Chapter 2

228 25 0
                                    

Author's note: Hello guys! Welcome back. I am soo sooo sorry for the late update.. waktu itu lagi UAS and other important things, and also I am focusing on Piano Love's Sequel, sorry:(.. But I'm gonna make sure to keep updated on this story;)

So here's the new chapter for you. Enjoy! ;)

--

***

Pagi yang cerah. Aku terbangun oleh sinar matahari pagi yang menyambut hari baruku. Aku beranjak dari tempat tidur, dan segera membenahi kasur. Setelah itu, aku mandi dan sarapan, bersiap untuk ke sekolah.

--

"Hufftt.. all done," gumamku. Aku pergi ke kamar kakak sebentar untuk melihat aktivitasnya. Ternyata ia sedang belajar Kimia bersama guru Homeschoolingnya, Mrs. Ricardo.

"Good morning , Winter," sapa kakak sembari tersenyum ke arahku. Ia membuka botol obatnya dan memasukkan sebuah pil putih dan tablet hijau ke dalam mulutnya sekaligus. "Good Morning Mrs. Ricardo!" sapaku kepada gurunya. Ia tersenyum. Seperti biasanya.

"Hmm.. Grey.. Setelah ini pelajaran apa?" tanyaku. "Matematika, memangnya kenapa?"

"Tak apa.. oya aku sekolah dulu yaa.." pamitku kepadanya. Ia mengecup keningku pelan. "Be good at school.." ujarnya. Aku mengangguk dan segera keluar dari kamarnya.

Setelah itu, aku berpamit kepada ibu. Ayah sudah berangkat kerja sejak terbit fajar.

**

Omong-omong, Greyson (kakak) homeschooling sejak kecil. Hingga saat ini, aku tidak tahu penyebabnya. Tak ada satu pun orang yang memberiku penjelasan terhadap hal itu. Setiap pagi, pasti ia memakan obatnya. Selalu ia sembunyikan obat-obat itu agar aku tak dapat melihatnya. Ah, entahlah.. Greyson bisa dibilang orang yang misterius.

**

Beberapa lama kemudian, aku sampai di sekolah. Aku bertemu sahabatku, Kendyl. Ia segera mengajakku masuk ke dalam kelas.

"Winter.. Mr. Josh berkata bahwa akan ada siswa baru di sini.." ujarnya. Aku menaruh tasku di bangkuku. "Memang siapa?" tanyaku. Ia mengangkat kedua bahunya pertanda tidak tahu. Setelah berbincang-bincang, tak lama akhirnya bel masuk berbunyi. Semua anak mulai masuk ke dalam kelas.

***

"Good morning, all! Kita akan kedatangan siswa baru di sini," ujar Mr. Josh. "Come in.." suruhnya kepada sesosok orang di luar kelas.

"Hey.." ujarnya malu-malu. Ia seorang lelaki yang cukup tinggi. Rambutnya berwarna cokelat ginger muda.

"What?!" hampir seluruh siswa sontak terkaget melihatnya, dengan suara mereka yang berbisik. Mereka langsung menoleh ke arahku. Aku yang sedaritadi diam pun dibuat bingung oleh mereka.

"Apa apaan? What's wrong?" bisikku.

"Oh my gosh Winter, I swear! He looks like you a lot!" bisik Kendyl yang berada di sampingku.

Ah, benarkah? Mungkin hanya kebetulan saja. Ia kan cowok. Mana mungkin mirip denganku?

**

"My name is Hunter Devene Travis or Hunter Travis. Rumahku di St. Niagaraweil 234 no. 4 . Aku pindah ke sini, karena orangtuaku dari Massachusetts pindah pekerjaan ke sini. So I hope we can get along soon. Nice to meet you!"

What?! Itu tepat di sebelah rumahku! Tapi, kapan ia pindah? Mungkin tadi fajar.. ah sudahlah.

"You may sit," ujar Mr. Josh. Hunter berjalan perlahan sambil terus menatapku. Karena canggung, aku pura-pura mengambil tempat pensil dari tas. Ternyata ia memilih duduk di belakangku.

"Hey, what's your name?" tanyanya kepadaku. "Winter Melody Chance." jawabku singkat. Ia juga bertanya kepada Kendyl. Dan kami pun mulai memulai pelajaran.

**

Teett!!

Setelah melewati beberapa pelajaran dan dua kali istirahat, akhirnya bel pulang berbunyi. Semua anak berhamburan menuju luar. Aku segera merapikan barang-barangku. Kendyl sudah duluan karena ia sudah dijemput ibunya. Kini tinggal aku yang hendak menyelempangi tas dan Hunter yang sedang bersama Colton.

"Bye bro, see you tomorrow." aku menguping pembicaraan mereka. Aku segera berjalan ke luar kelas.

"Wait!" seru seseorang. Aku menghentikan langkahku. Aku kenal betul suaranya. "Wanna go home together?"

Hunter.

"Kau bilang rumahmu bersebelahan denganku. So, let's go." ujarnya. "Uhm. Alright," jawabku yang masih malu-malu. Kami berjalan berdampingan. Tinggi kami tak beda jauh.

**

"You know, when people said we look alike. Aku sedikit tak percaya, secara kau itu perempuan. Apa wajahku yang seperti perempuan, atau wajahmu seperti laki-laki? Hahaha," ujarnya saat kami sedang menyusuri jalan. Aku menahan tawa. "Mungkin hanya kebetulan," jawabku.

Kami terus berjalan, dan akhirnya sampai. Aku mendapati Greyson yang sedang bersama Whiskey, anjing kami di luar rumah.

"That's my brother," bisikku.

"Hi , Greyson!" seruku. "Hello Winter, and who's that?" bisik Greyson.

"Kenalkan, ini Hunter Travis, teman baruku," ujarku. Hunter memperkenalkan dirinya, begitu juga Greyson.

"Aku pindah dari Massachusetts ke sini," jelas Hunter. Greyson mengangguk sambil menyilangkan tangannya di depan dadanya.

"Uhm, Winter, lebih baik aku segera masuk ke rumah sebelum ibu memarahiku. Bye.. , bye Greyson."

Hunter berjalan cepat menuju rumahnya. Tak lama, ia pun masuk ke dalam rumah.

**

"Grey, memangnya aku dan Hunter mirip, ya?" tanyaku. Greyson yang berada di sampingku terdiam.

"Tidak sama sekali, memang kenapa?" tanyanya. Aku menjelaskan semuanya.

"No, kalian tidak mirip. Oh ya, kau suka dengannya?" tanya Greyson. "I don't know, he's kinda.. sweet.." jawabku. Greyson tertawa kecil sembari mengacak-acak rambutku.

"Ya sudah, ayo masuk .." ajaknya. Kami pun masuk ke dalam rumah kami.

Dear, Brother.. [Greyson Chance Story]Where stories live. Discover now