× Musb ×

187 33 0
                                    

Lonely
PART : 26

•••

"Ge? Mau ke mana?"

Di ambang pintu, Zeya menyembulkan kepala.

"Rumah sakit." Dia menjawab tanpa menoleh.

Zeya terdiam. Dua bulan terakhir ini, banyak hal berbeda yang dia rasakan pada kakaknya. Lelaki itu tak banyak bicara, senyumnya masih nampak meski kadang hanya sesekali. Ada kantung mata, dan susah dibuat tertawa. Zeyu mendadak nampak—kelam.

"Umm, ge?"

Zeyu mengikat tali sepatu. "Hm?" Gumamnya tanpa berbalik.

"Boleh aku.." Jeda, Zeya menggigit bibir ragu. "Boleh aku ikut bersamamu?"

Berbalik, sebelah alisnya terangkat. Raut Zeyu datar sekali. "Untuk?"

"Aku ingin menjenguk Suji noona."











_________












Pintu putih terbuka, pemuda rambut hitam nampak.

"Selamat malam hyung." Zeyu tersenyum kecil.

Taehyung mengangguk. "Malam." Dia balas tersenyum. Sekilas melirik pada anak disamping Zeyu. Siapa itu? Batinnya bertanya. "Silahkan masuk."

Zeyu melangkah ke dalam terlebih dahulu, disusul sang adik dibelakangnya. Ini kamar inap IRD hospital. Rumah sakit dengan fasilitas terlengkap di Seoul. Dan yang Suji tempati kini adalah satu diantara tiga kamar terbaik di sana. Harganya permalam sangat mahal. Tidak sembarang orang bisa menyewa ruang VVIP disini.

Lalu?

Tidak, hanya memberitahu. Rumah sakit ini milik tuan Park, ayah Jimin dan Minjae.

Zeyu duduk pada kursi yang terletak di samping ranjang. Suji terlelap dengan damai. Disampingnya, bocah lelaki menggaruk tengkuk canggung. Zeyu terlalu peka untuk menyadari raut bertanya dari wajah Taehyung.

"Ah, hyung kenalkan—" Tangan menepuk bahu adiknya. "Ini Yu Zeya, adikku."

Ohh, Taehyung mengangguk paham. Dia mendudukkan diri di sofa tepat depan ranjang adiknya.

"Ibu titip salam." Zeyu berujar dengan senyum tipis. Tangannya menyenggol pelan lengan Zeya, hingga anak itu tersadar. Adiknya berjalan pelan kearah Taehyung, lalu menyerahkan paperbag hitam.

Taehyung menerima dengan senyuman. Mengintip dari atas, dia bisa melihat dua kotak bekal, dan satu botol air minum di dalam. "Astaga, tidak perlu begini setiap hari Zeyu-ah." Ucapnya tak enak hati. "Aku sudah terlalu banyak merepotkan kalian. Ibumu pasti—"

"Tidak hyung," Zeyu menggeleng pelan. "Jangan bicara seolah kita adalah dua orang asing. Kau kakakku, ibuku juga ibumu."

Pemuda surai legam tersenyum. "Terimakasih."

Mengangguk, Zeyu mencoba mencairkan suasana. "Oh, ibu juga bilang, jangan terlalu khawatir hyung. Kau juga harus fokus pada kuliahmu. Ibu bisa kesini dan menjaga Suji jika kau mau."

Lonely [end•]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang