Part •10

17 4 0
                                    

HAPPY READING

Sesampainya dirumah rexy tidak langsung masuk, dia malah berdiri didepan pintu sambil menggigiti kuku nya.

Sebenarnya Rexy takut kalau abangnya marah, Karena pulangnya begitu larut. Bahkan jantungnya berdetak tidak karuan. Apakah ini yang dinamakan cinta? Aish.... Rexy membuang jauh jauh pikiran konyol itu.

"Ketok nggak ya? Kalo gue ketok nanti Abang sama mama marah gak ya? Tapi kalo gak gue ketok, nanti gue masuk dikira maling lagi" Rexy bermonolog sendiri memunggungi pintu.

Tanpa dia sadari, sedari tadi Gaffa memperhatikan adiknya yang berbicara sendiri seperti orgil.

"Mau sampe kapan disitu?" Rexy terkejut hingga menjatuhkan kantong plastik yang dibawanya. Tentunya pesanan Gaffa.

Rexy membalikkan badan sambil cengengesan tidak jelas.
"Abang udah lama disitu?"

Gaffa hanya menatapnya datar tanpa suara. Rexy memungut kantong plastik berisi makanan yang sempat dia jatuhkan.

"Jam berapa ini? Dari mana aja kamu? Ini udah malem banget, kamu itu anak cewek gak baik jam segini baru pulang. Kam-

Rexy memasukkan sebuah martabak ke mulut Gaffa yang entah sejak kapan diambilnya.

"Hehe kita masuk dulu ya bang? Nana laper" ujar Rexy meringis

Gaffa melotot. Dasar adek laknat, bisa bisanya Abangnya di giniin. Awas aja ya! Eh tapi martabaknya enak btw.

Rexy mendudukkan bokongnya di sofa ruang tamu. Dia menahan tawa melihat ekspresi Gaffa yang menurutnya lucu.

Gaffa menatap horor adiknya yang cekikikan. Dia ikut mendudukkan bokongnya di samping Rexy. Daripada memperhatikan adiknya yang menyebalkan, lebih baik dia memakan martabak yang dibelikan Rexy.

Rexy ikut memakannya sambil terus memperhatikan wajah abangnya yang masam. "Mama udah tidur? Padahal Nana beli banyak"

"Udah. Halah.. nanti juga habis kamu makan. Sok sok an banget" ucap Gaffa dengan santainya

"Bang Gaga kok nyebelin, Nana ngambek nih" Rexy mengerucutkan bibirnya

"Dah...cepet habisin terus tidur!"

"Hmm iya iya"

Mereka makan dalam diam. Benar apa yang dikatakan Gaffa. Martabaknya dihabiskan Rexy. Bahkan Gaffa hanya makan beberapa potong saja. Entah perut Rexy terbuat dari apa. Gaffa hanya menggeleng kan kepalanya.

"Yaudah Nana tidur, bubay bang" setelah itu Rexy berlari kecil menuju kamarnya.

Gaffa tersenyum tipis melihat adiknya yang terlihat gembira. Dia bersyukur karena Rexy melupakan masalahnya sejenak.

*****

Hari ini Rexy berangkat sekolah diantar oleh Gaffa. Sebenarnya dia ingin naik angkot saja, seperti biasanya. Tapi yang namanya Gaffa, tidak membiarkan adiknya berdesak desakan dengan orang banyak, alay.

Sesampainya di kelas, Rexy langsung menelungkup kan wajahnya di meja.
Stella yang melihat kelakuan sahabatnya berdecak.
"Masih pagi woii! Jangan ngebo mulu idup Lo!"

Rexy mendongak, menatap Stella dengan wajah garang. Stella yang ditatap seperti itu hanya meringis.

Bel berbunyi nyaring pertanda pelajaran akan segera dimulai. Sebenarnya Rexy tidak betah duduk didalam kelas. Apalagi hari ini pelajaran Bu Marta, guru fisika paling killer yang dibenci seluruh siswa termasuk Rexy. Hasrat ingin membolos nya benar benar tinggi.

"Bolos aja lah, gurunya juga belum dateng" gumamnya dalam hati.
Rexy yang ingin beranjak dari kursinya harus diurungkan. Karena......Bu Marta udah berdiri ditengah pintu sambil berkacak pinggang dan parahnya beliau membawa penggaris dari kayu yang besar.

RexylinaWhere stories live. Discover now