4.Penyesalan

523 107 32
                                    

Lelaki paruh baya itu duduk diatas kursi ruang kerjanya, ia membuka laci dan merogoh selembar foto disana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lelaki paruh baya itu duduk diatas kursi ruang kerjanya, ia membuka laci dan merogoh selembar foto disana. Tanganya yang bergetar mengelus foto itu pelan. Matanya mulai ber air, dan siap menumpahkan cairan yang jatuh menuruni pipi.

Penyesalan ini tak kan berakhir malah semakin hari semakin besar, keputusan yang dulu ia ambil menjadi bomerang yang telah ia rasakan akibatnya sekarang. Anaknya pergi meninggalkanya tanpa sempat ia menjelaskan semua.

Putri cantiknya itu pasti sangat membenci dirinya. Ia tak kuasa menahan tangis setiap membayangkan wajah Alena. Sepuluh tahun tanpa bertemu dan hanya mampu menatap sang anak melalui foto sukses menghantarkan sesak luar biasa. Ia ingin menemui anaknya kala itu, ia ingin menemani tumbuh kembang sang putri tapi tak punya cukup keberanian untuk meminta. Ia hanya takut, takut anaknya akan semakin membenci dirinya.

Kebohongan demi kebohongan ia ciptakan untuk menjaga keutuhan rumah tangganya dengan Saras. Ia selalu berusaha adil terhadap istri dan anak nya yang lain. Ia tak menampik perasaan bersalah itu selalu hadir saat kebohongan yang ia ciptakan dipercaya sang istri.

Saras memang berbeda, dia seorang istri dan ibu yang lembut. Tak pernah meninggikan suara saat mereka berdebat, malah cenderung mengalah pada dirinya yang lebih mudah meledak ledak. Wajah ayu khas Jawa dan senyum menawanya, mampu membuat semua orang terpesona.

Tetapi hal itu tak berlaku pada kedua orang tuanya, dari awal mama dan papanya tidak bisa menerima kehadiran Saras dalam keluarga mereka, anggapan anggapan buruk selalu ia dengar saat Danu menceritakan sang istri.

Ia tak pernah memaksa keluarganya untuk menerima Saras dengan cepat, ia hanya ingin mereka menghargai keputusannya dan tidak menunjukkan kebencian mereka didepan istrinya.

Tapi istrinya itu sangat perasa, Saras selalu murung setelah pulang dari rumah orang tuanya. Ia merasa keluarga suaminya belum bisa menerimanya, Saras berusaha untuk akrab tapi tak ditanggapi oleh mereka. Sikapnya yang ramah dan murah senyum tak mampu melunturkan kebencian mertuanya.

Hal itu membuat Danu merasa bersalah, menganggap belum bisa menjadi suami yang baik. Ia menyalahkan dirinya sendiri, sadar belum bisa membahagiakan sang istri. Walaupun begitu kehidupan rumah tangga mereka tetap baik baik saja. 6 bulan setelah pernikahan, Saras dinyatakan hamil membuat Danu bahagia luar biasa. Ia bahkan menangis tergugu masih belum menyangka sebentar lagi akan menjadi seorang ayah.

Sikap protektif Danu muncul sebagai naluriah untuk menjaga sang istri dan janin yang dikandung Saras tetap sehat dan baik baik saja. Apapun yang Saras minta selalu ia usahakan, kemanjaan sang istri, mood yang berubah ubah dan keinginan -keinginan yang tidak biasa selalu ia penuhi. Ia akan merasa sangat bahagia saat keinginan Saras mampu ia turuti.

Kebahagiaan itu semakin besar, saat kelahiran putri mereka - Kalena Hartawan - membuat Danu selalu ingin cepat pulang ke rumah.

Kalena tumbuh menjadi gadis cantik dan penuh keceriaan yang semakin melengkapi pernikahan Danu dan Saras. Tetapi semua itu tak bertahan lama, saat usia Alena menginjak 7 tahun penyakit Saras semakin parah. Danu mulai dilanda cemas dan takut. Ia tahu Saras memiliki penyakit yang tidak bisa dianggap sepele.

Ditengah kekalutan yang terjadi, sang papa juga sering keluar masuk rumah sakit. Membuat pikiran Danu tidak bisa untuk diajak berfikir positif. Bolak balik rumah sakit membuat tubuhnya dilanda letih.

Pagi itu, keadaan papa semakin memburuk. Danu Diminta keluarganya untuk menemui papa diruang perawatan beliau, ada hal penting yang harus dibicarakan. Pembicaraan mereka berupa keinginan sang papa agar Danu menikahi Riana anak dari sahabat papanya. Danu jelas menolak dengan keras, tetapi keluarganya yang lain mendesak dengan dalih itu merupakan keinginan terakhir papa mereka.

Danu diam belum bisa berfikir dengan jernih, seiring kesadaran sang papa yang mulai menipis Danu berakhir menganggukan kepalanya. Walau terasa berat, ia tak kan mampu menolak wasiat sang ayah.

Pernikahan itu pun terjadi tanpa diketahui Saras. Danu berusaha menjaga serapat mungkin agar tak diketahui sang istri. Tetapi serapat apa bangkai disembunyikan pasti akan tercium juga kan?



HAPPY READING

16 JUNI 2020

Liku KehidupanWhere stories live. Discover now