Benih?

349 145 487
                                    

hai semuanyaa, Minal Aidzin wal Faidzin ya... Maafin kesalahan author baik disengaja maupun tidak, maaf juga baru update ceritanya di jam set 10 malem:( Soalnya tiba-tiba gaada ide, trs susah buat ngumpulin idenya, kalo ada typo mohon dimaklumin ya wwkwk. Happy readingg

***

'Maaf Azra kamu jadi terluka karena melindungi ibuku, terimakasih banyak.'

"Azra kenapa, mah? Itu darah apa?" Aron sedikit panik melihat temannya terluka parah di rumahnya namun tetap berusaha menyembunyikan kepeduliannya sebisa mungkin.

"Tadi ada orang yang bertamu, mama gak tau kalo itu orang jahat. Dia bawa kapak terus mau mukul kepala mama. Tapi Azra lindungin mama, jadi Azra yang kena. Dan orang itu ngejatuhin kertas ini. Mama ga berani buka," ucap ibunya seraya menjelaskan panjang lebar seraya memberikan selembar kertas itu pada Aron.

"Ini yang dia tinggalin, mah? Haduh ... Orang itu hidup di zaman apa, sih? Mengancam kita dengan surat. Kekanak-kanakan banget! Siera mana?"

"Seira ada dikamarnya, mama takut dia syok liat darah yang banyak."

Saat Aron membaca kertas itu, ternyata ada sirat tulisan yang terkandung didalamnya. Aron tak bisa lagi menahan emosi, ia bertekad saat praktek lapangan calon intel nanti, ia akan menangkap orang yang mengancam keluarganya.

Kemana anak lelaki pandai ini? Luka yang kuberi itu masih kurang untuk kunikmati, loh. Arogan yang kau miliki takkan bisa menemukanku, bocah. Garasi rumahmu lumayan juga. Mungkinkah diperbolehkan aku gunakan untuk persembunyianku? Ah, ya. Kau pasti akan membuat strategi penyerangan jika itu terjadi. Nanti kau lihat saja akhir cerita ini ya, ARON. Maaf aku telah mengganggu ketenanganmu, ya? Tidakkah menurutmu seperti itu? HAHAHAHA.

18 S.W

 Isi dibalik kertas itu sudah cukup membuat Aron paham bahwa itu adalah ancaman yang bukan main-main. Aron yakin, yang datang kerumahnya itu adalah orang yang tidak menyukai keluarganya entah siapa. Tapi apa keluarganya pernah membut kesalahan? Dan yang Aron bingungkan, apa makna '18 S.W' ini? Dan mengapa kalimatnya sangat tidak etis untuk ancaman. Ini seperti permainan tebak-tebakan. Mengingat Bagas sangat menyukai teka-teki, Aron yakin mereka dapat menangkap orang licik itu.

'Maaf Azra kamu jadi terluka karena melindungi ibuku, terimakasih banyak.'

***

Bel pulang sekolah sudah berbunyi 5 menit yang lalu. Tetapi Aron, Bagas dan Surya masih nyaman dengan kursi kelasnya. Tidak lupa dengan Inem yang setia disisi Aron untuk melindunginya. Mereka belum beranjak pergi karena Aron bilang ada sesuatu yang penting ingin dibicarakannya. Aron menjelaskan semua kejadian yang terjadi di rumahnya kemarin. Dari Azra yang ternyata menjadi tetangganya, hingga teror yang datang ke rumahnya.

"Udah, ada yang mau kalian tanyain ga?" ucap Aron.

"Bagas! Bagas! Bagas mau nanya duluan. Surya, bae nya?" Bagas sangat antusias menunjuk dirinya dan menyela Surya yang baru saja menarik napas untuk berbicara. Membuat Surya menggantungkan napasnya dan mengurungkan niatnya untuk menjadi juru tanya yang pertama. (bae nya = boleh ya)

"Sok, mau nanya apa?" (sok = silahan)

"Sejak kapan punya ruang bawah tanah? Kaya gimana isinya? Mau liat cik, kertasnya! Ajak kita kalo maneh ke ruangan itu lagi, nya? Si Azra sekarang di rumahnya atau di rumah maneh?" Surya membuka mulutnya lebar-lebar terkejut dengan pertanyaan yang dilontarkan Bagas pada Aron. Bukan karena banyak, tapi karena mereka sepemikiran menanyakan hal yang sama. (cik = coba, maneh = kamu, enya/nya = iya/ya, maneh = kamu)

NEW WORLD ON THE EARTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang