Intoleransi laktosa

216 22 18
                                    

Aura memiliki intoleransi laktosa, beberapa kali gadis itu pernah keluar masuk rumah sakit hanya karena penyakitnya. Gadis itu tidak bisa mengonsumsi apapun yang berhubungan dengan susu, ada bagian dari tubuhnya yang tudak dapat menerima. Tapi, hanya sebagian kecil saja orang-orang yang mengetahui itu termasuk teman-temannya dan Zach.

Jangan kaget, sebenarnya Zach juga tidak sengaja mengetahui hal itu. Dulu, saat SMA di ISHS sering dibagikan susu gratis setiap paginya namun Aura selalu memberikan susunya pada teman-temannya. Dari situlah kemudian Zach tau bahwa Aura tidak dapat mengonsumsi apapun yang berhubungan dengan susu. Zach itu pemerhati yang baik, bahkan ia sampai hafal hal-hal detail Eltazafer.

Aura yang mantan sekretaris OSIS ternyata juga melebarkan sayapnya didunia perkuliahan dengan baik, sehingga banyak kating yang menyukainya dan menyarankan gadis itu untuk menjadi kahim ataupun menjadi ketua panitia suatu event yang dirasa cocok dengannya. Meskipun Aura sekarang sudah menjadi anggota himpunan, tapi ia tidak seperti yang lainnya. Gadis itu terus-menerus merasa masih perlu belajar banyak hal, sehingga ia banyak disukai oleh anggota yang lain, dan banyak pula dibenci oleh angkatannya yang memang hobby dengki.

Aura bukan tipe mahasiswi kupu-kupu, ia malah sebaliknya. Gadis itu kadang menyibukkan dirinya di perpustakaan untuk mencari bahan tugas, atau sekedar membaca buku yang bergenre baru baginya. Seperti biasa, siang ini gadis itu tidak dapat makan siang dan menemui teman-temannya karena ia sibuk mengerjakan tugasnya yang akan dikumpul sore ini. Aura hanya sendiri disana, hingga akhirnya suara seseorang memecah keheningan.

"Hai, boleh gabung ga?" Sapa gadis berambut pirang itu sambil tersenyum.

Aura mengalihkan fokus dari catatannya, "Boleh, kan ini tempat umum."

"Oh iya gue tadi mampir di minimarket sebelum kesini, terus beli ini. Lo mau ga?" Gadis itu kemudian menawarkan sebungkus roti.

"Ga makasih, gue kenyang." Tipikal Aura, gadis itu memang jarang-jarang menerima makanan dari orang asing. Bukan karena suudzon melainkan ia sudah dibiasakan sejak kecil untuk tidak menerima makanan dari orang asing.

"Serius lo ga mau? Yah...padahal gue sengaja beli ini buat partner belajar gue."

"Ya udah deh, siniin." Juga tipikal Aura yang tidak tegaan, Aura akhirnya mengambil roti pemberian gadis pirang yang ia tidak ketahui namanya itu.

"Ini, dimakan ya."

"O-oke..."

Mungkin ini kali pertama Aura menerima makanan dari orang asing setelah Yashi dulu memberinya permen saat masih kelas 10. Jujur saja Aura gugup, bagaimana kalau ternyata makanan yang ia pegang sekarang justru akan membawanya ke rumah sakit? Tapi ia kemudian berpikir jernih, tidak mungkin gadis didepannya ini dengan tega melakukan hal seperti itu. Aura sudah siap untuk menggigit potongan pertamanya, namun suara lain kembali mengganggu.

"Ra.....bentar." terdengar suara Zach berteriak dari pintu masuk, dan otomatis mendapat tatapan tajam dari penjaga perpustakaan dan beberapa pengunjung siang itu.

"Kenapa?"

"Mending ini buat gue aja, gue laper coy..." Tanpa basa-basi, Zach langsung merampas roti milik Aura lantas memakannya begitu saja.

Aura sebenarnya bingung bukan main, setelah obrolannya dengan Zach beberapa bulan lalu diacara pernikahan Zara, keduanya memang tidak pernah mengobrol apapun lagi. Bahkan saling menyapa saat bertemu pun tidak, namun hari ini entah mengapa Zach tiba-tiba meneriakkan namanya dan duduk disamping gadis itu sambil memakan roti yang seharusnya jadi miliknya.

Sementara itu, gadis berambut pirang tadi hanya bisa memerhatikan Zach memakan dengan lahap roti pemberiannya tanpa hambatan. Zach hanya menatap lamat-lamat gadis didepannya, ia sedikit tau tentang gadis itu. Meskipun mereka sefakultas, tapi mereka berbeda jurusan sehingga Zach hanya beberapa kali sempat berpapasan dengan Gladysㅡnama gadis pirang ituㅡdi kantin fakultasnya.

Geruchtted✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang