Harus kuat!

351 229 123
                                    

Aku tahu rasanya ditinggalkan dan aku pun tahu rasanya menahan sakit.

- Ersya

Happy enjoy reading, sobat baca!


***

13.00

Woiii, Axel..
Lu di mana dah gue tungguin dari tadi

Axel sobat unyu🙄
Hah? Kenapa, sya?

Buset dah nih anak ga ilang" kebiasaannya-_
Jadi gak?

Axel sobat unyu🙄
Ehheh jadi dong. Turun lo gue dah di bawah!

Ersya pun memgambil tasnya dan berlari ke bawah melihat apakah Axel berbohong atau tidak. Ternyata benar, Axel sudah menunggunya di luar dan sedang bersandar di motor sportnya dengan ganteng.

"Kuy, xel!"

"Kuy!"

"Kita mau belajar di mana?" tanya Ersya

"Ke Cafe Xxx, yuk"

"yuk"

Setelah 2 jam di cafe mereka pun memutuskan untuk menyudahi tugas mereka karena memang sudah selesai.
Mereka pun melanjutkan aktivitas dengan mengobrol sambil menyicipi makanan yang mereka pesan.

"Oh, iya sya lu masih jalan kaki pas berangkat sekolah?"

"heem, iya. Kenapa?"

"Mm bingung aja. Kenapa lu gak bawa mobil lo? Sayang mobilnya dianggurin, sya. Apa mau gue jemput aja ya?"

"Ga ah. Ntar gue ngeropotin elu lagi. Sebenernya gue males naik mobil ke sekolah. Irit bensin juga hehe"

"Buset nih anak. Nih ya secara bokap lo pengusaha, nyokap lo juga sekretaris pemimpin, pasti lah banyak uang jajan lo. Secara lo pun anak tunggal. Gapapa kali, sya gue jemput, guee gak repot kok"

Ersya tersenyum kecut mendengar penuturan Axel. Memang orang tuanya memiliki kekayaan yang mumpuni. Tetapi bagaimana dengan dirinya sendiri? Ia sedikitpun tidak lagi mendapat kasih sayang dari orang tuanya yang semakin lama semakin sibuk itu apalagi kini ia menjadi anak satu-satunya di rumah. Selain itu, Ia memang mendapatkan uang jajan dari orang tuanya tetapi ia belum pernah menggunakannya.

"Iya, kan ortu gue yang kaya. Gue mah kagak, lagian gausah xel. Kan rumah gue deket ke sekolah. 20 menit jalan dah nyampe, sekalian olahraga nih gue."

" Yaudah deh kalau itu mau lo" jawab Axel.

"Pulang yuk, xel udah jam setengah empat nih" dengan raut terkejut melihat jam.

15.28

Karena lupa melihat jam Ersya jadi lupa bahwa ia memiliki jadwal bekerja hari ini. Ia sedikit panik, takut kalau-kalau ia datang terlambat ke toko. Ia sudah berjanji untuk selalu mengemban tanggung jawab dengan baik dan datang tepat waktu kepada pemilik toko karena ia dulu sangat susah mendapatkan izin untuk bekerja sebab ia masih sekolah.

"Oke, tapi lo kenapa sya? Kok muka lo cemas?" tanya Axel.

"Eh gapapa kok, xel"

"Gue gak bodoh sya. Gue dah lama temenan sama elo. Jadi, plis jujur sama gue."

Seketika Ersya cemas, ia belum siap menceritakan kalau ia bekerja dan belum siap mengemukakan alasan ia bekerja. Ia pun memutar otak dengan keras. Sedangkan Axel menatap gadis di depannya dengan tatapan menunggu.

Deal With HURTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang