9.Permintaan Elang

318 34 21
                                    

Alena berjalan keluar dari ruangannya menuju teras depan rumah sakit, ia akan memesan taksi karena mobilnya masih dibengkel untuk perbaikan. Berjalan dengan anggun ia tersenyum ramah kala beberapa orang menyapanya disepanjang lorong ruang perawatan pasien, Alena memang terkenal di rumah sakit ini bukan saja karena wajah ayu yang dimilikinya tapi sikap ramah dan statusnya yang masih single menjadi faktor yang paling kuat, maka tak heran jika ia menjadi incaran banyak karyawan serta para dokter muda disini.

Merogoh saku jas untuk mengambil ponsel Alena berniat untuk memesan taksi online, tapi belum sempat ia melakukannya suara di samping tubuhnya membuat ia menoleh dan menemukan Elang yang tengah menatapnya dengan senyum manis yang tersungging di wajah tampan laki laki itu. Jujur saja Alena sempat terpesona, wajah tampan Elang yang diwarisi dari sang ayah serta gen unggul dari ibunya menghasilkan keturunan luar biasa menawan seperti sesorang yang tengah mengamatinya dengan intens hingga membuat Alena tersenyum malu malu seperti sekarang ini.

"Mau pulang dok? Ayo sekalian bareng saya" suara Elang membuat Alena menetralkan kembali mimik wajahnya, tak ingin sampai tingkat ke PDan Elang meningkat karena menyadarinya yang sempat salah tingkah tadi.

"Dokter gak ada kerjaan ya? tiap saya gak bawa mobil selalu nganterin pulang" balasnya dengan nada bercanda disertai kekehan geli.

"Saya mau ke rumah kakak saya jadi gak ada masalah kan karena kita juga searah"

"Apa gak papa? Saya cuma gak enak aja sama yang lain karena banyak gosip miring tentang kita. Mereka mengira kita pacaran"
Ucap Alena dengan nada pelan diakhir kalimat. Oh tuhan ia malu sekranag.

Elang mengangkat alisnya menatap wanita di depanya ini yang terlihat ..... tersipu.

"Gak masalah, saya malah bersyukur kalau beneran begitu"

"Hah?" Alena melongo sedikit kaget dengan balasan Elang yang terlihat tak keberatan sama sekali.

"Ayo sudah malam"

Elang berucap dengan menarik tangan Alena menuju tempat mobilnya terparkir. Sebenarnya ini hanya akal akalan nya saja untuk berdekatan dengan primadona di rumah sakit ini, sejak awal bertemu Alena di taman waktu itu Elang sudah tertarik dengan Alena yang baginya begitu mengemaskan ditambah sikap malu malu yang sering ditampilkan wanita itu saat berdekatan dengannya membuat Elang semakin menaruh harapan dan empati pada sosok mungil yang tengah beriri disampingnya ini. Anggap saja ia jatuh cinta pada pandang pertama, terlihat mengada ada memang tapi itulah yang dirasakannya saat ini.

"Saya boleh kan berharap lebih sama kamu?"

Ucapan Elang membuat Alena mengangkat wajah dan mengarahkan tatapanya pada laki laki yang tengah fokus menyetir itu, ia hanya diam masih binggung dengan arah pembicaraan kali ini.

"Al? Bolehkan? Saya yakin kamu single karena saya lihat kamu gak deket sama laki laki manapun jadi masih ada kesempatan buat saya deketin kamu. Dan mulai sekarang saya akan berjuang untuk itu"

Laki laki disampingnya ini selain suka bersikap semena mena ternyata juga memiliki sifat sok tau yang tinggi, memang ia single tapi kenapa status itu terdengar begitu menyebalkan di telinganya ditambah nada yang digunakan Elang seperti tengah mengejeknya.

"Saya belum siap menikah"

Balasan itu terdengar ketus ditelinga Elang membuat ia menarik sudut bibirnya keatas, merasa lucu sekaligus gemas dengan respon yang ditunjukkan wanita pujaannya ini.

"Dekat bukan berarti menikah kan? Saya cuma mau kita memahami pribadi masing masing dulu"

"Jadi dokter deketin saya cuma mau dijadikan pengalihan status, begitu! Atau jangan jangan kalau dokter sudah bosen mau mencampakkan saya? Iya kan? Dokter fikir saya... "

Liku KehidupanWhere stories live. Discover now