Part •12

7 1 0
                                    

Halo guys...

Gimana kabarnya semua?
Lama banget ga update😭

Maaf ya lama ga up, soalnya tugas bejibun banget😭

Sekolah online bikin pusing tau ga😭

Nyesel banget gue dulu pernah berharap ada libur panjang di 2020, ternyata malah kaya gini😭

Tapi alhamdulillah ya, wabahnya udah reda tinggal nunggu aja

Okedeh, daripada dengerin keluh kesah gue yang unfaedah, lebih baik langsung baca aja kuy
.
.
.

HAPPY READING

Rexy begitu santai menikmati soto di kantin, padahal ini sudah waktunya jam pelajaran dimulai. Kantin tampak begitu sepi namun Rexy malah menyukainya. Hari ini Rexy tidak sempat sarapan karena Gaffa terburu buru ke kantor. Rexy ingin naik angkot saja sih tadi, tapi seperti biasa sikap alay abangnya membuat Rexy harus bersabar.

Sebenarnya ini hanya kedok Rexy untuk membolos. Bisa saja dia sarapan sejak pagi sebelum bel masuk berbunyi, tapi yang namanya Rexy selalu mencari kesempatan dalam kesempitan.

Dari arah toilet, Rexy melihat dua cewek menatapnya dengan tatapan tidak suka. Mereka berbisik bisik dengan sesekali melirik ke arahnya. Rexy menghentikan aksi makannya lalu menatap keduanya tajam. Mereka yang merasa diperhatikan menoleh, mendapati tatapan Rexy yang terkesan membunuh. Keduanya saling menyenggol bahu seolah saling menyalahkan. Rexy menaikkan sebelah alisnya seolah meminta penjelasan. Mereka gelagapan dan langsung ngacir begitu saja melewati Rexy. Berada di dekat Rexy memang tidak baik untuk kesehatan jantungnya. Mereka merutuki mulutnya yang seenak jidat menggibahkan Rexy tanpa memahami situasi. Rexy malah menyeringai, orang seperti mereka hanya berani dibelakang saja. Pengecut!

Saat sedang asik makan, kursi didepannya digeser oleh seseorang. Rexy mendongak, hampir saja dia tersedak. Rexy melanjutkan makan dalam diam, tidak menghiraukan orang didepannya. Makanan Rexy habis, dia meminum teh dan segera beranjak. Belum sempat Rexy berdiri tegak, sebuah tangan menggenggam pergelangan tangannya, tangan Revan. Rexy menghela nafas.

"Boleh kita bicara sebentar?" Ucap Revan memohon

Rexy mendudukkan dirinya lagi, menatap Revan datar. "Apa lagi?"

"Apa kamu nggak mau dengerin penjelasan aku dulu?" Revan berkata pelan

"Apa yang mau Lo jelasin? Lo mau bilang kalau itu bukan keinginan Lo. Semua yang Lo lakuin ada alesannya, gitu?. Basi!" Sarkas Rexy

Revan menghela nafas. Sebenci itukah Rexy dengannya? Bahkan bahasa Rexy saja sudah berbeda dengannya. Rexy berubah, gadis ceria itu menjadi gadis yang dingin. Tapi Revan tidak menyerah, dia akan tetap menjelaskan semuanya meskipun sia sia. "Kalau emang itu kenyataannya, apa kamu percaya?" Ucap Revan tetap mencoba tersenyum.

Rexy tertawa sumbang. "Menurut Lo?"

Revan kembali menghela nafas. Dia menatap Rexy dalam. "Kalau kamu emang nggak percaya...nggak papa kok. Tapi tolong...dengerin penjelasan aku meskipun itu sia sia dan kamu anggap basi" Revan tersenyum namun menyiratkan luka.

Rexy terdiam, dia balas menatap Revan. Rexy menelan ludahnya melihat tatapan Revan yang memohon. Rexy tidak bisa melihat tatapan itu, tatapannya membuat Rexy semakin terluka.

"Oke" Rexy mengalihkan tatapannya

"Besok aku jemput" Revan tersenyum simpul

Rexy hanya menggumam dan segera beranjak.

***

Stella merutuki Rexy yang tidak mengajaknya membolos. Dia menghembuskan nafas kasar, tampak sangat kesal.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 02, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

RexylinaWhere stories live. Discover now