Benih-Benih Cinta

261 29 6
                                    



Aurora tidak langsung masuk ke rumah saat ia dan Arif sampai di rumahnya. Ia berdiri di samping Arif sambil memandangi cowok itu lekat. Membuat Arif mengerutkan keningnya bingung.

"Kenapa, Au?" tanya Arif.

"Lo mau nganter jemput gue sampai kapan?" Pertanyaan itu muncul di kepalanya saat perjalanan ke sini tadi. Ia ingin tahu jawaban jujur Arif.

Arif tidak langsung menjawab. Ia terdiam beberapa saat.

"Rif?"

"Kenapa lo tanya gitu?"

"Karena gue pengen tau, lah."

"Sampai kapan, ya?" Arif bergumam dan memandang ke atas. Ke langit berwarna biru muda dengan awan seputih kapas.

"Kok malah balik nanya sih!" Aurora berseru kesal.

"Sampai gue mati," kata Arif dan membuat Aurora terlonjak di tempatnya.

"Hah?!"

"Iya, sampai gue mati," kata Arif sambil tersenyum. "Sampai gue mati, Au. Lo nggak keberatan, kan?"

"Nggak, sih," jawab Aurora kemudian menggeleng.

"Sip." Arif menyalakan mesin motornya. Bersiap pergi dari sana.

"Gue pulang, boleh, kan?"

"Boleh. Sana pulang," kata Aurora.

Arif tertawa. Tawa yang keluar begitu saja dari mulutnya.

"Perasaan nggak ada yang lucu, deh," kata Aurora setelah tawa Arif telah berhenti.

"Emang nggak ada yang lucu."

"Terus kenapa lo ketawa?"

Arif menelengkan kepalanya. Tampak berpikir. "Nggak tau," katanya kemudian.

"Dasar aneh!"

"Biarin."

"Ya udah sana pulang."

"Gue diusir?"

"Iya."

"Yah, jahat banget." Arif memasang tampang seolah tersakiti.

Aurora hanya tertawa kecil melihatnya.

"Kan memang lo udah niat mau pulang. Tuh, motornya udah dinyalain," kata Aurora sambil menunjuk motor Arif.

"Oh, iya." Cowok itu menepuk dahinya. Seolah dirinya telah melupakan hal tersebut.

"Lo kenapa, sih?" tanya Aurora sambil tertawa geli melihat tingkah Arif.

"Mau ngelucu, Au. Berhasil nggak?" tanyanya pura-pura gugup.

"Berhasil, kok," kata cewek itu sambil mengangguk-angguk, dengan senyum tersungging di bibirnya.

"Yes!" Arif berseru dan mengangkat tangannya ke atas. Ia kemudian berteriak "Hore". Membuat tawa Aurora pecah saat itu juga. Cewek itu tertawa terbahak-bahak.

Arif tersenyum tipis melihatnya. Hatinya terasa hangat saat itu juga. Senyum dan tawa cewek itu membuat hatinya melambung tinggi. Seolah dia telah melakukan hal besar dan menakjubkan.

Aurora menyeka air mata yang mengalir karena ia tertawa. Ia kemudian memandang wajah cowok yang duduk di motornya itu.

"Sana lo pulang," katanya. "Makasih udah ngajak gue ke perpustakaan lo itu."

"Sama-sama. Kapan-kapan ke sana lagi, ya."

"Iya. Kapan-kapan."

"Sip, deh. Semangat sekolahnya. Gue pulang, ya. Kita ketemu lagi besok pagi."

Storm and Cross (TAMAT)Where stories live. Discover now