Chapter 8 : I'm Not Your Queen

741 110 14
                                    

Menjadikan dirimu sebagai seorang Ratu di kehidupan seseorang tak selalu berjalan baik. Jangan lupa kalau seorang Raja pasti memiliki selir.

Seorang Ratu tengah menangis saat ini. Ia merasa dirinya sudah tak berguna lagi.

Seorang Ratu pasti selalu menjadi tokoh utama, menjadi seseorang yang dihormati, dan paling dicintai Raja.

Tapi... Ratu yang satu ini merasa dirinya bahkan lebih rendah daripada selir Raja. Ia terlahir untuk selalu menderita. Kenyataan itu benar-benar membuatnya membenci diri nya sendiri. Bahkan ia tak bisa melakukan apa-apa disaat-saat genting seperti ini.

"Jika aku adalah Ratu mu. Seharusnya mahkota itu ada di Puncak kepalaku, bukan orang lain."

*

"Yak! Kau itu kenapa?! Bangunlah!" seseorang mengulurkan tangannya, Sana bahkan tak berani menatap nya.

Pria itu mengintip dan melihat apa yang Sana lihat juga. Ia benar-benar geram.

"Memang keterlaluan Taehyung itu! Dia harus diberi pelajaran!" pria itu hendak berjalan kesana, tapi Sana menahan nya.

"Jangan tuan, Jebal... Jangan melakukan apapun padanya... Hiks!" Sana menatap pria yang menolong nya tadi dengan mata sembab menyedihkan nya.

Pria itu terlihat tak tega melihat Sana. Gadis itu terlihat sangat miris.

"Kalau begitu, kita harus keluar dari sini terlebih dahulu." pria itu membantu Sana berdiri, lalu melindungi nya dari orang-orang yang menatap Sana dengan nakal.

Akhirnya mereka bisa keluar. Sana tak bisa berhenti menangis walaupun ia sudah sangat lelah.

"Apa kau sudah tak waras?! Dia itu suamimu! Dia berselingkuh dan melakukan hal menjijikkan itu di hadapan mu? Yang benar saja, kau hanya diam. Kau itu bodoh atau apa?!" bentak pria itu, ia benar-benar heran dengan gadis satu ini. Tadi gadis itu sangat antusias saat bertanya dan ingin menyusul suaminya, tapi ternyata dia sangat lemah.

"Huwaaa...." tangis Sana pecah. Pria itu merasa panik, apakah dia terlalu keras dalam membentak nya?
"Uljima... Mian karena membentakmu."

"Hiks! Anniyo... Aku memang bodoh. Tapi apa yang bisa kulakukan?? Dia mencintainya, dia tidak mencintaiku. Tapi aku sangat mencintainya! Ottokhe?!! Hiks!" gadis itu menangis dengan kalimat-kalimat kejujuran nya yang membuat pria itu tak bisa berkata-kata. Ia yakin gadis ini sedang tidak mabuk.

Pria ini tak pernah menghadapi wanita yang menangis sebelumnya, ia jadi kebingungan.

"Um... Tunggulah disini, aku akan segera kembali. Jangan kemana-mana." pria itu pergi meninggalkan Sana yang masih berada di tempatnya dengan air mata yang tak kunjung mengering.

Tak lama kemudian, pria itu benar-benar kembali. Lalu ia menyodorkan sebotol air putih sedang untuk Sana.

"Apa ini?"

"Tenang, itu bukan wine atau minuman keras lainnya. Ini hanya air putih. Minumlah dan tenangkan dirimu."

Sana sedikit ragu, tapi akhirnya ia menerima nya.

Pria itu menenangkan nya sejak tadi. Ia merasa lebih baik untuk sekarang ini.

"Kau mengatakan untuk tidak mempercai dirimu tadi. Tapi kau sangat baik, aku tak mengerti." Snaa menatap pria itu penasaran.

"Yak nona! Aku bukan orang jahat. Aku paling tidak suka melihat seorang wanita menangis. Ya walaupun aku sering bermain dengan mereka, tapi itu tak serius. Dan kau, cukup menarik perhatian ku."

The Reason Why [TaeSana]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang