Kertas perhatian

388 248 178
                                    

Pagi yang indah, senyum cerah dari bibir gadis muda ini semakin menambah keindahan pagi. Setiap orang ia berikan senyuman terindahnya, seakan lupa akan sesuatu.
Ya, Ersya bahagia akibat kertas semalam. Betapa memberikan stimulus bahagia di dalam hatinya. 

Tin!

"Woi, sya. Lu ngapain dah senyum-senyum di jalan? Aneh dah lu" kata Axel ketika melihat Ersya berjalan sambil tersenyum-senyum.

"Ee, enggak ah. Salah lihat kali" jawab Ersya gugup.

"Dih, lu kira gue buta! Dah ah, yok naik ke motor gue biar cepet nyampe sekolah!" kata Axel.

"Iya, iya bawel!" Kata Ersya lalu menaiki motor Axel, mereka pun menuju sekolah.

"Sya, lu udah sarapan belum?" kata Axel ketika mereka sudah sampai di sekolah.

"Oh iya, belum hehe" jawab Ersya cengengesan.

"Huftt, kebiasaan banget sih lu, yaudah ayo ke kantin bel masuk 20 menit lagi" kata Axel sambil menarik paksa tangan Ersya.

Mereka pun pergi ke kantin dan memilih tempat duduk yang paling ujung.

"Lu mau makan apa, sya?" tanya Axel

"Nasgor aja deh" jawab Ersya.

"Yaudah, lu tunggu di sini biar gue yang beliin" kata Axel

"Iya, jangan lupa kasih sambel banyak-banyak ya! Hehe" kata Ersya.

"Ga, ntar lo sakit perut lagi" jawab Axel

Kemudian Ersya memasang wajah cemberutnya.
"Iya, iya gue ambilin entar 1 ember cabe buat lu!" kata Axel sambil melengos pergi.

"Xel!!" panggil Ersya.

"Apa lagi?" jawab Axel dengan malas.

"Beliin juga teh hangat ya, hehe" pinta Ersya sambil cengengesan.

Axel tidak menjawab dan langsung pergi memesan. Ersya langsung tertawa melihat Axel yang sepertinya ngambek padanya.

"Eh eh eh, ada neng Ersya, gue duduk di sini ya. Lumayan kan nemenin elu yang ngejomlo di sini ya kan ya kan?" kata Carlos yang tiba-tiba muncul.

" Iye, tapi lu kenapa gak langsung ke kelas?" tanya Ersya.

"Gue kan tau kalo lo di sini sendirian, jadi jiwa gue terpanggil untuk nemenin lo, ya mau makan dong, sya" kata Carlos

"Lah, makanan lo mana? Lo mau makan meja?" tanya Ersya sambil tertawa.

" Ih sabar dong, lagi diambilin sama kembaran gue"

"Dih, sejak kapan lo punya kembaran?" tanya Ersya sambil meledek.

"Masa lo gak tau sih sya, eh, tuh dia! Rava! Sini!" kata Carlos lalu melambaikan tangannya dengan lebay.

Ersya seketika melotot "Duh, dia ke sini lagi" kata Ersya dalam hati sedikit panik.

Entah kenapa Ersya tidak nyaman dengan orang baru apalagi bermuka dingin seperti Rava.
Ersya melihatnya sekilas, dia meletakkan 2 piring nasi goreng ke meja.

"Wih, makasih kembaran gue" kata Carlos.

"Eh, ada kalian!" kata Axel yang datang sambil membawa makanan untuk Ersya dan dirinya lalu duduk di samping Ersya.

"Nih, makan cepet" kata Axel
menyodorkan nasi goreng kepada Ersya.

"Iya, makasih ya" jawab Ersya.

" Eh, va, lu udah tau nama mereka belum?" tanya Carlos.

"Belum" jawab Rava.

" Parah lo Rav, kenalin gue Axel" kata Axel sambil berjabat tangan.

"Rava" kata Rava sambil tersenyum.

"Sya! Kenalan gih, makan mulu lo" kata Carlos.

"Eh, iya, gue Ersya" kata Ersya cepat dengan mulut yang penuh.

"Telan dulu" kata Rava

Eh?

"Hehe gue Ersya" kata Ersya dengan malu setelah menelan makanannya dan menerima teh hangat yang diberikan Axel. Astaga, saking tidak tenangnya Ersya, ia lupa untuk bersikap wajar.

"Rava" ucap Rava. Mereka pun menghabiskan makanan mereka lalu masuk ke kelas.

"Buset lu sya, gercep amat" kata Karin yang menarik tangan Ersya agar duduk di tempat Abeth yang belum datang.

" Hah? Gercep apaan?" tanya Ersya bingung.

"Ih lu mah sok gak tau, itu noh Rava! Kok lu bisa jalan bareng sama dia sih? Cemburu nih gue!" kata Karin centil.

"Oh itu, kan gue gak berduaan sama dia, ada Axel sama Carlos juga. Ngapain juga gue mau sama dia. Ih serem tau! Dingin gitu orangnya" kata Ersya.

" Ah, lu ga liat dia ganteng banget gitu? Lucu lagi!" Kata Karin sambil melihat Rava tersipu.

"Dah, ah gue mau ke tempat duduk gue" kata Ersya langsung pergi.

"Kenapa, sya?" tanya Axel.

"Ada deh, kepo amat lu!" kata Ersya.

"Dih pelit" Cela Axel.

Ersya menjulurkan lidahnya mengejek Axel.

Kemudian Ersya mengingat kertas semalam yang mampu membuatnya bahagia. Dia pun merogoh sakunya.

Habis baca ini lo harus makan.

Axel melirik aneh Ersya yang seperti kesurupan. " Eh, sya! Serem ah, lu ngapa dah senyumin kertas?"

"Sttt, kepo ah" jawab Ersya yang dihadiahi toyoran di kepalanya.

"Anak-anak, dengarkan ibu sebentar" kata ibu Lista yang tiba-tiba datang.

"Kalian diperbolehkan untuk belajar di rumah ka-"

"Yey!!! Yuhuuuuu!!" serentak sekelas apalagi Carlos yang langsung berjoget-joget ria.

" huftt, Ibu belum selesai bicara, nak" kata bu Lista sabar.

"Eh, iya bu. Maaf" kata anak-anak.

" Jadi, guru-guru dan kepala sekolah ada rapat dadakan jadi tidak bisa mengajar. Sehingga, kalian dipersilahkan belajar di rumah. Nah, kalian juga harus mengerjakan tugas ini ya, dikumpulkan besok" ucap bu Lista sambil memberikan kertas soal kepada setiap siswa. Sontak wajah-wajah cemberut ketika mendengar ada tugas yang harus dikerjakan.

"Ingat, kalian harus belajar ya, nak. Sudah kelas 12, oke? Kalian mungkin boleh belajar bersama dan membantu teman yang kurang mengerti. Paham?" kata bu Lista

"Paham, bu" jawab semuanya dengan nada yang lemas.

"Baiklah jika tidak ada pertanyaan ibu permisi" kata bu Lista pamit.

Yuhuu...
Hai sobat baca!
Hope you enjoy this part!
See you!

Deal With HURTSWhere stories live. Discover now