× Back To Her ×

189 30 0
                                    

Lonely
PART : 29

•••

Dalam kamar rumah sakit itu, kegaduhan terjadi.

"Heh, aku bawa banyak buah-buahan itu untuk Suji. Kenapa jadi kau yang habiskan?" Mingrui memukul belakang kepala Minjae.

"Santai, santai. Lagian buahnya banyak sob, kalau habis bisa beli lagi. Jangan berlagak seperti orang miskin."

"Apa?!" Mingrui mendelik tak terima. "Miskin kau bilang? Belum lihat koleksi kamera drone terbaruku? Seenaknya saja bilang miskin."

Minjae mengendikkan bahu. "Terserah."

Sementara itu, ditepi ranjang rumah sakit, Nari dan Boram duduk dekat Suji.

"Kebetulan sekali kau sadar di akhir pekan." Celetuk Nari lalu tertawa. "Kita jadi bisa menjengukmu."

Suji tersenyum kecil menanggapi. Dan Boram terperangah melihatnya. Sebab sepanjang tahun yang dia lalui sebagai sekertaris kelas, baru kali ini Lee Suji tersenyum. Apa ini? Apa kutub utara telah mencair?

Mengerjap sebentar, Boram memutuskan bertanya. "Bagaimana perasaanmu?"

Gadis surai legam mengangguk. "Lebih baik."

"Saat tertidur sangat lama, apa yang kau impikan?"

"Apa?"

"Yeah, kau tahu bukan. Seperti yang kebanyakan dialami orang di film-film. Saat terbaring koma dalam kurun waktu yang lama, mereka pasti bermimpi. Bagaimana denganmu?"

Suji terdiam. Perempatan tak kasat mata muncul di keningnya. Seingatnya tak ada. "Entahlah. Aku tak merasakan apapun. Hanya istirahat, itu saja."

Boram mengangguk paham. Lumayan, setidaknya ketua kelas itu tidak seangkuh dulu. Raut datarnya kini lebih teduh. "Oh, omong-omong pacarmu mana?"

Suji terkesiap. "Ung?"

Nari tersenyum jahil. Alisnya naik turun main-main. "Zeyu, memang siapa lagi."

"Oh," Gadis itu mengangguk, lalu mengalihkan pandangan. Pipinya merona manis. Berusaha mempertahankan ekspresi wajah senormal mungkin. "Pulang, mandi dan mengurus beberapa hal. Itu katanya."

Suara pintu diketuk menarik atensi semua orang disana. Minjae berdiri, ia memutuskan membuka.

"Oh? Halo. Aku datang menjenguk Lee Suji. Ini kamarnya bukan?"

Satu.

Dua.

Tiga.

"Kau?!" Minjae melotot tak percaya. Menatap gadis manis bersurai cokelat panjang di depan pintu. "Na Hana?"











__________











Ditaman rumah sakit, Taehyung terlihat tengah bercakap dengan seseorang lewat telepon.

"Taehyung, maaf. Mama akan usahakan pulang bulan depan."

Taehyung diam sejenak. Jemarinya mengepal disisi tubuh, "Mom, tidakkah kau khawatir dengannya?"

Lonely [end•]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora