l i m a

623 50 0
                                    

Seperti biasa,jangan lupa votment ya guys!Biar aku semangat nih bikin ceritanya.

--------------------
Happy reading
--------------------

King berjalan memasuki kelas Queen ditemani oleh Desta. Dara yang melihat itu segera membangunkan Queen yang sedang tertidur dengan pulas.

"Queen dia datang Queen!" Dara menggoyang-goyangkan bahu Queen.

Queen membuka matanya. Nyawanya belum terkumpul sempurna, bahkan pandangannya masih kabur.

"Apa sih Dar? Ngantuk gue sumpah," erang Queen.

"Itu Queen,Kak King ke sini. Pasti mau nemuin lo. Apa gue bilang, nama lo itu berguna buat jalanin misi," jelas Dara.

King melempar paper bag ke meja Queen membuat gadis yang nyawanya masih setengah kini benar-benar terkumpul sepenuhnya.

"Ada apa kak?" tanya Queen bingung.

King menunjuk paper bag di depan Queen dengan dagunya. Ekspresi dinginnya membuat bulu kaki Queen merinding,"Gue gak butuh."

Queen menatap paper bag itu. Dia membukanya, coklatnya masih utuh,"Kenapa dibalikin kak?"

"Gue gak butuh," ulang King sekali lagi.

Queen berdiri,"Em ini cuma tanda terimakasih gue atas apa yang lo lakuin waktu Renata bully gue."

"Gak perlu," dingin King.

King menarik lengan Desta agar pergi dari kelas X-MIPA 2. Queen menatap cokelat-cokelat di dalam paper bag. Coklat mahal loh,masa ditolak?

"Queen...Kok nggak diambil sih coklatnya, malahan dibalikin," ucap Dara sambil sedih dibuat-buat.

"Lo bikin malu gue Dar," Queen menatap Dara kesal. Queen melempar paper bag itu ke arah Dara. Untung Dara menangkapnya.

"Kenapa lo kasih ke gue?"

"Makan tuh coklat sampai enek!" balas Queen.

Queen kembali merebahkan kepalanya ke meja. Rasa kantuknya datang lagi. Ia memejamkan matanya dan menikmati mimpi indah.

Dara melihat ke arah paper bag di tangannya,"Lumayan coklatnya gue jual lagi. Kan uang gue bisa balik."

---

"Ih King,lo kenapa balikin coklatnya sih? Kan lumayan buat gue," Desta merengek seperti anak bayi membuat King bergidik jijik.

"Gue nggak butuh."

"Tapi coklat mahal loh King."

"Diem."

Desta diam tak bergeming. Kalau King sudah bilang diam, artinya Desta kebanyakan bicara.

King meletakkan pita pink dari Queen ke dalam laci. Pita pink itu membuat sudut bibirnya terangkat. Cute seperti orangnya.

King memejamkan matanya. Tiba-tiba wajah Queen muncul membuatnya kaget dan membuka matanya.

"Eh,lo kenapa King?"

"Nggak," bohong King. Kenapa wajah Queen bisa tiba-tiba muncul di kepalanya.King tidak bermimpi ataupun membayangkan wajah cewek. Tapi tadi? Ah sudahlah, hanya kebetulan karena tadi dia baru saja dari kelas Queen.

King merogoh sakunya. Mengeluarkan sebungkus permen karet. Ia membuka bungkusnya dan memakan permen itu dengan buru-buru sebelum Desta minta.

King memang pelit.

"Queen?" gumam King pelan. Kepalanya menggeleng pelan untuk menepis segala pikiran tentang gadis itu.

Beralih pada Queen yang masih pulas tertidur. Gadis itu sampai tidak sadar jika sudah ada guru di dalam kelas.

"Queenza?" panggil guru wanita bernama Suci.

"Queen?" panggilnya lagi.

Queen tidak menunjukkan tanda-tanda untuk bangun dari tidurnya. Suci berjalan menghampiri Queen, menjewer telinga gadis itu.

"Aw! Aduh!" Queen meringis mengusap telinganya setelah dijewer oleh Suci,guru biologi kelas X.

Banyak yang menertawai Queen termasuk Dara. Contoh-contoh teman laknat ya seperti itu lah.

"Kamu itu ya, tidur terus kerjaannya! Udah merasa pintar kamu?" tanya Suci dengan nada sedikit mengintrogasi.

Queen menggeleng,"Belum."

"Mau dihukum atau belajar?" tanya Suci sinis.

Queen berpikir,"Belajar lah Bu,kalau nggak belajar ngapain saya di kelas."
Jawabnya tanpa dosa.

"Ya sudah, buka mata kamu."

"Ya Allah Bu,ini udah dibuka loh Bu. Lebar kayak jidat ibu gini masa gak kelihatan?" tanya Queen tak ada sopan-sopannya diikuti tawa dari yang lain.

"Sudah diam!"

---

"Abang! Queen pulang! Yuhu!" Queen berteriak-teriak di dalam ruang tamu seperti orang kesetanan.

Queen berjalan menuju ruang tengah dengan langkah gontai. Sadewa menutup telinganya, dan menatap adiknya dengan kesal.

"Please dek,suara lo itu kembaran toa. Jangan kencang-kencang kalau ngomong!"

Queen mengerucutkan bibirnya. Tanpa sepatah kata, Queen berjalan melalui Sadewa yang sedang bermain game cacing.

"Kenapa sih coklatnya di tolak? Apa gara-gara ada nama gue?" tanya Queen pada dirinya sendiri. Ia merebahkan tubuhnya di kasur sambil menghela napas.

"Eh,kok gue jadi sedih gini coklatnya ditolak? Gue kan nggak suka sama Kak King. Ah masa gue nggak suka sih? Alah pusing Queen," Queen mengambil bantal dan menutup wajahnya dengan bantal tadi. 

Dikediaman keluarga Daniel, alias di rumah King, pemuda itu sedang duduk di sofa bersama dengan Diano.

"Kamu kapan punya pacar sih King? Papa nggak pernah liat kamu bawa cewek?" tanya Diano membuat King yang bermain ponsel hampir tersedak salivanya sendiri.

"Nggak ada."

"Apa yang nggak ada?" tanya Diano bingung.

"Pacar," jujur King.

Diano menghela napas,"Makanya kamu cari pacar. Kenalin dia ke Papa. Oke boy?"

"Nggak oke," jawab King pelan.

Diano menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. Dasar anak muda. Tapi nggak apa-apa, untung anaknya bukan fakboi yang suka gonta-ganti pacar.

KING VS QUEEN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang