Keributan

1.3K 131 56
                                    

"Haah...haaah...haaah..." -Blaze

Si manik jingga api berlari di sepanjang lorong sekolah dan menuruni tangga dengan tergopoh - gopoh. Entah apa yang ia lakukan sebelumnya, yang pasti itu telah menghabiskan tenaganya dua kali lipat.

Setelah berlari cukup lama, akhirnya Blaze tiba di kantin. Nafasnya tak beraturan, mengundang perhatian saudara - saudaranya sekaligus teman - temannya.

"Kenapa, Laze?" *makan keripik singkong -Duri

"Haah..haah..." *duduk di samping Ice -Blaze

"Blaze?" -Gempa

"Tadi, aku membantu papa Zola membawa tumpukan kertas tentang ulangan MTK" -Blaze

"Terus kok bisa secapek itu?" *meminum jus alpukat -Taufan

"Papa Zola minta bawain ke rooftop" -Blaze

"Eh? Bukannya kantor papa Zola di lantai 2?" -Duri

Blaze belum menjawab pertanyaan Duri, karena ia baru saja selesai memesan makanan.

"Entahlah! Papa Zola bilang pengen di rooftop aja karena anginnya sejuk. Padahal kan di kantornya ada AC. Terus karena baru inget belum beli jajanan, ya udah aku melesat ke kantin" -Blaze

"Mmm..." *ngangguk -All

Mereka menghabiskan waktu istirahat di kantin sambil berbincang tentang topik ringan. Hingga bel berbunyi, semua siswa dan siswi berlari dengan cepat ke kelas mereka masing - masing.

Pelajaran berlangsung dengan lancar. Semua murid menyimak penjelasan guru mereka dengan saksama. Kejadian langka, tak ada satupun murid di kelas Blaze yang tidur atau tidak mendengarkan.

Maaf, pak! Bapak diminta untuk keluar!

Mau apa?! Aku ada urusan di sini!

Saya mohon pak, bapak bisa mengganggu pelajaran para murid.

Diam!! Aku harus mencari 'dia'!

Keributan di luar memancing para murid yang sedang fokus. Suara satpam dan beberapa orang yang marah - marah memaksa masuk sekolah ini. Kemudian, semua guru pergi keluar membantu si satpam. Murid - murid masih menonton dari dalam kelas mereka masing - masing.

"Psst..Laze, ada apa dengan mereka?" -Duri

"Aku juga tidak tahu" -Blaze

Salah seorang guru yang sepertinya guru kelas Hali, didorong oleh salah satu orang yang berpakaian serba putih. Dan sepertinya sudah mulai pertengkaran di sana.

"Maaf! Tapi, anda berhak pergi"

"Tidak aku harus membawa salah satu muridmu!"

"Pak, tolong pergi"

"Tak akan!!"

Orang asing yang berkacamata bulat mengeluarkan pistol dari sakunya dan mengarahkan ke salah satu guru.

"Biarkan kami menyelesaikan urusan kami, jika kalian tak ingin kepala kalian bolong"

Spontan --mungkin-- Gempa keluar dari kelas dan menuju ke arah pertengkaran itu. Para siswi mulai mengagum - ngagumi si Gempa yang berjalan dengan gaya gentleman.

"Iii...Gempa gentle banget sih!!"

"Ya ampun, rasanya pengen aku karungin deh"

" -_- " -HaliTau

"Permisi pak, guru saya meminta anda dan teman - teman anda untuk pergi" -Gempa

'Hmmm...kayak kenal ni bocah' "Hei! Beri tahu namamu!"

"Haaah...namaku Gempa, Boboiboy Gempa. Ada apa ke sini?" -Gempa

*menyeringai "Turunkan senjata!"

Si pria kacamata bulat pun menurunkan pistolnya dan guru yang ia ancam tadi bernafas lega.

Pemuda yang ternyata berambut hitam terurai ke belakang itu segera menuju ke kelas Gempa. Ia celingak - celinguk melihat kelas Gempa, Hali dan Taufan. Lalu, ia lanjutkan dengan kelas Blaze, Ice dan Duri. Ia lanjutkan lagi ke kelas Ying. Dan ia kembali ke kawanannya.

"Bagaimana? Apa sudah ketemu?"

"Tidak, dia tidak di sini"

"Ekhem! Maaf, karena ulah kami tadi. Baiklah, kami akan pergi. Sampai jumpa"

Mereka pergi begitu saja ke gerbang meninggalkan sekolah mereka. Gempa, satpam dan para guru menatap heran para manusia asing tadi. Awalnya emosian mulu, celingak - celinguk ke kelas, terus pergi kayak bulu terbang.

'Mereka kenapa sih?' -Gempa

Gempa kembali ke kelasnya bersama gurunya, dan guru lain juga masuk ke kelas tempat mereka mengajar.

"Gem, mereka itu ada perlu apa sih?" -Halilintar

"Entahlah" -Gempa








"Eeergh....ke mana dia?!"

"Lokasinya sudah tidak diketahui bertahun - tahun lalu"

"Tapi, tak mungkin ia hilang setelah 2 hari yang lalu ketika kita melacak keberadaanya di sekitar sini"

"Sinyal siapa yang kita lacak di sekolah itu?"

"Kemungkinan, itu untuk mengelabui kita. Ia menaruh duplikat sinyal dan meletaknya pada benda lain"

"Sepertinya dia berhasil memblokir sinyal apapun yang mengganggu jamnya"

"Anak itu memang sangat jenius"

"Eh! Tunggu sebentar!"

"Ada apa?"

"Ternyata sinyal yang kemarin kita lacak bukan sinyal dia!"

"Lalu sinyal, siapa?"

"Re..Retakka"

"Anak itu eerrrghhh..." *bunyikan tangan

"Kami akan menangkapmu


























Solar"

To Be Continued...

_________________
Buat info sebentar ya, di cerita ini...
Gempa, Hali sama Taufan kembar.
Blaze, Ice dan Duri kembar.
Solar? Dia single brother :v

Ngomong - ngomong, udah berapa kali author ganti cover ya?

Waktu update cerita ini, apabila chapter terakhir mencapai lebih 10 vote. Tapi, untuk kali ini author update dulu lah, kasian yang nunggu :v

Don't forget to vote!

See you on the next Chapter
Assalamualaikum

Di Balik Kacamata JinggaWhere stories live. Discover now