Zwei lagi?!

153 12 11
                                    

"Ha? Maksud lu apa? Banting?" Tanya Ricky dengan wajah tersenyum.

"Iya, gua bisa habisin kalian semua sekarang juga!" Ucap nya dengan badan yang di tegapkan.

"Daripada lu pulang-pulang dari sini malah nangis, mending lu keluar sekarang." Suruh Farhan sambil mengarahkan jari telunjuk nya kepintu keluar.

"Gaakan!" Bentak nya.

"Zweit sayang!" Ucap seorang perempuan yang masuk dengan tiba-tiba dan langsung memeluk Zweitson.

"Apaansih, lu lagi!" Bentak Zweitson.

"Yank, aku udah bawa pendeta buat nikahin kita di sini." Ucap Indri sembari menyelipkan tangan kanan nya di tangan kiri Zweitson.

"Kurang asem." Balas Rani sambil melerai kedua nya.

"Ih kenapa sih lu, kek ga suka banget kalo gua sama Zwei." Bentak Indri seketika mendorong Rani dengan keras, tepat di belakang nya Reza menahan tubuh Rani.

"Sana lu, jan pegang-pegang pacar gua!" Bentak Fajri.

"Ji, coba suruh Fiki telpon yang lain... karna sekarang kita kurang personil buat ngebela Vindi." Ucap Rani berbisik ke Fajri. Kurang personil? Gimana bisa? Ya, Indiri membawa Semua wakil pernikahan dan juga beberapa penyanyi bayaran.

"Ya." Balas Fajri seketika berjalan ke arah Fiki sembari menarik Rani dengan pelan. Setelah sampai di samping Fiki, Fajri langsung berbisik ke Fiki dan Fiki meminta izin untuk ke toilet sebentar.

Di karenakan rumah Runny dan Bitha dekat dari dorm, jadi mereka cepat sampai.

"Fik, Shandy mana?" Tanya Runny sambil menepuk bahu Fiki.

"Di atas, lagi main pabji." Balas Fiki.

"Kok ga bantu yang di bawah sih?" Cetus Runny dan ia segera naik ke atas.

"Kiw... tumben nelp." Ucap Ara yang baru saja sampai di depan pintu, Fiki menunggu Ara sedari tadi.

"Vindi dalem masalah." Ucap Fiki singkat.

"Hah? Lagi? Yaudah yuk lah masuk!" Ucap Ara dengan tergesa.

Saat Ara sudah sampai di dalam, semua pasang mata melihat ke arah nya.

"Pak, mohon keluar yah..." ucap Ara kepada orang suruhan Indri.

"Eh pak, jangan!" Indri tetap menahan nya.

"Keluar!" Teriak Zweitson yang membuat seisi ruangan kaget.

"Son, kitaa udah waktunya ber-" ucapan Indri terpotong.

"LO PERGI DARI SINI! GUA GA MAU LIAT MUKA LO LAGI DI HADAPAN GUA!" Teriak Zweitson, Fiki dan Shandy yang baru saja turun langsung menyeret Indri keluar.

"Trus, lu. Lu mau apa sama Rani?" Tanya Fajri dengan tatapan sinis.

"Kek yang gua bilang di restoran tadi, GUA BAKAL NIKAHIN RANI!" Teriak Reza seketika menarik Rani dan mengeluarkan sebuah pisau lipat yang ia simpan di kantong jaket nya.

"Lu mau ngapain, Lu mau ngelukain Pacar gua?" Tanya Fajri dengan wajah smirk nya.
"LUKAIN GUA DULU KALO BERANI!" Lanjut Fajri dengan suara teriakan yang bergema hingga Fenly sudah muak dan ia pun melemparkan gelas kaca dari lantai atas.

"BISA DIEM GA SIH!? GUA GRANAT LU SEMUA!" Teriak Fenly yang sudah habis kesabaran.

"Heh, pak... jan ngada-ngada, granat aja kagak punya." Balas Bitha dan Fenly pun turun menarik Bitha ke kamar.

"Za, gua tau lu cuma anggap Rani sebagai pelampiasan doang. Dan gua tau kenapa Rani ga suka sama lu, itu karna lu suka MAIN TANGAN!" Ucap Fajri dengan penekanan di akhir kalimat.

"Za, lepasin!" Teriak Rani mencoba memberontak.

"Lu gerak bakal sakit." Ancam Reza sembari menyodorkan pisau lipat itu ke leher Rani.

Di belakang sana, Farhan dan Ricky sudah membuat strategi untuk melepaskan Rani dari Reza tanpa Rani terluka sedikit pun.

Lagi-lagi Farhan mengambil gelas Doraemon Rani yang berada di dapur dan membanting nya. Reza sedikit lalai dengan penjagaan nya, dengan sigap Farhan langsung menarik Rani dan Ricky menahan Reza agar tidak bisa kabur.

Rani bersegera menelpon Papah nya Reza dan menyuruh menjemput nya.

Sedangkan di luar, Indri masih berjaga-jaga dengan orang suruhan nya itu.

"Gua bakal balas dendam ke, elu,..."-

_______________________

Dahla ngntuk

WHY? |Fajri (UN1TY)Where stories live. Discover now