Pecah

157 14 15
                                    

"Om, Tante, Reza... kenalin... ini pacarnya Rani, nama nya Fajri." Ucapan Jevan seketika mengagetkan semua nya, kecuali Mama dan Fina.

"Apa? Pacar!?" Tanya Reza dengan di selimuti amarah.

Prang...

Gelas yang Rani pegang tiba-tiba bersuhu sangat panas dan terlepas dari tangan Rani.

"By..!" Teriak Fajri, dengan cepat ia memanggil pelayan untuk membersihkan nya.

"Sshhh... pelan-pelan, Ji. Sakit." Rintih Rani saat Fajri menghisap darah yang keluar dari tangan nya.

"Iya... tahan dulu." Ucap Fajri meyakinkan.

Brakk...
Tiba-tiba Reza mangebrak meja saat melihat kejadian itu.

"DRAMA APA LAGI SIH INI? AKU GA SUKA! AKU MAU SECEPATNYA NIKAH SAMA RANI!" Teriak Reza seketika menatap tajam ke arah Fajri.

"Nikah? Hey! Rani aja baru kelas 3 Smp, lu mau main nikah-nikah aja? Gua mau tanya, lu udah bisa cari nafkah belum? Uang masih minta bapak lu aja mau cepet nikah!" Teriak Jevan dengan sangat lantang.

"Haha... gua gak peduli." Ucap Reza seketika mendekati Rani.

"Apa lu deket-deket kaka gua!" Teriak Fina menghalangi.

"Jauh lu!" Balas Reza seketika mendorong Fina ke samping.

"Dek!" Teriak Rani dan Jevan bersamaan.

"Ma, kita pulang aja." Ucap Papa dengan raut wajah yang ketakutan dengan keadaan anak-anaknya.

"Iya, Pa." Ucap Mama, menurut.

"Bu, kami izin pulang dulu yah, Rani sepertinya harus di bawa ke rumah sakit." Ucap Mama dengan sopan nya.

"Oh iya, Jeng. Kami juga mau pulang." Ucap Mama Reza.

Akhirnya Rani dan keluarga nya pun keluar dari kamar tersebut, saat sampai di lift, mereka tak sengaja bertemu dengan keluarga Fajri.

"A Aji? Eh? Kak Ran kenapa lagi?!" Teriak Ara yang baru saja keluar dari lift.

"Gapapa kok, Ra... cuma luka kecil." Balas Rani.

"Aji, kamu tadi katanya mau pulang." Ucap Umi dengan wajah mengintrogasi.

"Aji sengaja izin pulang, karna Aji gamau di jodohin sama NIKEN!" Ucap Fajri dengan menekankan kata terakhir.

"Kenapa ga mau? Dia kan cantik." Lanjut Umi.

"Mi, A Aji udah sayang sama Kak Rani, A Aji gamau kehilangan Kak Rani." Balas Ara sambil membantu Fina berjalan. Setelah di dorong oleh Reza, Fina susah untuk berjalan dengan lurus.

"Tapi Aji harus tetap sama Niken." Tekan Abi dengan wajah yang memerah.

"Aji gamau, Bi!" Balas Fajri sedikit membentak.

"Udah berani bentak Abi? Karna cewe tengil ini?" Tanya Abi sambil menunjuk-nunjuk Rani.

"Jangan samakan anak saya dengan anak-anak lain." Ucap Papa seketika mendorong Aji secara pelan. "Kamu jangan pernah lagi menginjakkan kaki di rumah keluarga Mahendra." Lanjut nya.

WHY? |Fajri (UN1TY)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن