01. Ketauan Bolos

204 56 88
                                    

Bagi kebanyakan orang, keluarga adalah segalanya. Bagiku? Keluarga hanya beban yang selalu menyalahkanku disetiap situasi.


"Apa setiap pagi akan selalu begini" kesal seorang gadis yang baru saja terbangun akibat suara rusuh dari bawah kamarnya.

Gadis itu menyembunyikan kepalanya di bawah bantal. "Arghh!!" teriaknya frustasi ketika mengetahui keributan dibawah tak kunjung berhenti.

Mutiara bangkit dari kasurnya dengan wajah bantal sekaligus kesal. Mengambil handuk dan seraganya lalu masuk ke kamar mandi, mempersiapkan diri. Setelah beberapa menit, keributan dibawah makin menjadi jadi. Tenanglah, itu sudah biasa.

Mutiara keluar dari kamar mandi dengan seragam di tubuhnya dan rambut yang sedikit basah. Sedikit polesan make up, parfum dan  rambut yang digerai itu rasa sudah cukup buatnya. Lalu ia memakai sepatu dan mengendong tas dipundak kananya sambil melangkah keluar kamarnya.

"Ributt tross" gumamnya acuh sambil menuruni tangga.

Bisa Mutiara lihat, Ray, Kista dan kedua abangnya sudah berada di meja makan. Kalian tau kan meja makan itu tempatnya makan, bukan berdebat tak karuan. Kini Mutiara telah duduk disamping Evan. Papa, mama dan kedua abangnya masih focus berdebat, tidak mengetahui kehadirannya.

"Sudah papa bilang, jangan pacaran sama Bella!!" bentak Ray. "Dia itu hanya manfaatin harta kita aja Billy!!"

Mutiara santai, disaat semua orang berfocus pada abang pertamanya Billy, apalah daya. Dirinya hanya mendengarkan sembari menyantap nasi goreng dihadapannya. Lagi lagi masalah ini, Billy selalu saja bodoh dihadapan para gadis. Sudah berapa kali Billy diporoti oleh mantan mantannya, tapi belum juga berubah.

Dasar bodoh.

"Aduhh pa, Bella itu cantik, udah cocok lah sama keluarga kita. Jadi wajar kalo dia minta shopping terus" kesal Billy.

"Pacar itu bukan cari cantiknya aja Billy, kalo cantik tapi matre gimana?" Billy mendongakkan kepalanya, menatap mama dihadapannya.

"Billy ga mau tau, pokoknya nanti papa tranfer 10jt!!" paksa Billy lalu bangkit dari kursinya sambil menggendong tasnya -pergi ke kampus-

"Billy!!" bentak Ray, namun Billy tak menghiraukannya dan tetap melangkah pergi.

"Liat tu ma, kelakuan anak kamu" decak Ray sebelum minum.

"Loh kenapa jadi aku? Anak salah itu karena kelalaian orang tuanya!" balas Kista tak mau kalah dikursinya.

"Berarti kamu yang gak bisa mendidik! Lihat kelakuan Billy tadi. Liat kelakuan Azka yang jam 06:00 tadi baru pulang. Liat anak gadis satu satunya yang hanya bisa buat onar!!" geram Ray sambil menoleh kearah Mutiara lalu bangkit dari kursinya menuju kantor.

"Kamu dengar kan. Jaga adek kamu Van, nasihatin dia, apa ga tau capenya dimarah terus sama papa!" ketus Kista sambil sesekali melirik Mutiara.

"Ma, mau kemana?" tanya Evan yang melihat Kista bangkit.

"Kantor" balasnya singkat lalu pergi mengambil tas dan berjalan menuju mobilnya. 

Evan menghembuskan nafasnya kasar.
Sekarang hanya Evan dan Mutiara yang ada dimeja makan. Evan hanya diam sedari tadi sambil menatap Muti. "Bik, Muti berangkat" teriak Muti yang bangkit dari kursinya.

"Abang anter ya, kebetulan gw ga ada kelas hari ini" ajak Evan. Baru saja Mutiara ingin menjawab, tapi omongannya terpotong karena Evan. "Ga trima penolakan!" tegas Evan lalu bangkit menuju motornya diikuti Mutiara, malas.

MUTIARA🌀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang