Prolog

290 24 6
                                    

"Hei, kumohon bangunlah!" teriak gadis itu dengan isak tangisnya dengan laki-laki yang telah sekarat dipangkuannya. "Kau.. hikss... kau bilang akan menemaniku hingga akhir hikss... dimana janji mu itu?!"

"Ma...af..." ucap laki-laki itu tersenyum lemah sambil mengelus pipi dan mengusap airmata gadis itu dengan tangannya yang bersimbah darah.

"Tidak! Tidak! Kumohon jangan tinggalkan aku!" gadis itu masih setia dengan tangisnya. Ia benar-benar tak rela jika laki-laki itu pergi dari sisinya.

"Jangan tinggalkan aku... hikss... Kumohon...."

Tangan laki-laki yang berada dipipi gadis itu kini terjatuh, kini tak ada lagi tenaga didalam tubuhnya, matanya pun terpejam.

Gadis itu tercengang, ia mengguncang tubuh laki-laki itu dengan kuat berharap laki-laki itu akan bangun.

Tapi ternyata, laki-laki itu tetap diam. Tak menunjukkan reaksi apapun.

"Hei, hei, hei, kenapa kau tak bangun?! Hikss jawab aku!!"

Gadis itu menangis meraung-raung. Ia tak bisa hidup seperti ini, jika laki-laki yang ia cintai sepenuh hati--tidak sepenuh jiwanya kini meninggalkannya.

Dengan air mata yang bercampur dengan darah di pipinya, ia mengambil senjata kesayangannya yang terletak disampingnya.

Ia meraih senjata itu, kemudian mengayunkannya keatas, lalu menusuk dirinya sendiri dengan senjata itu.

Darah bercucuran dimana-mana, kini gadis itu mulai ambruk disebelah laki-laki itu.

Dengan kata-kata terakhirnya. "Aku akan selalu mengikuti mu, kemanapun kau berada."

Dan sampai akhirnya, kelopak matanya pun terpejam.

Menyusul belahan jiwanya.

"Aku harap, aku berkesempatan untuk menemui lagi di kehidupanku selanjutnya.. "

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

End of Prolog...
Publish 7 Oktober 2020

Ngehehe another Granby. Karena Odette lagi gila petualangan ya gini deh.

Gimana prolog nya?
Baru kali ini loh Odette pake prolog.

Tentu saja, karena cerita ini istimewa muehehe.

Semoga kalian suka.

Kalo suka, tolong tinggalkan vote atau komennya.

Odette paling ga suka dengan silent readers karena silent readers itu mencirikan bahwa orang itu tidak bisa menghargai karya orang lain.

Oke, oke, Odette udah bacotnya, kalo gitu sampe jumpa di chap 1 babay!

Story by Swan_Odette

The Little Redhood and The Vagrant PoetWo Geschichten leben. Entdecke jetzt