Who?

1K 55 11
                                    

Sudah seminggu lamanya Sonya di Salvador bersama Gallen dan menemani laki-laki itu untuk syuting di berbagai tempat. Sesekali ia bersyukur karena ia bisa berkeliling kota bahkan negara tanpa harus mengeluarkan sepeser uang. Bukannya apa, tapi Sonya sangat menyayangi uang-uang hasil jerih payahnya sendiri. Ia tidak suka menghambur-hamburkan untuk sesuatu yang tidak penting. Cukup sederhana dan terjamin, itulah Sonya.

Move dari masalah uang, saat ini Sonya bisa bebas keluar hotel dan berjalan-jalan kesana-kemari tanpa Gallen. Sonya senang melihat Gallen kelelahan yang membuat lelaki itu tertidur sangat pulas di kamarnya. Karena itulah kesempatan Sonya menyelinap keluar untuk sekedar menghirup udara pagi.

Jalanan yang lumayan sepi membuat Sonya sedikit bingung, ia tidak tau kemana ia akan pergi. Mengunjungi toko-toko perhiasan elit di sana bukanlah passion-nya. Ia tidak tertarik dengan semua itu.

"Apa aku terlalu pagi untuk menghirup udara segar?" Gumam Sonya pada dirinya sendiri, bingung.

"Rasanya tidak asik jika aku berjalan dengan suasana lenggang seperti ini." Sonya berbicara sendiri.

Tidak sengaja matanya menangkap sebuah pamflet yang tertempel di dinding. Ia mencoba mendekati dan membacanya.

"Arts Festival x Valley Music. Sepertinya menarik." Kata Sonya saat membaca pamflet di hadapannya.

"Kau bisa datang ke sana jika kau mau." Kata seorang dari belakang Sonya sembari memberi tiket Festival kepadanya.

Sonya berbalik, ia terkejut karena keberadaan seorang pria yang ia kenal. "Gavin?"

"Yah! Its me!" Jawab seorang itu yang ternyata Gavin Lexander, pemilik restaurant yang pernah Sonya datangi tempo hari lalu. Gavin menyodorkan tiket kepada Sonya, gadis itu menerimanya.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Sonya heran. Apakah sebuah kebetulan bertemu Gavin di kota ini?

"Aku sedang mengurus pembangunan Restoran disini." Jawab Gavin ramah, tak lupa dengan senyum manis andalannya.

Sonya tampak takjub, "Wow! Kau hebat Gavin! Sukses dalam dunia kuliner itu luar biasa."

"Aku memang suka makan, tapi aku juga suka memasak. Tidak seperti Gian yang yang hanya tau makan saja."

Sonya tertawa, "Hahaha! Aku tau itu."

"Bagaimana jika kita mengobrol sambil berjalan? Kaki ku rasanya kram jika terus berdiri seperti patung." Tawar Gavin yang langsung mendapat anggukan antusias dari Sonya.

Mereka memutuskan untuk berbincang sembari berjalan menyusuri trotoar kota Salvador yang tampak sepi.

"Kau..." Ucap Gavin dan Sonya bersamaan, kemudian mereka menertawakan kekompakan masing-masing.

"Kau duluan." Gavin akhirnya mengalah.

"Sejak kapan kau berada disini?" Sonya bertanya.

"Umh.. 2 hari yang lalu. Kenapa?"

"Apa kau memiliki banyak restaurant?"

"Tidak, hanya lima."

Sonya memutar bola matanya, "Kau sombong, Gavin. Lima artinya lebih dari satu dan itu bukanlah 'hanya'."

Gavin terkekeh, "Haha maafkan aku, Soy. Memang untuk saat ini restaurant ku sebanyak lima yang sedang berkembang."

"Apa kau sering berpindah-pindah tempat?"

"Ya, untuk survey."

"Apa-"

"Izinkan aku bertanya, Soy. Sedari tadi kau mewawancarai ku." Sahut Gavin, sepertinya ia  tidak ingin Soy tahu lebih dalam tentang dirinya.

Annoying But Sexy Guy With Me - Robert SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang