Last

2K 124 14
                                    

Kejahatan dan kebaikan selalu hadir beriringan.

Tidak ada kebaikan tanpa kejahatan, begitupun sebaliknya.

Tak ada manusia yang akan selalu berbuat baik, dan tak ada manusia yang akan selalu melakukan kejahatan, hal itulah yang membuat kita menjadi seorang manusia yang sesungguhnya.

Kejahatan bukan hanya tentang fisik, namun ketika membicarakan orang lain juga termasuk kejahatan bukan?

Sebisa mungkin saat ini aku ingin hidup dengan lebih baik, aku ingin menghilang dari hidup Pangeran, melupakan semua kenangan-kenangan yang telah kami ukir bersama.

Meski aku tetap akan menyimpannya, sebagai sesuatu yang berharga dihidupku.

Kurang dari 2 bulan, Pangeran akan segera melangsungkan Pernikahannya.

Aku tidak akan hadir, dan mengacaukan semuanya, oleh karena itu sebisa mungkin aku mempercepat waktu keberangkatanku.

Semua sudah tersusun rapi, tentang semua rencanaku, aku akan pergi dan melanjutkan hidup di negeri orang sana.

Pilihanku jatuh pada negara jepang, sejak dulu aku memang menyukai negara tersebut, negara yang terkenal dengan julukan matahari terbit.

Besok adalah waktunya, dan malam ini aku akan bertemu Pangeran untuk mengucapkan selamat tinggal.

Kurasa untuk kembali ke negara ini lagi, akan sangat sulit, oleh karena itu aku memutuskan untuk menemui Pangeran.

****

Saat ini aku tengah berhadapan dengan orang yang begitu aku cintai, namun harus kulepaskan.

Kami tengah berada disebuah cafe, tempat yang sering kami kunjungi dulu, aku mengingatnya dengan jelas semua kenangan kami di cafe ini, tapi tidak dengan Pangeran.

Dia tampak biasa saja, menatapku seolah mempertanyakan alasan sebenarnya, mengapa aku mengajaknya bertemu di cafe ini secara tiba-tiba.

Hmmm... Aku berdehem sebelum membuka pembicaraan

"Jadi, gua ngajak lo kesini karena pengen bilang sesuatu" Aku menatap Pangeran sebentar.

Dia juga balik menatapku dengan alis terangkat sebelah, pertanda untuk aku melanjutkan ucapanku.

"Besok, gua bakalan berangkat ke jepang" Aku tidak melanjutkan, menunggu respon Pangeran.

Espresinya tampak terkejut. Tapi, dia tidak mengatakan apapun.

Aku menghela napas, kemudian melanjutkan.

"Jam 7 pagi gua berangkat, maaf gua ga bisa hadir di acara nikahan elo" Aku menatapnya dengan penuh penyesalan.

"Lo beneran mau pergi, lo serius mau ninggalin gua disini Key, gua harap ini cuma bercanda" Akhirnya Pangeran mengeluarkan suara, meski aku merasa semakin bersalah mendengar ucapan nya.

"Gua serius, ini bukan hanya candaan, gua minta maaf Ran, tapi gua harus pergi"

"Kenapa?" Ia mempertanyakan alasan aku pergi.

Aku sangat ingin mengatakan yang sebenarnya, bahwa aku tidak siap kehilangan dirinya, aku tidak siap melihat dia akan menjadi milik orang lain sepenuhnya, namun hal itu hanya tertahan di tenggorokanku. Aku tidak akan mengatakan nya.

"Lo taukan, gua pernah bilang pengen tinggal di jepang, dan yeah sekarang gua bakalan wajutin itu " Akhirnya aku memberikan jawaban seperti ini, aku tidak berbohong aku memang ingin tinggal dijepang, meski bukan untuk waktu yang lama, tapi kali ini aku sepertinya akan benar-benar menetap di negara itu.

Si jahat & Si Bad Boy (✔)Where stories live. Discover now