Part •11

19 3 0
                                    

HAPPY READING

Bel sekolah berbunyi 5 menit lagi dan Revan malah melamunkan sesuatu yang tidak jelas. Eh jelas sih, karna dapat dipastikan jika Revan melamunkan Rexy. Hari ini Revan ingin bertemu Rexy tapi sialnya Rexy selalu bisa menghindarinya. Revan mengacak rambutnya frustasi.

Daren berdecak malas mendengarkan ocehan guru didepannya.
"Xel?" Panggil Daren kepada Axel yang hanya dibalas gumam an.

"Kenapa tadi ga bolos aja sih?" Daren menggerutu. Axel menoleh dan menggelengkan kepalanya heran. Bisa bisanya diajak tobat malah pengennya maksiat.

"Bentar lagi pulang elah" ucap Axel memutar bola matanya malas

Daren melihat jam yang melingkar ditangannya dan tersenyum
"Oke gue itung sampe 3 kalo ga bel nanti gue traktir Lo" ucap Daren tersenyum menjijikkan -menurut axel

"Oke itung aja" Sebenarnya Axel malas meladeni Daren tapi di iyain aja lah biar cepet.

"Satu.....dua.....tig-

Kringgggg....dan benar saja bel langsung berbunyi. Axel memandang takjub sahabat nya itu yang kelakuannya udah kaya cenayang.

"Yesss...gue ga jadi traktir Lo" ucap Daren seraya tertawa

Axel memutar bola matanya malas. Sahabatnya satu ini benar benar gila. Axel juga sempat heran, bisa bisanya dia bersahabat dengan makhluk seperti Daren. Tapi yasudahlah terlanjur juga.

Revan berjalan gontai keluar kelas menuju parkiran. Tanpa sengaja dia melihat Rexy berdiri disamping gerbang seperti sedang menunggu kedatangan seseorang.

Rexy dibuat kesal oleh abangnya. Bagaimana tidak? Katanya Gaffa akan menjemputnya, tapi ditunggu dari tadi nggak nongol nongol. Rexy mencoba menelfon Gaffa, tapi sialnya ponsel Gaffa tidak aktif. Daripada menunggu Gaffa yang tidak jelas kapan datangnya, lebih baik Rexy menunggu angkutan umum saja.

Rexy berjalan gontai menuju halte. Disana tampak sepi, karena angkutan umum yang pertama sudah lewat sejak tadi. Rexy duduk dihalte sembari memainkan ponselnya, nge game yang pasti. Saat sedang asyik asyik nya bermain, tanpa dia sadari ada seseorang yang telah duduk disampingnya dan memperhatikan wajah manisnya itu.

*****

Revan yang ingin masuk kedalam mobil harus diurungkan ketika melihat Rexy berjalan gontai menuju halte. Entah naluri dari mana, Revan malah ikut menyusul Rexy ke halte. Dapat dia lihat, Rexy sedang berkutat dengan ponselnya. Karena Revan tidak ingin mengganggu Rexy, dia memilih duduk diam diam disamping cewek itu. Senyum simpul tercetak diwajah Revan ketika melihat wajah Rexy yang serius memainkan game nya.

"Belum pulang?" Tanya Revan pelan

Rexy tersentak mendengar suara itu. Orang yang ingin dia hindari untuk sementara. Katakanlah Rexy pengecut karena menghindar dari masalah. Tapi kalian tidak tau saja bagaimana rasanya menjadi Rexy.

Rexy menolehkan kepalanya kearah Revan. Tatapannya tajam namun menyiratkan kekecewaan. Tanpa menjawab, Rexy beranjak untuk meninggalkan tempat itu. Namun Rexy menghentikan langkahnya ketika Revan kembali bersuara.

"Sampai kapan kamu terus menghindari aku?" Ucap Revan dengan nada bergetar

Rexy sekuat tenaga menahan air matanya yang sudah berada di pelupuk mata. "Sampai gue mengikhlaskan perbuatan yang penah lo lakukan" ucap Rexy tanpa menoleh kearah Revan.

Rexy melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda. Revan menatap punggung Rexy yang semakin menjauh dengan sebuah senyum kecut diwajahnya.

*****

Rexy berjalan gontai disamping trotoar. Air mata yang sempat dia tahan akhirnya terjatuh, membentuk sungai kecil dipipinya. Bodoamat dengan tatapan orang orang disekitarnya yang menatapnya dengan tatapan aneh.

Tin tin

Rexy menoleh mendengar suara klakson mobil disampingnya. Ternyata itu mobil Gaffa, Rexy segera menghapus air matanya. Jangan sampai abangnya tau. Cukup dia saja yang merasakan, Rexy tidak mau sampai Gaffa mengkhawatirkan nya.

Gaffa menurunkan kan kaca mobilnya. Menatap Rexy dengan tatapan aneh. "Cepetan masuk!"

Rexy segera masuk kedalam mobil tanpa suara. Gaffa yang menatap aneh adiknya, tumben berubah jadi pendiem.
"Kamu kenapa?" Tanya Gaffa penuh selidik sebab Gaffa melihat mata Rexy yang agak sembab.

Rexy gelagapan, bingung harus menjawab apa. Dia tidak ingin Gaffa khawatir. "Nana sebel sama abang, kenapa lama banget sih jemputnya. Mana tadi ditelfon gak aktif lagi" ucap Rexy merajuk. Rexy menghela nafasnya lega, karena ada sebuah alasan yang menurutnya tepat.

"Maaf, tadi Abang ketemu klien jadi agak lama" ucap Gaffa pelan, tangannya terangkat mengelus kepala adiknya.

"Untung hari ini Nana lagi baik, kalo enggak..... Abang udah Nana cincang buat makanan buaya" Rexy menatap abangnya sebal.

Gaffa bergidik ngeri membayangkan dirinya jadi santapan buaya.
"Tega amat sama Abang sendiri"

"Bodoamat" Rexy benar benar kesal. Dia menolehkan kepalanya ke luar, terlihat jalanan ibu kota yang selalu macet.

"Jangan manyun mulu, udah jelek tambah jelek" Gaffa malah semakin gencar menggoda Rexy.

"Abangggg" Rexy merengek sambil meghentak hentakkan kakinya kesal.

"Es krim mau?" Tanya Gaffa tanpa menoleh

"Mauuuuu" ucap Rexy berbinar seperti anak kecil.

"Peluk dulu tapi" Gaffa merentangkan sebelah tangannya menyambut Rexy dan dengan senang hati Rexy menerima nya. Gaffa mengecup pucuk kepala Rexy, tangannya mengelus pundak Rexy dengan sayang.

*****

"Assalamualaikum mamaaaaaa" Rexy melangkahkan kakinya kedalam rumah.

Rita yang sedang asyik menonton sinetron tidak menghiraukan panggilan anak gadisnya itu, hanya menjawab salamnya dengan gumaman.

Rexy yang tidak mendengar adanya balasan dari sang mama menoleh kearah Gaffa yang berada disampingnya. "Bang, mama kemana?"

"Auk" balas Gaffa cuek melangkahkan kakinya ke lantai atas, ke kamar tentunya. Gaffa sangat lelah karena mengurus segala urusan kantor.

Saat hampir melewati ruang keluarga, sayup sayup Rexy mendengar sebuah lagu.

Kumenangis~

Membayangkan~

Betapa kejamnya dirimu atas hidupku~

Kau duakan cinta ini~

Kau pergi bersamanya~~

Rexy menghela nafasnya, lagu yang paling Rexy benci hingga ingin sekali Rexy membanting televisinya ketika mamanya menonton tayangan itu. Sebenarnya apa sih yang menarik dari tayangan itu. Hanya menceritakan curhatan hati seorang istri yang diselingkuhi, dianiaya, diduakan dan akhirnya menyesal. Rexy ingin muntah ketika melihatnya. Entah kenapa mamanya begitu menyukai tayangan itu.

Ah ya, dan jangan lupakan tayangan yang berjudul az*b. Menurutnya itu benar benar berlebihan. Mana ada mayat sebelum dikuburkan udah kena azab,  bukankah azab seseorang yang sudah meninggal itu rahasia Sang Pencipta? Aish.. bodoamat lah gapeduli juga. Lebih baik Rexy menonton Upin Ipin yang menurutnya lebih seru dan ga ngebosenin.

Bodoamat dengan mamanya, lebih baik Rexy segera menuju kamar dan membersihkan diri.

.
.
.
.
.
.

Ilmi kembali lagi nih...

Gimana? Masih stay at home?

Semoga wabah ini cepet berlalu ya...

Ilmi rindu sekolah masa'(
Rindu temen yang suka barbar dikelas, rindu ribut dikelas, rindu gibahin guru, rindu mantengin doi juga hiks'(

Ilmi malah curhat ihh..

Jangan bosen nunggu cerita ini ya...

Love you all❤️

Don't forget to voment 💚

~ILS~

RexylinaWhere stories live. Discover now