3rd || Be Mine.

5.6K 1K 66
                                    


Uhhh author paling suka opening itu!!
Sambil didenger yahh..

Eitss..

Sebelum mulai ngehalunya.. Enggak salah kan pencet tombol like dulu. Kutungguin nih..

5..

4..

3..

2..

1..

Okey.. Aku percaya deh kamu udah mencet ;) makasi!!
Hope you enjoy!!💜

***

"Lepaskan Eren!" celetuk gadis kecil itu.

Membuat emosi Levi kian memuncak, iapun memijat sedikit kepalanya. Ia bingung bagaimana harus mendidik anak yang satu itu. "Komandan tertinggi, kau tidak perlu mendengarkan dia, dia masih kecil" ujarnya menambahi.

Mendengar itu, [y/n]pun tak tinggal diam. Dia balik membantah. "Makanya dengarkan penjelasanku dulu!"

"Diamlah!" bentak balik Levi pada adik kecilnya itu. Mungkin gadis itu memang sedikit terkejut, apalagi 7 tahun hidupnya di sana tidak pernah mendapat bentakan dari Levi.

Melihat itu, komandan tertinggi hanya menatap kasihan padanya. Mungkin memberi sedikit kesempatan bicara, cukup untuk mengasihani gadis itu. "Baiklah, [y/n] katakan. Apa alasanmu memohon untuk melepaskan Eren?"

Rivaille di posisi itupun cukup terkejut dengan tindakannya. Namun dengan wajah datar bak papan triplek itu.

Tentu saja, selama ini komandan tertinggilah yang membantu memanjakan [y/n]. Karena ialah yang memutuskan agar [y/n] berada di bawah tanggung jawab Levi Ackerman itu.

"Karna kalian akan menyesal jika tak memberi Eren kesempatan. Nyatanya, nanti dia lah kunci dari semua masalah ini"

.
.
.

Ups.. Sepertinya ia sedikit keceplosan. Tapi syukurlah dia tak membocorkan segala kejadiannya, juga kunci bahwa semua ini ada kaitannya dengan ayah Eren.

Mengingat dia hampir membocorkannya, [y/n] dengan cepat menutup mulutnya. Apa dia sudah banyak membocorkan jalan ceritanya? Seharusnya tidak juga. "Bagaimana kau bisa yakin, [y/n]?" balas komandan tertinggi menunjukkan ekspresi bingungnya dengan reaksi gadis itu.

Menetralkan suasana, [y/n] mencoba untuk bersikap biasa dan tetap tenang. "Apa selama ini prediksiku tentang masa depan salah?" satu kalimat itu berhasil memojokkan komandan tertinggi juga Levi di sana. Mendapati ekspresi heran pada seluruh peserta.

Tentu saja mereka tau, selama ini prediksi [y/n] tidak pernah salah.

Namun, tidak ada yang tau darimana asal pengetahuannya itu. Yap, kecuali author, reader, dan Tuhan pastinya.

Tak ada yang menanggapi, suasana berakhir hening. Hingga akhirnya dilanjutkan Erwin yang memberi usulan, agar Eren berada di bawah tanggung jawab Rivaille.

Be Mine. |Levi x Reader|Where stories live. Discover now