13

8K 877 8
                                    

"Tante!" Tante Vaida yang baru saja memasuki restorannya terpanggil dengan suara Rara yang tengah duduk manis di salah satu meja yang terletak di dekat jendela. Tante Vaida melangkahkan kakinya menuju Rara yang menyambut kedatangannya.

"Udah lama Ra?" Rara lalu melihat jam tangannya, sekarang pukul 4 lebih 15 menit.

"Ah engga kok tante" Rara tersenyum, mengingat dirinya sudah ada disini hampir satu jam.

"Maaf yaa, tante tadi rapatnya agak mulur jamnya, soalnya klien tante ada urusan mendadak tadi. Jadi tante harus nunggu deh" tante Vaida tersenyum tak enak kepada Rara. Tante Vaida lalu memanggil pelayan untuk memesan makanan atau minuman sebagai teman mengobrol.

"Mau pesen apa Ra?" Tanya tante Vaida setelah pelayan sudah sampai dan memberikan daftar menu kepada keduanya, tante Vaida dan Rara. Tapi karena tante Vaida yang sudah hafal dan tau apa saja yang disediakan disini, tante Vaida memesan teh hijau biasa.

"Emm, jus alpukat aja tante"

"Makanannya?"

"Engga tante, jamnya tanggung sebentar lagi juga makan malem, hehe" Rara nyengir menanggapi ucapannya sendiri. Tante Vaida tersenyum, beralih menatap salah satu pekerjanya yang mengantarkan daftar menu ke meja mereka.

"Teh hijau sama jus alpukat ya, Fiska" ia memanggil nama pelayan tersebut yang sudah pasti tante Vaida tau karena sering datang ke restorannya yang berada disini.

"Baik bu, silahkan ditunggu" pelayan bernama Fiska tersebut undur diri mengantarkan pesanan kepada pekerja di dapur.

"Jadi, ada apa Ra? Tadi kamu mau bilang tentang Radit?" Rara mengubah sikap duduknya menjadi lebih tegap, terlihat bahwa perbincangan ini cukup serius bagi Rara.

"Tante, Rara mau tau lebih banyak soal Radit dan sindrom asperger tan. Rara mau bantu Radit supaya cepet sembuh" tanpa basa basi Rara langsung mengungkapkan tujuannya ingin bertemu dengan tante Vaida. Teman ibunya ini tersenyum, menatap dalam netra Rara mencari ketulusan disana.

"Rara perlu tau tentang Radit tan. Kaya kemarin, tante pasti udah taukan dari mbok Sitem? Rara ngga paham kenapa Radit bisa kaya gitu, padahal sebelumnya ngga ada apa apa kok sama Radit.

Maaf tante bukannya Rara mau sok ikut campur urusan tante dan Radit, tapi Rara beneran pengin bantu Radit tan. Rara harus tau apa kebiasaan Radit, kesukaan Radit dan apa pun tentang sindrom ini supaya Rara bisa bantu. Apa tante ngga papa kalo Rara ikut campur dalam hal ini?"

Tante Vaida tersenyum. Ia tak bisa berkata kata dengan perkataan dan pemikiran Rara, entah apa yang dipikirkan gadis ini sampai mau meluangkan waktunya untuk putranya. Tapi tante Vaida tau, Rara tulus akan hal ini.

Rara sedikit ragu kalau tante Vaida mengizinkannya. Secara, Rara adalah orang baru yang dikenal Radit dan tante Vaida. Apakah orang baru bisa membantu dia menyembuhkan Radit?

Sebuah hal langka ketika Radit mau mengulurkan tangan kepada orang yang baru dikenal. Teringat bagaimana Radit mengajak Rara berteman, bagaimana Radit mau mengulurkan tangan untuk orang asing yang baru dikenal. Hal itu mungking jalan yang Allah swt. berikan untuk kecepatan kesembuhan Radit. Begitulah pikir tante Vaida.

"Kenapa kamu mau bantu Radit Ra?" Tante Vaida menanyakan hal yang sangat sederhana. Tapi Rara sulit untuk menjawab pertanyaan sesederhana itu. Rara terdiam, ia harus berpikir terlebih dahulu, kenapa ia mau membantu Radit? Kenapa ia mau repot repot berteman bahkan membantu kesembuhan seseorang tetangga yang terkena syndrom asperger?

Rara ragu dengan alasannya sendiri. Keinginannya timbul dari hatinya, dari keinginannya. Rara terdiam cukup lama, bingung akan menjawab apa.

"Flis ya kali gue bilang 'soalnya Radit ganteng tante' duuh, engga engga. Mau ditaroh dimana muka gue" batin Rara. Sebenarnya, kegantengan Radit juga menjadi alasan Rara, tapi itu list alasan yang terakhir.

My Idiot Best Friend (END)✅Where stories live. Discover now