Chapter 4 : Daegu

788 111 12
                                    

Malam telah berganti pagi bagi Sana. Hari baru telah dimulai untuk dirinya. Status nya kini telah berubah. Ia resmi menjadi istri seorang Kim Taehyung. Pria muda yang kini menjadi bagian penting dalam hidup nya.

Sana belum tahu saja. Sebenarnya malam masih panjang, hari baru masih lama untuk teraih. Hanya status nya saja yang berubah, nasib nya belum ditentukan.

*

Disinilah Sana sekarang. Rumah besar bak istana yang hanya dihuni oleh diri nya dan Kim Taehyung. Dia baru sampai beberapa menit yang lalu, ia mulai mengistirahatkan tubuhnya sambil memijat kaki nya sendiri.

Ia benar-benar tidak bisa beristirahat sejak matahari terbit tadi. Taehyung langsung membawa nya ke Daegu setelah pernikahan selesai.

Dan sedari tadi, mereka benar-benar tidak saling bicara. Bagai ilusi tak berujung, hanya keheningan yang terasa bahkan di rumah ini sekarang tak ada yang memulai pembicaraan.

Sana mulai merapikan barang-barang nya setelah ia merasa istirahat nya sudah cukup.

Apa yang pria Kim itu lakukan? Pria itu sibuk dengan ponsel nya sejak tadi. Sana merasa ada hal penting yang harus Taehyung selesaikan dengan ponselnya, jadi ia diam saja dan tidak ikut campur.

Setelah selesai merapikan kamar nya, Sana kembali turun ke ruang tamu. Dan mungkin sekarang lah, tugas nya sebagai istri yang baik di mulai.

"Taehyung-ssi. Apa kau menginginkan sesuatu? Apa kau ingin teh atau kopi? Aku akan membuatkan nya." tanya nya sedikit canggung.

"Tidak." jawab pria itu tanpa menatap Sana yang masih berdiri disana.

"Kurasa kau juga lelah, mungkin minum minuman hangat akan menenangkan."

"Apa kau tuli?! Aku bilang tidak ya tidak!" suara Taehyung meninggi, lantas membuat Sana terdiam. Walaupun bentakan itu tak sekeras yang selalu dilakukan ayah nya, tapi tetap saja itu menyakiti nya.

"Mianhae, aku hanya-

"Menjauhlah dariku! Aku sedang sibuk!"

Sana berbalik lalu kembali ke kamar nya. Sebenarnya bentakan sudah biasa untuk nya, tapi kali ini ia benar-benar mengeluarkan air mata.

"Kenapa aku menangis? Aku bahkan belum mencintai nya."

Sana membasuh wajah nya, ia tak ingin Taehyung melihat nya.

"Sana, ini baru hari pertama. Kau akan terbiasa nanti." gadis itu menyemangati diri nya sendiri, ia harus terlihat seperti tidak terjadi apa-apa. Bagaimana jika pria Kim itu mengatainya cengeng? Itu pasti memalukan.

Sana kembali turun ke bawah. Ia melihat Taehyung mengambil jaket nya, hendak pergi.

"Kau mau kemana?" tanya nya dengan senyuman.

"Bukan urusanmu." pria itu acuh lalu pergi keluar di malam yang sudah larut seperti ini.

"Sabar Sana... Berfikirlah positif."

*

*

Dentuman musik keras itu terdengar di seluruh penjuru tempat dengan lampu-lampu yang berkedip-kedip. Banyak orang menari di tengah-tengah nya, bahkan bercumbu tanpa rasa malu.

Taehyung ada di antara mereka, namun ia hanya duduk di dekat meja bar sambil minum beberapa gelas wine. Banyak wanita yang menggoda nya sedari tadi, namun pandangan tak dapat teralih dari wanita yang kini tengah menari dengan lihai nya di tengah-tengah orang yang tengah menari lain nya.

Wanita dengan dress merah sepaha itu terlihat seksi sambil menggoyangkan tubuh nya dengan ekspresi wajah yang bisa membuat siapapun tergoda. Paras cantiknya dengan rambut hitam lurus itu melengkapi sempurna nya wanita itu.

Wanita itu menyadari bahwa Taehyung memperhatikan nya sedari tadi, dengan sedikit huyung ia mendekati pria itu.

