14 ||CINTA DAN PERSAHABATAN||

92 19 23
                                    

~WhatsApp~
50 pesan dari 20 chat

Tante Alyne
Sayang, nanti suruh Elando ajak Elinna kerumah ya. Kalian hati hati.

Kini Aron yang tengah berada di parkiran bersama yang lain pun sempat terdiam.
Tante manggil Elin kerumah?' batinnya. Bianca yang tak sengaja memperhatikan notif Aron tanpa sepengetahuan pemilik pun menekuk alisnya bingung.

"Lin, lo ditanya camer tuh" ujar Bianca. Aron yang berada di sampingnya pun kaget. "Lo baca notif gw ya" kesalnya. "Mata gw ga sengaja liat. Lagian lo dikasi amanat bukannya nyampein malah mandang notif doang"

Aron yang melihat Elando menatapnya pun paham. "Tante nyuruh lo bawa Elin kerumah" ujar Aron yang dibalas senyuman oleh Elando. Kini Elando mungkin akan lebih lama menghabiskan waktunya dengan Elinna. Entah kapan perasaan ini muncul. Ini benar perasaan cinta atau hanya perasaan biasa saja? Namun hati Elando gembira mendengarnya.

Ada rasa senang dihatinya namun juga ada perasaan khawatir. Dirinya takut apa kejadian yang tidak ia dan Aron inginkan akan terjadi sewaktu waktu?

"Lo mau?" tanya Elando lembut. Elinna pun sempat berfikir sejenak. Untuk apa tante Alyne memanggilnya?' pikirnya.

"Udah lin mau aja, dosa tau nolak calon mertua" ledek Bianca langsung mendapat tatapan tajam oleh Elinna. "Yaudah, tapi Bianca ikut ya" pinta Elinna.

"Loh gw ngapain ikut bambang!" kesal Bianca. "Lo kan sahabat gw, masak ga mau nemenin" balasnya. "Sahabat si sahabat, yakali kalo lo malam pertama gw nemenin juga" titahnya ngawor. Elinna yang mendengar hal itu pun kaget. Bagaimana ia pikir Bianca akan berbicara seperti itu? Sementara Elando dan Aron, mereka  hanya tertawa mendengarnya.

"Lo ngomong kira kira dong!" bentak Elinna setelah menginjak kaki Bianca. "Lo yang kira kira dong ini kaki bukan keset" kesal  Bianca yang mengaduh kesakitan.

"Udah udah, berantem mulu" ujar Elando.

"Yaudah kalian bareng mobil kita aja" ajak Elando dan mereka pun memasuki mobil. Dengan Elando yang mengemudi diikuti Aron disampingnya. Sementara Elinna dan Bianca berada di belakang.

~•~

Kini mobil Elando telah berada didalam halaman rumah besar dan bertingkat. Elinna dan Bianca yang baru keluar dari mobil pun takjub akan rumah Elando dan Aron.

"Gila ini istana atau rumah, gede banget" heboh Bianca. Sementara Elinna, dirinya masih focus memperhatikan rumah itu dari luar. "Keren" gumamnya.

"Udah jangan diliatin terus. Ayo masuk" ajak Aron. Lalu mereka pun masuk ke dalam rumah. Baru saja mereka memasuki pintu bisa dilihat seorang wanita kini tengah berdiri dihadapan mereka sambil tersenyum.

"Hii, kalian sudah pulang" sapa Alyne yang melihat Elando dan yang lain menuju ke arahnya. "Gw ke kamar dulu" pamit Elando pada Elinna. Elinna dan Bianca sempat heran, apa itu caranya berpamitan dengan seorang ibu?

"Halo tante" salim Elinna diikuti oleh Bianca dan Aron. "Tante, Aron ganti baju dulu" pamitnya lalu naik menuju kamarnya.

Alyne sempat memperhatikan Bianca. Elinna yang memperhatikan hal itu pun mengerti. "Maaf tante, ini Bianca. Elin yang ngajak dia kesini" ucap Elinna.

"Ohh gitu, tante kira pacarnya Aron hehe" balasnya sambil tertawa kecil. "Sini kalian duduk dulu. Tante ke dapur sebentar ya" ujarnya lalu pergi meninggalkan Elinna dan Bianca.

"Besar banget ya rumahnya Lin" kata Bianca yang masih memperhatikan setiap ruang di hadapannya lalu duduk di sofa tepat disamping Elinna.

"Ini namanya tiga kali rumah gw" salut Elinna. Memang bisa dibilang rumah Elinna besar dengan beberapa ruang didalamnya. Namun tak sebesar dan seluas rumah Elando dan Aron. Rumah mereka bak bagaikan istana. Belum lagi halaman belakang dan kolam berenangnya. Elinna sempat melihat sekilas sebelum memasuki rumah ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MUTIARA🌀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang