Semenjak ketiadaan Solar

1.6K 131 49
                                    

"Hei! Besok ada perlombaan merakit robot lho!"

"Apakah kelas kita sudah ada yang mengikutinya?"

"Aku juga belum tahu, mungkin ketua kelas udah tahu"

Riuh pembicaraan mengenai perlombaan itu memenuhi gendang telinga Gempa beberapa waktu terakhir ini. Ia membaca buku namun, pikirannya berjalan liar tak tentu arah. Haaah...masalahnya di kelasnya belum ada yang mengikuti lomba itu dan dia adalah ketua kelasnya.

Gempa benar - benar kebingungan sekarang. Ia bahkan belum dapat infomasi tentang siapa yang akan mengikuti lomba itu dari kelasnya. Biasanya ia akan memutuskan dengan sekali sentil namun, untuk yang ini tak satupun murid di kelasnya yang mahir dalam bidang seperti ini.

Kebetulan, Hali baru melangkah masuk ke dalam kelas bersama dengan Taufan setelah mereka membantu kepala sekolah tadi. Gempa berbinar - binar dan segera mendekati mereka.

"Hali!" -Gempa

"Hm? Kenapa Gem?" -Halilintar

*memegang kedua pundak Hali *menatap serius "Bisakah kamu..." -Gempa

"Ka..kamu apa?!" -Halilintar

"Hali! Bisakah kamu mengajari Taufan merakit robot?!" -Gempa

"Ooh..mera- apa?! Mengajari Taufan merakit robot?! Aku saja tidak bisa, apalagi si maniak hoverboard itu!!" -Halilintar

"-3- Iya Gem, aku tidak pandai di bidang seperti itu" -Taufan

"Haaah..tapi, kamu harus ikut. Jika tidak, kita semua bisa dalan masalah. Nilai teknologi kita bakal menurun drastis. Soalnya pak guru kan udah pernah ngajarin. Namun, tak satupun dari kita faham lho" -Gempa

'Haaah...andai saja Solar tidak pergi, kami bisa meminta bantuan padanya' -Taufan

"Maksudmu, jika ada yang mengikuti lomba ini maka nilai teknologi semua murid akan naik?" -Halilintar

"Hm! Hanya Taufan di kelas ini yang belum mengikuti perlombaan bukan?" -Gempa

"Iya sih tapi, minta ajarin ke siapa?!" -Halilintar

'Di keluargaku bahkan di sekolah, hanya Solar yang mahir dalam hal seperti ini. Eeergh...jika saja di tidak pergi, kami bisa meminta di mengajari Taufan. Ya ampun, betapa menyesalnya aku membiarkannya pergi' -Gempa

"Terus gimana dong?" -Taufan

"Hmmm...yaudah, gimana kalo kita minjem beberapa buku dari Perpus?" -Gempa

"Nyari cara - cara merakit robot gitu?" -Halilintar

"Setidaknya 30% membantu kita" -Gempa

"Gem! Kita perlu 73% biar juara" -Taufan

"Yaudah, 43% nya lagi minta tolong ke tukang - tukang perbaiki elektronik gitu" -Gempa

"Emang bisa?" -Halilintar

*ngangkat bahu "Gak tahu UwU" -Gempa

"-_- Rrrrhhh!!!!" -HaliTau

"Kita bahas ini sepulang sekolah aja. Biar sekalian diskusi sama Blaze, Ica dan Duri" -Gempa

Mereka kembali ke tempat duduk masing - masing, setelah berbunyinya bel pengakhiran istirahat makan siang. Dan Papa Zola, guru Matematika, masuk ke dalam kelas dengan gaya khasnya.









"🎶Yume naraba, dore hodo yokatta deshou...🎶" -Blaze

"Bang, Gem! Abang mau minta tolong apa sama kita?" -Duri

Di Balik Kacamata JinggaUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum