Chapter 9 : Take Care Of Him

894 116 14
                                    

Sana baru bisa tertidur saat jam telah menunjukkan pukul 3 pagi lalu ia terbangun pukul 5 pagi. Seharian dia hanya tidur 2 jam.

Apa alasan dia terbangun? Padahal ia muncul atau tidak pun, Taehyung tak akan peduli. Dan lagi-lagi, alasan nya sama. Untuk pria Kim itu.

Sana mendengar pintu rumah terbuka kasar, lalu turun dan melihat Taehyung pingsan di depan pintu.

Melihat wajah pria itu, mengingatkan nya kepada kejadian buruk semalam. Tapi menurutnya lebih menyakitkan lagi, melihat pria itu terlihat sakit.

Ia mencoba mengangkat pria itu di punggung nya dengan susah payah ke lantai dua. Tubuh pria itu lebih besar dari nya, jadi wajar saja jika dia kesulitan.

Taehyung tak sadarkan diri, Sana merasa khawatir. Ia merebahkan tubuh pria itu ke atas tempat tidur milik si Pria Kim dengan hati-hati.

Perlahan ia melepas sepatu pria itu, lalu memperhatikan wajah pria itu yang semakin memerah.

Sana berusaha untuk tidak panik, tapi kekhawatiran nya melunjak tinggi. Ia bingung harus melakukan apa. Jika ingin pria itu cepat sembuh ia harus merawat nya, tapi Taehyung tak akan senang jika ia menyentuhnya.

"Ya Tuhan, apa yang harus kulakukan?"

Sana semakin khawatir, karena pria itu mulai mengeluarkan banyak keringat dan menunjukkan ekspresi kesakitan nya.

"Taehyung-ssi, kuharap kau tak marah karena aku melakukan ini." Sana meminggirkan rambut yang menutupi kening pria itu. Rambutnya basah, tentu saja karena pria itu mengeluarkan banyak keringat.

Sana menyentuh dahi pria itu dan menyamakan nya dengan suhu tubuhnya. Tepat seperti dugaan nya, pria itu mengalami demam.

Sana terkejut karena tiba-tiba pria itu menggenggam tangan nya. Ia ber ekspetasi kalau pria itu akan membentak nya. Tapi ternyata tidak.

"Bisakah kau lakukan sesuatu untukku?" Sana menatap pria yang sudah membuka mata nya itu.

"A-apa yang bisa aku lakukan untukmu?"

"Rawat aku."

"Hah??"

"Rawat aku, Jebal... Aku benci kesakitan." Sana tak mengerti maksud nya tapi ia menganggap itu sebagai suatu permohonan.

"Arraseo. Apa kau merasa ingin muntah? Akan kuantarkan ke toilet." tanya Sana sedikit ragu.

"Eung. Perutku mual."

Sana membantu Taehyung berdiri. Ia membantu nya berjalan menuju ke toilet. Tak sadar ia tersenyum melakukan nya. Seperti Tuhan telah memberinya harapan yang baru setelah ia terjatuh.

Setelah membantu Taehyung kembali ke tempat tidurnya, Sana mengambil kompres ke dapur. Dia memasangkan nya pada kening Taehyung.

"Akh..."

"Kenapa? Dingin?"

Pria itu mengangguk. Astaga, Sana bahkan tak tega untuk membencinya. Sekarang dia tak ada beda nya dengan anak kecil yang sedang sakit

"Apa dirumah ini ada obat?" tanya nya.

"Ada di lemari ketiga di dapur."

"Kalau begitu, tidurlah sebentar. Aku akan memasakkanmu bubur dan mengambilkan mu obat."

"Tidak. Aku tidak mau bubur. Aku ingin hal lain yang lebih berasa." tolak nya. Memang begitulah kebiasaan Taehyung sejak kecil. Dia selalu menolak bubur ketika sakit.

"Baiklah, akan kubuatkan hal lain. Tapi apa kau yakin, kau bisa menelan nya?"

"Buatkan saja. Aku lelah!" pria itu memalingkan wajahnya, dia marah atau malu? Tak ada yang tahu.

The Reason Why [TaeSana]Where stories live. Discover now