Chapter 1 : Nona bertudung merah

250 26 16
                                    

Seorang gadis bertudung merah kini tengah berlari di gelapnya hutan. Ia tengah mencari mangsanya yang lepas.

Serigala. Mahluk yang telah membuat seluruh kehidupannya menjadi berbeda.

Ia sangat membenci mahluk itu. Jika ia melihat mahluk itu dihadapannya, ia akan langsung mengejarnya, menangkapnya dan membunuhnya tanpa ada satu ekor pun yang lepas.

Hanya sinar bulan yang menjadi penerangan nya dimalam itu. Dengan sabit yang besar dan tubuhnya yang kecil, ia berlari menelusuri gelapnya malam.

Menajamkan indera pendengarnya, telinga nya menangkap sebuah suara. Ia kemudian mendekati asal suara itu.

Suaranya berasal dari sebuah sungai kecil, kemudian ia bersembunyi dibalik pohon, dan mengintip apa yang menimbulkan suara itu.

Ia terkejut bukan main, pipinya memerah. Ia melihat ada seorang laki-laki yang sedang membasuh tubuhnya.

Ia bisa melihat karena sinar bulan menerangi laki-laki itu. Untung saja laki-laki itu hanya membuka pakaian atasnya.

Jika tidak, mungkin gadis ini akan langsung berteriak ditempat.

Tapi sepertinya ia belum pernah melihat laki-laki itu disini, ia hafal betul karena tempat ia tinggal tidak jauh dari hutan ini.

Ia kemudian melihat ada sebuah jubah dan kotak yang terletak di atas bebatuan besar didekat sungai itu.

Karena penasaran, ia mengendap dan mengambil kotak itu. Sabitnya ia sender kan dipohon.

Saat ia membukanya, ternyata isinya adalah sebuah biola.

Ia tidak tahu-menahu tentang biola. Benda itu terasa asing dimatanya. Tapi entah kenapa benda itu terlihat sangat indah dimatanya.

Ukirannya yang indah, warnanya yang mengkilap, dan tidak ada debu sedikitpun di biola itu.

Ia terus mengamatinya, sampai tidak sadar ada dua ekor serigala dibelakangnya.

Serigala itu telah mengambil ancang-ancang dan bersiap menerkam gadis itu dari belakang.

Tapi tiba-tiba...

Bang! Bang! Bang! Bang! Bang! Bang!

Suara peluru yang memekakkan telinga membuat gadis itu terkejut dan langsung terduduk. Bahkan biola tadi pun kini telah jatuh ketanah.

'Apa itu?' batinnya.

Ia langsung berdiri dan melihat kebelakangnya, dua ekor serigala telah tewas dengan darah bercucuran dimana-mana.

"Sebegitu bagusnya kah biolaku sampai kau tak sadar bahwa dirimu hampir saja kehilangan nyawa?" suara berat dan rendah terdengar dari belakang gadis bertudung merah itu.

Ia langsung membalikkan badannya, ia terkejut karena laki-laki yang ia lihat tadi kini berada dihadapannya bertelanjang dada dengan benda asing ditangannya.

Gadis itu langsung menutup mata dengan telapak tangannya. Entah kenapa ia refleks melakukan itu.

"Si-siapa kau?!" tanya nya gugup. Ia malu, selama hidupnya ia belum pernah melihat laki-laki bertelanjang dada.

"Justru seharusnya aku yang bertanya seperti itu. Siapa kau dan mengapa kau mengintipku bocah pendek?"

Gadis itu langsung membelalakkan matanya. Ternyata laki-laki itu menyadari bahwa ia telah mengintipnya.

Tapi tunggu dulu. Apa dia bilang tadi? Bocah pendek?

"Apa kau bilang, bocah? Heh orang aneh! Asal kau tahu ya aku ini berumur enam belas tahun!"

The Little Redhood and The Vagrant PoetWhere stories live. Discover now