"Chagiya... Ayo kita berdansa." ucap wanita itu dengan aegyo nya yang membuat Taehyung tersenyum, namun pria itu menggeleng.

"Aku tidak bisa menggoyangkan pinggulku sebaik dirimu."

"Ayolah... Bagaimana jika sebuah ciuman panas?" wanita itu mulai mendekati Taehyung, lalu mulai mengecup bibir pria itu. Namun Taehyung segera mendorong nya pelan.

"Irene jangan lakukan itu."

"Wae?? Kau tidak mencintaiku? Kau tahu bagaimana perjuangan ku merelakan mu dengan gadis itu? Aku bahkan kembali ke kota ini supaya bisa terus bersamamu. Apa kau sudah jatuh Cinta pada gadis beruntung itu? Ayolah... Jawab aku!"

Namanya Bae Joohyun, tapi orang-orang mengenal nya dengan nama Bae Irene.

Wanita itu memukuli dada Taehyung sambil menangis. Taehyung mengerti kalau wanita ini merasa sangat sedih hingga mabuk berat seperti ini. Semua ini salah nya.

Segera Taehyung rengkuh gadis itu dalam pelukan nya. Ia berniat menenangkan nya, dapat ia rasakan air mata gadis itu masih mengalir di pakaian nya.

"Hanya kau wanita yang kucintai. Tak ada yang lain."

"Jinjjayo? Kau akan meninggalkan nya kan??"

"Aku akan meninggalkan nya, aku berjanji." ujar Taehyung mengelus Puncak kepala gadis yang tengah mabuk itu.

Gadis itu melepaskan pelukannya dengan senyuman, dan itu juga terbalaskan oleh Taehyung.

"Hei tuan! Bawakan aku sebotol anggur yang paling enak disini!" Irene menggebrak meja bar itu. Namun Taehyung menggenggam tangan nya.

"Jangan minum lagi, kau sudah berantakan."

"Bukankah seharusnya kita merayakan pernikahan mu? Kajja, kita minum banyak hari ini." Irene menggeleng cepat, ia benar-benar kecanduan untuk minum terus menerus saat ini.

"Tidak. aku kemari untuk minum sedikit dan menjemputmu. Barista mengatakan kau sudah 5 jam disini."

"Tapi?! "

"Tidak ada tapi-tapian. Ayo kita pergi dari sini."

Akhirnya Irene menurut. Taehyung berdiri dari tempatnya namun ia lihat Irene masih dengan santai nya duduk di kursi sambil meminum minuman nya yang sisa satu gelas.

"Kajja!"

"Aku ingin pulang, tapi kaki ku terlalu lemas untuk berdiri." ujar nya dengan manja, Taehyung hanya menghembuskan nafas nya pelan lalu mengangkat tubuh wanita itu dengan gaya bridal style menuju mobil nya.

"Aku ingin duduk di depan!"

"Tidak! Kau di belakang saja, nanti kau muntah."

"Ayolah Chagi, aku ingin terlihat seperti pasangan mu dengan duduk di sebelah mu." Irene bukan seseorang yang cerewet, tapi kalau mabuk memang akan jadi seperti ini. Tapi Taehyung menyukainya.

"Tidak boleh... Duduk di mana pun kau itu tetap kekasih ku. Tidurlah, kita akan sampai dalam 15 menit."

Taehyung sangat menikmati waktu nya dengan Irene sampai ia melupakan bahwa seseorang tengah menunggu nya di rumah dengan rasa khawatir yang tak bisa di tebak.

*

"Kemana pria itu, ini sudah lewat pukul 2 pagi." Sana melirik jam, dari tadi ia tidak tidur walaupun lelah demi menunggu suami nya pulang.

"Ini tidak normal, bukankah seharusnya dia lelah? Dia tidak istirahat sama sekali sejak pagi." Sana menggigit kuku jarinya khawatir. Kemana pria itu pergi? Ia benar-benar penasaran akan hal itu.

Apa jangan-jangan, Taehyung pergi bersama wanita yang nyonya Kim katakan? Tapi bukankah wanita itu ada di Seoul?

Sana memijat keningnya, ia pusing memikirkan hal itu. Tapi kemungkinan besar, Taehyung memang melakukan hal negatif yang ada di benaknya.

"Kumohon... Pulang lah."




















Tbc!

Apa yang akan kalian lakukan jika jadi Sana?

The Reason Why [TaeSana]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang