× Her ×

356 41 1
                                    

Lonely
PART : 02

•••

"Yu Zeyu, 17 tahun, asal Taiwan. Saya sempat kursus, dan hanguel saya cukup lancar. Mohon bantuannya."

Zeyu membungkukkan tubuh sekilas. Disampingnya, berdiri Choi ssaem. Wanita dengan rambut cokelat gelap panjang terikat. Beliau merupakan guru biologi, sekaligus wali kelasnya. Nampak ramah dan masih muda.

"Baiklah, saya rasa cukup. Kau boleh duduk Zeyu. Ada satu bangku kosong dibelakang ketua kelas kita. Lee, tolong angkat tanganmu." Choi ssaem bersuara. Setelah penuturannya, seseorang di bangku kedua sebelah kanan kelas mengangkat tangan.

Arah pandang Zeyu mengikuti, dan—

Eh?

Bukankah itu Suji? Lee Suji? Jadi mereka teman sekelas? Zeyu mengangkat alis. Dia bahkan baru sadar kalau gadis itu duduk disana sejak tadi. Kebetulan sekali.

"Yu Zeyu?"

Ia tersentak pelan, kemudian mengangguk paham. "Ah, baik ssaem." Zeyu berjalan menuju bangku di belakang gadis yang diketahuinya bernama Suji tersebut. Terlalu kalut, membuatnya tak sadar teman sebangkunya sudah menunggu.

"Hai, aku Park Minjae. Salam kenal sob."

Zeyu mengangguk pelan. Bibirnya tersenyum sesaat. Nampaknya Minjae cukup ramah. Zeyu punya firasat mereka akan akrab. Matanya kembali menatap ke depan. Lee Suji membelakanginya. Perempuan itu terlihat fokus mendengarkan penjelasan Choi ssaem di depan.


















__________























"Jadi dulu kau tinggal di Taiwan?"

Minjae dan Zeyu berada di kantin. Keduanya duduk di kursi panjang berwarna putih, terletak disudut ruangan. Di atas meja sudah tersedia dua mangkuk sup kari panas dan dua jus jeruk. Minjae yang pergi memesan tadi.

"Ya, begitulah." Zeyu menjawab tanpa memandangnya. Mata lelaki itu sibuk mengawasi seseorang di meja pesan kantin. "Lee Suji itu.." Atensinya beralih pada Minjae. "Ketua kelas ya?"

Minjae terdiam sesaat, lalu mengangguk. "Benar," Jeda, Minjae menyeruput jus jeruknya sekilas. "Dia juga wakil osis. Leader dance, main vocal, cerdas, cantik, yang naksir banyak."

Zeyu tertawa kecil. "Ya, dia cukup menarik kurasa."

"Kenapa? Kau suka padanya?"

"Apa?" Zeyu mengangkat alis. Omong kosong macam apa itu? Ia bahkan baru bertemu Suji hari ini. Dengan jengah, menggeleng pelan. "Tidak, aku cuma tanya."

Bibir Minjae mencebik. Bahunya mengendik acuh. "Siapa tahu. Tapi hati-hati saja."

"Kenapa?"

"Suji itu cantik. Kesayangan guru, dan usianya setahun dibawah kita. Sejujurnya, sangat pas untuk diincar. Tapi kau tahu?" Minjae memperbaiki posisi duduknya. "Dari gosip yang beredar, katanya tidak ada yang bisa mendekatinya. Suji sedikit—berbeda. Disaat semua orang tertawa kencang, raut gadis itu sedatar tembok. Membuatnya tersenyum adalah hal mustahil. Tak pernah bersuara untuk sesuatu yang tidak penting, dan kata-katanya berpotensi membuat seseorang tersinggung."

Lonely [end•]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang