19

7.2K 823 16
                                    

"Mau apa lo?" Tanya Rara dengan nada suara yang sangat ketus. Membuat orang tersebut tersenyum miring dan lebih mendekat ke arah Rara.

"Ini siapa? Lo mau ngegoda cowo mana lagi selain Dimas?" Kata kata pedas itu terlontar dari mulut Angel. Entah kebetulan atau memang takdir, Rara bertemu dengan Angel, Lidia dan Vara di mall hari ini. Kata kata Angel membuat Rara merasa direndahkan, seolah Rara hanya bisa menggoda laki laki, tentu saja Rara merasa sangat tersinggung.

"Sinting lo. Emangnya gue sama kaya lo? Gue ngga akan terima lo ngomong kalimat rendahan kaya gitu, memang ya kata kata itu cerminan hati seseorang. Kalimat lo rendahan banget, sama kaya orangnya" kalimat tajam Rara membuat Angel semakin mendidih. Angel tersenyum miring menatap tajam ke Rara, lalu tatapan matanya melihat Radit yang sedari tadi hanya menunduk.

"Saran gue sih, jangan mau lo di deketin orang kaya Rara. Belum cukup dia ngerebut Dimas dari gue, dia mau gandeng orang lain juga. Ck ck ck, lo jadi cewe kok ganjen banget sih?" Kalau saja tidak ada Radit, tangan Rara ingin menarik kuat rambut panjang Angel. Tapi Rara hanya diam dan menutup mata berusaha mengontrol emosinya.

Bruk

Angel mendorong Rara sangat keras ketika Rara tengah memejamkan matanya, sehingga Rara terjatuh ke belakang. Rara meringis karena terkejut sekaligus malu karena beberapa orang melihat ke arah mereka. Rara jadi berpikir bahwa Angel sudah kehilangan urat malunya.

Radit membuka mulutnya melihat Rara yang jatuh karena ulah Angel. Sontak saja ia berjalan cepat mendekat ke arah Angel dan menjambak rambutnya. Hal tersebut menbuat Angel berteriak, Rara, Lidia dan Vara juga sangat terkejut dengan tindakan Radit. Lidia dan Vara berusaha melepas perseteruan Radit dan Angel.

"Rara ngga jahat... Rara ngga ganjen... kalian yang jahat.... kalian jahat.... jangan ganggu Rara.... jangan ganggu Rara...." Radit mengucapkan hal tersebut tanpa mengendurkan tangannya dari rambut Angel, membuat suasana kian riuh dan makin banyak orang melihat tingkah mereka.

"Radit! Jangan!" Rara menarik pundak Radit agar melepas tangannya. Tentu saja dengan mudah Radit melepas jambakannya pada rambut Angel.

"Dit, lo apaan sih?! Jangan gitu dong" Rara memegang lengan Radit dan berusaha memberikan pengertian padanya bahwa tindakannya salah, walaupun niat Radit adalah melindungi Rara.

"Dasar kalian gila! Ngga Rara ngga cowonya, dasar awas aja ya Ra gue bakal bales semua perbuatan dia ke gue. Huhuhuu" Angel mulai menangis karena masih merasa perih di kepalanya. Tataan rambutnya juga terlihat berantakan, sangat berantakan.

Rara hanya berlalu meninggalkan Angel dan kawan kawannya bersama Radit. Jujur saja Rara malu sekaligus berterimakasih. Ia malu karena banyak pasang mata yang melihat tingkah kekanakan mereka, ia juga berterimakasih kepada Radit karena akhirnya Angel mendapatkan balasan atas semua tindakannya pada Rara.

Rara melepas kaitan tangannya dengan Radit dengan cukup keras ketika mereka sampai di taman. Terlihat langit sudah cukup gelap walau saat itu baru pukul 4 sore.

Radit terlihat merasa bersalah, ia terus menundukan pandangannya dan menggenggam gancinya dengan kuat.

"Lo ngga boleh kaya gitu Dit. Gue tau kalo niat lo itu bener, lo mau ngelindungin gue kan? Tapi kalo lo nyakitin orang lain juga ngga bener Dit" Rara berucap dengan membelakangi Radit. Rara menghembuskan nafasnya kasar.

"Maaf... Radit minta maaf.... maaf.... maaf Ra...." Rara memejamkan matanya sebentar, ia lalu berbalik menghadap Radit. Rara mengajak Radit duduk dibangku yang tersedia di taman tersebut.

"Iya gue maafin" Rara mengedarkan pandangan matanya mencari pedagang es krim yang biasanya ada di dekat sini. Rara menemukannya dan beranjak berjalan mendekat.

My Idiot Best Friend (END)✅Where stories live. Discover now