Kenapa engkau di sini, Blaze?

2.1K 153 29
                                    

Di tengah - tengah taman, seonggok pemuda beriris merah api membara terduduk di ranting pohon yang cukup tinggi. Matanya terus menatap tanah yang berumput lebat. Sebotol minuman dingin di tangannya, menjadi temannya selama di ranting pohon malam itu.

Sedari siang tadi, Blaze berada di taman ini. Hanya memandang anak - anak yang bermain riang dengan teman - teman atau saudara mereka. Mengingatkannya pada masa kecilnya yang penuh warna kebahagiaan. Dan sekarang, ia hanya bisa berdiri di tengah - tengah lautan kebingungan dan penyesalan.

"Alah! Paling si Blaze hanya merepotkan Ice saja. Apalagi ia dengan Duri tu!"

"Saudara kembar apa yang hanya tau merepotkan saja?"

"Iya! Waktu dia jatuh aja, harus diobatin sama Ice. Manja!"

"Blaze itu kerjanya, hanya membuat kekacauan. Setiap hari dipanggil dengan kepala sekolah karena tingkahnya itu"

"Lagi - lagi Ice terlibat dengan masalahnya. Saudara yang merepotkan!"

"Iya! Tidak seperti adikku, yang tidak merepotkan"

"Hm! Ada bagusnya Duri saja yang menjadi saudara Ice. Blaze itu lama - lama membuatku geram!!"

"Dia tak pantas menjadi saudara kembar Ice"

"Aku...tidak pantas....menjadi...saudara kembar.....Ice" -Blaze

Mata api semangatnya berubah menjadi merah kosong. Tak ada seringaian jahil lagi di wajahnya. Hanya kekosongan mengisi wajahnya.

"Apa benar? Kalau aku tak pantas menjadi kembaran Ice dan Duri?" -Blaze

Setetes liquid bening jatuh perlahan dari mata menuju tanah. Dan air mata penuh kemurungan itu terus berjatuhan ke tanah.

"Hiks..hiks...hiks..." -Blaze

Dilemparnya botol itu ke tong sampah dan botol pun berhasil masuk (Yeeee!!!!). Sekarang, rautnya menujukkan kekesalan. Ia mengacak - ngacak rambutnya dan membuat topi hitam nya jatuh me tanah.

"Hiks...hiks....hiks...." -Blaze

Ia meremas pelan wajahnya yang mulai memerah. Wajahnya sudah dibanjiri air mata juga tangannya.

"Hiks...hiks....haaaaa~ Aku gak gunaaaaa....!!!" -Blaze

Blaze mencodongkan badannya ke belakang dengan frustasi tinggi. Ia mengacak - ngacak wajah dan rambutnya. Tanpa disadari, ia sudah tersungkur ke tanah.

"Argh! Aduuuh!! Aku lupa kalau aku di atas pohon!" -Blaze

Blaze terbaring lemas di atas rerumputan, juga wajahnya yang masih basah memerah. Menatap bintang - bintang di atas sana.

"Haah...haaah.....haaaah..." -Blaze

Tubuhnya benar - benar tak bergerak sama sekali. Seakan menikmati rumputan itu dengan nyamannya. Sesuatu yang bercahaya terang di sampingnya. Ia menolehkan kepalanya ke arah cahaya dan melihat seekor kunang - kunang mengitari topi hitamnya.

Mata apinya berubah menjadi berkelap - kelip karena sinar kunang -kunang di depannya. Topi hitamnya.

Blaze bangkit duduk dan mengambil topi miliknya. Ia mengusap - usap benda kesayangannya itu. Penuh perasaan, hingga tanpa ia sadar ia telah tenggelam dalam sebuah lautan dangkal.

Lautan yang akan membawanya ke suatu tempat. Tempat di mana ia akan tahu, kenapa selama ini, dirinya berada di sini. Sekarang ini.

Flashback

"Aargh! Gak mau!" -Blaze

Bocah kecil bernama Blaze, ia melempar topi hitam pemberian orang tuanya ke lantai. Ia marah. Blaze pun berlari ke kamarnya, menangis.

Di Balik Kacamata JinggaNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