Chapter 3

239 22 8
                                    

"Winter!! Good morning!"

Aku membuka mataku mendengar seruan seseorang dari luar rumah. Sinar matahari pagi sudah menyambutku.

Aku segera mengintip dari jendela kamar. Hunter!!

Saat akan mandi dan bersiap, Greyson masuk ke kamarku.

"Sepertinya ada yang menyambutmu, lebih baik kau bersiap sekarang ," ujarnya sambil tersenyum masam. Aku mengangguk dan segera beranjak ke kamar mandi.

(Skip)

Setelah mandi, berseragam, dan sarapan, aku pun pamit dengan ibu dan Greyson. Seperti biasa, ia sudah memulai sesi homeschoolingnya di kamar.

"Be good," ujar Greyson. Aku mengangguk dan segera keluar.

**

"Maaf kalau membuatmu lama menunggu di luar," ujarku kepada Hunter.

"Tak apa, ini roti isi untukmu," ujar Hunter sembari menyodorkan roti isi tuna.

"Tapi aku sudah sarapan.." jawabku.

"Tak apa, ambil saja.." balasnya. Aku pun berterima kasih kepadanya dan kami duduk sejenak di bangku taman depan rumahku untuk makan roti isi itu.

.

Greyson's pov

"Mrs. Ricardo, tunggu sebentar," ujarku. Ia mengangguk. Aku berniat untuk mengintip lewat jendela dan memastikan Winter sudah berangkat ke sekolahnya.

"Oh," gumamku,seraya memegangi tirai kamar. Hunter dan Winter ternyata belum berangkat. Mereka sedang berdua di kursi taman itu.

'Grey, sepertinya Winter akan memiliki cinta pertamanya, ya dengan Hunter' ujar benakku. Aku terus memerhatikan mereka. 

Perasaanku mulai berapi-api.

Ah sudahlah!

"Chance?" panggil Mrs. Ricardo, membuyarkan lamunanku. "Aku hanya memastikan adikku, apakah ia sudah berangkat atau belum," jawabku lalu kembali duduk.

**

Winter's pov

"Let's go, Hunter.. Aku sudah selesai makannya," ajakku kepada Hunter. Ia pun mengangguk sambil tersenyum, kemudian menuntunku menyusuri jalan menuju sekolah kami.

Tak lama, akhirnya kami pun sampai dan menginjakkan kaki kami di depan batu besar berhiaskan nama sekolahku. Setelah itu, kami masuk ke dalam sekolah.

Aku merasa sedikit aneh, semua orang serasa mengarahkan pandangan ke arah kami. "New boyfriend, huh?" ejek Kendyl menghampiri kami. Ternyata, sedaritadi Hunter menggenggam tanganku.

"Sorry," ujarku spontan, lalu menarik tanganku dari genggamannya. "Ayo masuk," ajak Hunter. Kami pun segera memasuki kelas. "Will you sit with me? Sekali ini saja.." ujar Hunter. Ia berlagak aneh? Tapi, entahlah.

Aku masih berpikir panjang, tapi akhirnya aku menyetujuinya. Aku dan Colton bertukar tempat. Kendyl duduk dengan Colton, sedangkan aku dengan Hunter.

"Pfff...hahaha!" aku tertawa, karena Colton merupakan "musuh bebuyutan" Kendyl. Di setiap diskusi kelompok, mereka tidak pernah akur layaknya Tom and Jerry.

"Ekhem, Hunter. Kenapa kau tidak membiarkan Colton si kecoak terbang duduk bersamamu?" tanya Kendyl seraya menatap Colton jijik.

"Dasar kalajengking . Benarkan saja dulu rambutmu, yuck," balas Colton sambil menjauh. Rambut Kendyl memang biasa dikepang dan ujung belakangnya menyerupai ekor kalajengking.

Dear, Brother.. [Greyson Chance Story]Where stories live. Discover now