja kalau dia memohon-mohon padaku suatu saat.

Aku lantas memanyunkan bibirku kesal.

"Ke kastilmu."

Inilah jawaban yang pantas untuk gadis lembut sepertiku. Harus diucapkan dengan benar dan halus. "Naik apa?" tanyaku lagi, lalu berhenti berjalan. Saat ini kami sudah ada di tepi taman, sekaligus tepi jalan juga.

"Bus." Andre tampak melihat jalanan, mencari sebuah kendaraan yang ia sebut barusan.

"Huh? Bus?" heranku. Pasalnya yang aku lihat dari tadi bukanlah bus. Aku tidak yakin ada bus di sini.

"Menurutmu? Apa lagi kalau tidak bus? Memangnya kau punya aplikasi pemesan mobil panggilan?"

Sebenarnya orang ini punya masalah apa denganku!?

"Heh! Sebenarnya apa masalahmu denganku, ha?" sungutku dengan berkacak pinggang. Mata aku tajamkan menyorot pria di kananku ini.

Belum sempat aku berdebat panjang dengan Arzas, Andre sudah menemukan bus. "Itu busnya!" Begitu serunya dengan telunjuk yang mengarah ke arah datangnya kendaraan itu.

Nymphaea (1) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang