9 | JANINDRA

61 11 1
                                    

Seperti biasa, kantin maupun kafetaria selalu ramai. Bahkan disaat hari bebas seperti ini. Ya, hari ini hari Jumat. Dan seharusnya, para siswa mengikuti kegiatan ekstra seperti biasa. Bukannya malah nongkrong dan gosip cantik di kantin atau kafetaria. Karena di SMK Wijaya Bangsa, hari Jumat itu adalah hari bebas dimana seluruh siswa harus melakukan kegiatan ekstra dari pukul tujuh hingga pukul sebelas siang.

Tapi ya, yang namanya anak muda Masih remaja apalagi anak kelas sepuluh yang baru lulus SMP. Walau sudah masuk semester dua, tapi ya sama aja. Yang ada hari Jumat dijadikan hari bebas sebebas-bebasnya. Termasuk Chisbiya.

Gadis ini duduk dibangku kantin dengan segelas es teh dan sebuah buku terbuka. Matanya memandang setiap rentetan kalimat-kalimat yang membuat sebuah paragraf di novel itu. Apakah Chisbiya membaca Novel bucin? Mohon maaf nih, itu bukan gaya Chisbiya.

"The Eternity?" Chisbiya tersentak saat seseorang mengambil buku yang sedang ia baca dengan cepat. Gadis ini mengangkat kepala, melihat Leo yang membolak-balikkan buku itu dengan tidak minat.

"Kak," panggilnya. Leo yang mendengar hanya melirik dari ujung matanya.

"Ho?" Laki-laki itu duduk didepan Chisbiya."Ngapain lo, baca novel terus sih?" Tanya Leo sambil mengembalikan buku itu ke gadisnya.

Chisbiya mendengus kecil, "bosan." Jawabnya singkat. Lantas, gadis ini kembali menekuni kegiatan membacanya yang sempat tertunda. Tidak peduli kalau Leo akan memandangi nya seperti orang gila atau tidak.

Tapi, seketika, Chisbiya mengingat sesuatu yang harus dikatakan. "Kak, aku mau ngomong."

"Bukannya sekarang lo lagi ngomong?"

Leo ga salah sih, "jadi tadi malem, aku lihat orang yang nguntit aku lagi."

"Pakai hitam-hitam?" tanya Leo dengan mata membelalak dan tubuh yang menegak. Seperti dugaan Chisbiya. Leo akan bereaksi seperti ini. Dan jika Chisbiya mengatakan iya, sudah dipastikan Leo akan lebih khawatir daripada ini. "Iya."

"Sialan!" Leo menggebrak meja, membuat seluruh siswa yang ada dikantin terkejut dan juga memandang kearahnya. Chisbiya sempat menutup matanya, tidak tau jika Leo akan bereaksi berlebihan seperti ini.

"Dia sebenarnya siapa?"

Pertanyaan yang disampaikan Chisbiya membuat Leo memandang kearah gadis ini lagi. Leo menatapa Chsibiya lama sebelum menghembuskan nafas pelan, "dengar, lo kalau ketemu preman, genk motor atau apapun itu. Sebut nama gue oke, Simha. Bukan Leo," kata Leo dengan cepat membuat Chisbiya mau tidak mau mengangguk.

"Gue pergi telpon dulu." Lagi, Chisbiya mengangguk.

♠~~~~♠

"Bi, jadi, kalau semisal gue sama Bhirawa yang pergi, Kak Antares ga bakal sakit hati?"

Chisbiya mendengus lagi dan menatap Fathiah dengan pandangan datar. "Lo mau gue santet, apa gue bunuh?"

"Buset, you got me feelin like a psycho psycho. Uril bogo malhe jakku jakku."

"Fath."

"Oke, maap." Fathiah kembali memandang Chisbiya serius. "Tapi Bi, gue tuh masih sayang sama Kak Antares. Ga bisa gue benci sama dia gitu aja."

"Terus lo mau apa? Tetep jalanin hubungan lo yang toxic itu? Berapa kali gue bilang, pertahanin yang patut di pertahanin. Udah semester dua, bentar lagi UTS dan kenaikan kelas. Kak Antares juga mau kenaikan kelas dua belas, lo bisa bayangin ga kalau dia naik kelas dua belas?"

"Pasti rajin belajar."

"Bego," Chisbiya menjitak kepala sahabatnya ini sambil mengumpat. Fathiah mengadu kesakitan dan meringis mengelus jidatnya yang baru saja dijitak. Chisbiya menghembuskan nafas pelan. Memandang Fathiah dalam, berpikir apakah pantas ia mengatakan kalimat selanjutnya?

Lion King ( End Of The Beginning For Season 2 )Where stories live. Discover now