kastara

6K 885 180
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




































Ada banyak hal yang jadi pertimbangan Mark untuk memutuskan hal krusial ini. Orang awam mungkin akan menganggapnya tolol karena menolak kesempatan emas jadi seorang Maharaja dan lebih memilih belajar agama.

Padahal sebenarnya tidak sesederhana itu masalah yang bergejolak di dalam otaknya.

Kegundahan Mark ini dimulai ketika usianya tujuh belas tahun, saat itu dirinya sedang belajar sebuah kitab dari negeri Nalanda, yang di dalamnya berisi sepuluh penjelmaan Wisnu di bumi raya. Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan di kepalanya.

"Mahaguru, Kalki ini apa?"

"Kalki adalah keadaan dunia dewasa sekarang, buruk dan penuh kejahatan. Namun, ada suatu waktu ketika dunia terancam kemusnahan, Wisnu akan menjelma sebagai Kalki. Dirinya yang menunggangi kuda putih dan membawa pedang untuk menegakkan kembali keadilan dan kesejahteraan di atas dunia ini.",ujar Mpu Prapanca.

Kala itu dalam benaknya dipenuhi banyak pikiran negatif akan semua hal yang sudah ia lalui selama tujuh belas tahun hidupnya. Bayangan rasa bersalah karena bersenang-senang diatas penderitaan orang lain berkecamuk ria di dalam benaknya.

Mark itu anak Maharaja Mataram Hindu, ayahnya sering melakukan ekspansi ke daerah lain demi melebarkan sayap kekuasannya dan mendapatkan banyak keuntungan. Bahagia didapat Mataram, tetapi darah dan air mata yang dirasakan oleh pihak yang dikalahkan.

Pernah suatu ketika ia diajak oleh ayahnya mengunjungi sebuah desa bernama Kanjuruhan* yang lokasinya ada di dekat perkebunan kelapa, lingkungannya bersih dan indah tetapi tidak dengan penduduknya. Kata iba adalah yang pertama kali terbesit dalam hati Mark, mereka para rakyat desa terlihat begitu tunduk bahkan takut tatkala ayahnya datang berkunjung. Kemungkinan besar banyak hal buruk yang dilakukan oleh Chanyeol saat menduduki desa penuh keindahan ini.

"Mahaguru Prapanca, jika saya menjadi seorang dapunta apakah dosa ayahanda dan para moyang bisa dimaafkan oleh sang dewa?"

"Tentu saja, Tuhan mana yang tidak memaafkan hamba-Nya yang berusaha menjadi lebih baik? Lagipula keluarga baginda pangeran Agni adalah kaki tangan Trimurti kan? Kalianlah yang membawa kepercayaan ini ke tanah yang baru. Satu kejahatan akan terhapus oleh beribu kebajikan."

Maka pada kesempatan itu, Mark bersumpah demi nama jajaran Maharaja terdahulu bahwa dirinya akan mengabdi kepada para dewa untuk menghapus noda dosa pada liku jalur kejayaan kerajaan Mataram. Walaupun itu berarti dia harus kehilangan segalanya.

 Walaupun itu berarti dia harus kehilangan segalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Buntara Asmara | Nomin☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang