× Late ×

188 33 0
                                    

Lonely
PART : 25

•••

Penyesalan.

Hal itu selalu datang di akhir. Setelah semua telah berlalu, melebur hancur bersama waktu, penyesalan selalu datang disaat kondisi menunjukkan banyak hal tabu.

Taehyung nyaris tak dapat bertumpu dengan kedua kakinya, saat Zeyu menelfon dan berkata;

"Hyung, Suji kecelakaan."

Sebaris kalimat, tiga kata, 19 huruf, dan hatinya hancur seketika. Kepala Taehyung mendadak pening luar biasa. Secepat kilat, pemuda itu meraih jaket denim yang tergantung di belakang pintu kamar, sebelum memakai buru-buru.

Taehyung berusaha menguasai diri agar tidak panik saat menyetir. Pikiran berkabut sementara napasnya tersendat. Takut, takut sekali.

Dia menyesal.

Dia menyesal membentak adiknya kemarin. Dia menyesal membiarkan adiknya pergi begitu saja. Dia menyesal tidak mencari Suji hingga hari berganti. Taehyung menyesali semuanya. Menyesal hingga nyaris kehilangan napas dengan degub jantung menggila.

Pemuda surai legam mengusap pipinya yang mendadak basah. Taehyung menangis tanpa sadar, dia ketakutan.

Jika waktu bisa kembali terputar, adakah kesempatan bagi Taehyung untuk memperbaiki segalanya?

"Ya Tuhan, lindungi adikku." Taehyung berucap gemetar, air mata mengucur semakin deras jatuh menimpa pipi. "Aku mohon, lindungi Suji. Kembalikan dia padaku."














__________













Ketika melewati pintu unit gawat darurat, Taehyung berlari menyusuri koridor. Dia terlalu panik untuk peduli saat orang-orang menatapnya aneh.

Zeyu duduk disana.

"Zeyu, katakan bagaimana adikku?!" Taehyung berkata keras. Tangannya mencengkram kedua sisi bahu Zeyu. "Dia baik-baik saja 'kan?! Katakan padaku kalau dia tidak apa-apa!"

"HYUNG, HENTIKAN!"

Tangannya ditepis keras. Zeyu mengusap wajah, rautnya frustasi nyaris putus asa. Dan Taehyung baru memperhatikan kalau Zeyu sangat kacau. Poni tersibak ke samping, mata sembab, sementara—kaos putihnya penuh dengan darah.

"Kau.."

"Hyung, dengarkan aku!" Zeyu bersuara parau. Rasa lelah menghantam raga dan batin, hingga dia tak lagi mampu berteriak. "Aku tahu kau khawatir, aku tahu kau takut, aku tahu kau ingin memukul sesuatu dengan keras, tapi lihat aku hyung! Aku tak jauh berbeda. Kepalaku serasa pecah, aku nyaris gila membayangkan banyak hal buruk yang mungkin terjadi."

Zeyu meminta Taehyung untuk duduk pada salah satu kursi tunggu di belakangnya. Dia diam menyaksikan saat Taehyung menutup wajah dengan kedua tangan lalu menangis tersedu-sedu. Suaranya pilu, terbata, menyerpih kesakitan.

"Aku menyesal Zeyu-ah." Taehyung menggeleng disela isakan, "Aku menyesali semuanya."

"Aku tahu hyung, aku mengerti." Zeyu menepuk bahu pemuda itu. Berusaha memberi ketenangan. "Kondisi ini membuat kita lemah kehilangan daya. Namun apapun itu, kita harus percaya, Suji bisa melalui ini. Suji akan baik-baik saja."

Lonely [end•]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora