4

396 73 29
                                    


Happy reading...

Mata Rangga menatap ke rumah di depannya. Rumah itu terlihat sepi, seperti tak ada aktivitas di dalamnya. Kemana Livia?
Kakinya melangkah pelan meninggalkan rumah Livia dan pergi ke rumahnya.

Saat akan memasuki rumah, di teras Bu Trisna sudah berdiri dengan tangan bersendekap di dada.
Tampang kesal menghiasi wajah cantiknya.

Rangga hanya mendengus pelan dan melepas sepatu dengan malasnya.

"Bu Titiek telfon. Kenapa kau melarikan diri?"

"Aku sudah ijin, gak enak badan." jawab Rangga mengelak.

"Bukan masalah itu! Kenapa kau menyiram Livia dengan air di kantin! Itu yang di protes Bu Titiek." kali ini terdengar nada tinggi dari suara Bu Trisna.

"Iya, cewek jelek itu yang bikin aku marah, Ma." jawab Rangga kesal.

Jeweran tangan Bu Trisna mampir juga ke telinga Rangga. Cowok itu hanya diam tanpa melawan lagi.

"Livia pulang dari dokter, Mama sendiri yang akan menyeretmu ke sana untuk minta maaf." kata Bu Trisna seraya berlalu.

Livia sakit? Masak sih? Cewek strong kayak gitu bisa sakit juga ternyata ya?
Rangga tersenyum sendiri.

"Ngga."

Terdengar suara Bimo yang memanggil Rangga. Rangga hanya menoleh sekilas dan  mengacuhkan Bimo.

"Hei, titip ini buat Livia ya."

Bimo menyodorkan sebuket bunga mawar putih dan lily.
Tangan Rangga meraih buket bunga itu dengan malas. Matanya meneliti bunga warna putih dari Bimo.

"Buat yang lain aja. Livia alergi serbuk bunga, takutnya tuh bunga berakhir di keranjang sampah."

Mata Bimo mendelik mendengar ucapan Rangga barusan.

"Benarkah? Bagaimana kau tau?" tanya Bimo penasaran.

"Aku kenal dia lebih dari 16 tahun Bimooo, aku tau itu." jawab Rangga dengan nada kesal.

Bimo menatap Rangga dengan tatapan heran. Rangga mengacuhkan  tatapan Bimo yang penuh selidik.

"Aku heran, kalau kau sudah mengenal dia begitu lama, tapi kau tak jatuh cinta padanya, itu mustahil. Aku yakin apa yang dia gak suka dan apa yang dia suka, pasti kau juga tau." tanya Bimo.

Perkataan Bimo barusan langsung membuat Rangga gelagapan.

"Jatuh cinta sama cewek jutek itu?karena aku kenal dia dengan baik makanya aku gak mau sama dia." jawab Rangga.

"Dan kau tau tentang alergi dinginnya, kan? kalau kau tau, kenapa kau menyiramnya dengan air dan di depan semua anak?"

Pertanyaan Bimo langsung menghujam ke jantung Rangga. Bukankah dia tau tentang Livia dari A sampai Z ? Bukankah Livia gak bisa kena air dingin dan bahkan minum es pun Livia gak bisa? Ada rasa sesal di hati Rangga yang menyusup perlahan.

"Aku lupa akan hal itu." kilah Rangga pelan.

Terdengar suara mobil memasuki garasi rumah Livia. Bimo menoleh dan kemudian tersenyum.

"Aku berikan sendiri bunganya. Dan aku pingin tau, apa dia alergi serbuk bunga atau tidak." kata Bimo yang langsung menyambar buket bunga dari tangan Rangga.

Rangga hanya bisa melihat Bimo yang melenggang pergi ke rumah Livia tanpa bisa mencegahnya.

Bimo berjalan cepat ke arah rumah Livia. Tampak gadis itu keluar dari mobil dengan bimbingan Mamanya.

My Neighbour My Enemy (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang