Story

493 44 8
                                    

Matahari menunjukkan sinarnya, membuat para peserta upacara harus menahan panas yang sekarang sedang gencar menusuk kulit mereka. Hari ini hari Senin, hari yang katanya dibenci banyak orang. Sama seperti yang lainnya, Eltazafer pun benci hari senin. Terlebih lagi jika amanat dari pembina upacara yang super panjang, bikin emosi meningkat saja.

"Hareudang pisan." Keluh Alvin sambil sesekali menghembuskan nafasnya kasar.

Zara menatap Alvinㅡyang berbaris tepat disebelahnyaㅡia melihat cucuran keringat telah membasahi area kepala cowok itu. Ada rasa kasihan terbesit di hati Zara, pasalnya area anak perempuan berbaris memang rada teduh dibanding para lelaki.

Bukan tanpa alasan Zara menatap Alvin, awalnya ia menatap Fadilㅡyang tengah sibuk menyimak amanat dari Pak Kuntoroㅡnamun, matanya malah berganti ke Alvin ketika Fadil tiba-tiba saja menoleh kearahnya. Dasar Zara si sadgirl. Bagi yang belum tahu hubungan Zara dan Fadil, baiklah akan author beri tahu. Zara dan Fadil adalah tunangan. Ya, TUNANGAN. Sekali lagi, tunangan. T-U-N-A-N-G-A-N.

Layaknya orang-orang tajir pada umumnya, Zara dan Fadil juga terikat dalam perjodohan. Perjodohan yang sudah tentu menguntungkan bagi kedua belah pihak perusahaan. Memang terkesan menyedihkan, tapi Fadil justru bangga akan hal itu. Ia bangga punya 'hidden fiance', bersamaan dengan hubungannya dengan Karin. Pertunangan antara Zara dan Fadil pun hanya diketahui orang-orang terdekat, dan tentunya Karin tidak tahu menahu akan hal itu.

Zara juga tidak ambil pusing bodo amat dengan kehidupan Fadil, gadis itu tidak peduli. Ia merasa tidak perlu repot-repot memberitahu hal ini pada Karin, katanya kasihan kalau Karin harus menanggung malu karena di cap sebagai 'perebut' oleh orang-orang. Zara tidak sepicik itu, tenang saja. Lebih baik sekarang kita membahas Zara dan teman-temannya saja.

Audy, Ratu, Aura, Yashi, Kina, dan Zara adalah teman sekelas Eltazafer. Mereka berenam juga cukup terkenal, bukan hanya karena tampang dan materi tapi juga karena dedikasi mereka pada ISHS yang sudah tidak diragukan lagi. Mereka berenam sudah bersahabat sejak zigot, begiu bahasa kasarnya. Tapi yang namanya perempuan, pasti selalu ada saja kelompok kecil didalam suatu kelompok pertemanan, iya kan?. Jadilah kelompok pertemanan mereka dibagi lagi dalam sub-unit kecil menjadi ; Ratu-Audy, Kina-Zara, dan Yashi-Aura, begitu.

Dan disinilah mereka berenam, sedang duduk tenang menikmati makanan mereka. "Jijik banget liat Karin, astaga." Keluh Audy blak-blakan sambil menatap Karinㅡdi seberang merekaㅡyang sedang mengobrol dengan Fadil, mesra.

"Iya, greget gue liatnya. Zar, coba lo speak up biar malu tuh si nenek sihir." Kina memotong pentol di mangkoknya dengan emosi begitu menatap Karin tadi. Kina kesal, kenapa Zara bersikap acuh begini pada Fadilㅡyang notabene adalah tunangannya?

"Speak up, anjir. Kaya korban pembullyan aja pake speak up." Ratu terkekeh mendengar Kina yang sudah marah-marah dari tempatnya.

Zara menatap teman-temannya, "Udah biarin aja, ga peduli gue."

"Ga usah dipeduliin gais, paling juga bentar lagi karam." Sambung Aura sambil tersenyum.

"Karam your head, itu udah dua tahun masih aja langgeng. Gimana mau karam coba??" Protes Yashi kemudian, gadis kalem ini memang suka ngegas jika topiknya sudah antara Zara-Fadil-Karin begini.

"Biarin aja, ada karma kok." Aura bersuara lagi, setelahnya meja mereka hening. Mereka sibuk dengan makanan masing-masing.

Begitu selesai, mereka berenam langsung beranjak menuju kelas karena tidak ingin berlama-lama di kantin yang super sesak ini. Hawa dingin dari AC menyambut keenam gadis itu begitu Aura membuka pintu kelas. Setelah masuk, mereka lanjut dengan urusan masing-masing. Aura yang sibuk dengan catatan ekonominya, Audy yang terus memperhatikan pantulan dirinya dikaca, Zara yang membaca thread yang lewat di timeline twitternya, Yashi yang menulis sesuatu di buku plannernya, Kina yang sibuk meng-scroll beranda Instagram miliknya, sementara Ratu harus mengatur nafasnya dengan baik begitu melihat Raja dan kawanannya memasuki kelas. Ya, Ratu menyukai Raja tapi ia tidak punya nyali yang cukup untuk confess pada cowok itu.

Geruchtted✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang