Part •7

25 6 3
                                    

HAPPY READING



Stella tersenyum senang. Akhirnya Rexy mau berbagi cerita sedikit dengannya. Meskipun hanya sedikit tapi dapat menghangatkan hati Stella.

Rexy melepaskan pelukannya dengan Stella. Mungkin tidak ada salahnya berbagi sedikit masalahnya kepada Stella.

"Selama setahun bersahabat, ini pertama kalinya lo nunjukin kelemahan lo didepan gue" Stella berucap pelan

"Inilah gue yang sebenarnya Stella. Cewek manja, ngeselin, dan cerewet. Cewek lemah dengan sejuta luka. Dan gue rasa lo perlu tau" Rexy tersenyum

Stella hanya tersenyum dan kembali memeluk Rexy. Stella tidak bertanya lebih, biarkan Rexy yang bercerita sendiri.

"Yang perlu Lo tau, gue tulus bersahabat sama lo,Re"

"Gue tau. Tapi apa lo mau sahabatan sama gue setelah lo tau masalalu gue?" Rexy menatap Stella sendu

"Seperti yang gue bilang. Gue tulus sahabatan sama Lo. Mau bagaimanapun keadaan lo, gue akan ada disamping lo,Re"

"Makasih Stella. Gue harap hanya Lo yang tau gue yang sebenarnya"

"Sure....Eh udah dong menye menye nya"

Mereka tertawa meskipun air mata masih membekas.

"Tapi gue penasaran, kenapa lo tadi pergi ninggalin gue?" Dan akhirnya sifat kepo Stella kembali

"Dia adalah bagian dari masalalu gue"
Rexy hanya menunduk

"Revano? Jadi itu alasan Lo bolos?"

Rexy hanya mengangguk.

"Satu hal yang perlu Lo tau Stella" Rexy menatap Stella intens.

"Gue benci pengkhianat" lanjut Rexy

Stella yang ditatap seperti itu hanya meneguk ludahnya.

"Gue akan berusaha jadi sahabat yang baik dan selalu ada disamping lo. Bagaimanapun keadaan lo, Rexylina"

Akhirnya Stella dapat merasakan menjadi sahabat yang berguna untuk Rexy.

Disisi lain, Gaffa sampai di rumah bertepatan dengan Stella yang pulang. Dan Rita langsung menceritakan semuanya kepada anak sulungnya itu.

Gaffa menghela nafasnya. Masalah kembali datang.

*****

Hari ini Rexy tidak diijinkan untuk sekolah oleh Rita dan Gaffa. Mereka tidak mau Rexy kenapa napa. Akhirnya Rexy cuma rebahan sambil nge-game.

Sebenarnya game hanya untuk mengalihkan pikiran Rexy dari masalahnya. Rexy menghela nafas, benar benar membosankan.

Rexy bangkit dari tidurnya. Membuka laci meja yang diatasnya terdapat buku dan beberapa alat make up. Rexy mengambil selembar foto dari sana.

Rexy memperhatikan foto itu sambil tersenyum. Foto itu memperlihatkan bocah laki laki yang menyandarkan kepalanya di bahu bocah perempuan. Begitu lucu, pikirnya. Tapi sekarang keadaannya sudah beda.

 Tapi sekarang keadaannya sudah beda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RexylinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang