17

7.4K 884 2
                                    

Rara tetap menggandeng tangan Radit sembari berjalan ke toko yang Rara ingin kunjungi. Tentu saja mengambil jalan aman dengan mencari tempat yang tidak terlalu ramai. Rara terlihat cukup khawatir dengan Radit yang berwajah sangat tegang saat ini.

Jujur saja Rara ingin tertawa namun juga khawatir diwaktu yang bersamaan. Raut wajah Radit yang tegang dan terlihat cukup tak nyaman dengan suasana yang cukup ramai, membuatnya terlihat lucu dan menghawatirkan bagi Rara.

Rara berhenti di depan toko baju, lalu mengajak Radit masuk kedalamnya. Hawa hangat namun sejuk terasa ketika masuk ke dalam toko, suasananya juga terasa lebih tenang karena tidak banyak orang disana.

"Lo duduk disini aja. Jangan pergi kemana mana, oke?" Rara mendudukan Radit di tempat duduk yang tersedia untuk pengunjung toko. Radit hanya menganggukan kepalanya sebagai respon dari perintah Rara. Setelah itu, Rara beralih memilih baju yang akan ia beli dan digunakan untuk acara tante Vaida.

Rara memilih baju baju yang tergantung di dalam toko. Rara akan membeli dua baju nantinya, satu adalah dress brokat modern dan satu lagi dress panjang. Rencananya, ia akan menyesuaikan dengan pakaian yang digunakan ayah dan ibu agar terlihat serasi.

Iris mata Radit terus mengikuti arah gerak Rara. Sebenarnya Radit cukup bosan disana, hanya duduk sembari melihat Rara bolak balik memilih baju yang akan dibeli. Sedangkan yang diperhatikan tetap fokus pada kegiatannya.

***

Lain tempat lain suasana. Di tempat laundry tante Vaida terlihat sangat sibuk. Acaranya memang masih satu minggu, tapi tante Vaida ingin dua hari sebelum acara semua persiapan dan perlengkapan laundry sudah selesai. Rencananya, acara pembukaan akan diadakan di lantai dua tempat laundrynya. Tempat usaha baru tante Vaida tersebut cukup luas, lantai duanya juga cukup untuk menampung sekitar 200 orang.

Lantai bawahnya sebagian sudah terisi dengan mesin cuci dan beberapa peralatan yang diperlukan dalam usahanya. Laundry tante Vaida ini terletak cukup jauh dari kantor pusatnya, maksud dari kantor pusat adalah dimana tante Vaida banyak menghabiskan waktunya disana. Kantor tersebut berada di butiknya.

Tante Vaida tengah mengendarai mobil berwarna hitam miliknya menuju butik tempat kantor pusatnya berada. Ia mengerem mobilnya perlahan ketika lampu merah di perempatan menyala.

Pikirannya melayang ke arah Rara dan Radit yang tengah berada di mall saat ini. Ia melirik tas yang berada di samping tempat duduknya, berharap mendengar nada dering dari ponselnya. Paling tidak ia mengetahui nasib Radit dan Rara sekarang, jujur saja tante Vaida ingin kabur dan menemani mereka, tapi pekerjaannya tidak mengizinkannya pergi seenak hati.

Netranya tertarik dengan sepasang muda mudi yang bergandengan tangan menyebrangi jalur penyebrangan dibawah cuaca yang cukup panas. Ia tersenyum ketika membayangkan bahwa laki laki itu adalah Radit, ia pasti akan sangat senang jika suatu saat nanti ia menitipkan Radit pada seorang perempuan yang akan menggantikannya merawat Radit. Sama seperti ibu mertuanya dulu yang menitipkan putranya pada tante Vaida.

Sontak saja senyum tante Vaida luntur, mengingat kejadian yang sudah sangat lama diingatannya. Ingatan 20 tahun lalu yang kian menoreskan luka namun semakin menguatkannya.

Ia teringat bagaimana ia bertemu dengan mantan suaminya, Dandi.

Tante Vaida bertemu dengan Dandi ketika keduanya duduk dibangku perkuliahan. Mereka sering bertemu di luar kampus karena memang berada dijurusan yang berbeda. Dandi berada dihukum sedangkan tante Vaida berada dibisnis.

My Idiot Best Friend (END)✅Where stories live. Discover now