Prolog

660 69 231
                                    

Dua anak kecil sedang bermain layang-layang ditengah lapangan

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Dua anak kecil sedang bermain layang-layang ditengah lapangan. Udara siang ini cukup panas, anginnya yang sepoi-sepoi masih mampu menerbangkan layang-layang milik dua bocah itu ke udara.

"Ken, kalo kamu kalah harus mau ya main sama aku." Kata gadis kecil yang berambut kepang satu.

"Aku tidak akan kalah Alya!" Jawab bocah laki-laki disampingnya yang sibuk menarik ulur benang layangannya.

Alya kecil mengerucutkan bibirnya saat mendengar tuturan Ken yang begitu arogan. Dalam hati gadis itu membatin, ia harus memenangkan pertandingan layang-layang ini dari Ken agar bocah itu mau bermain bersamanya.

Sebelumnya, Alya mengajak Ken bermain masak-masak dengannya. Namun Ken menolak, katanya bermain masak-masak hanya untuk bocah perempuan. Alya tidak peduli dengan opini Ken, gadis kecil itu tetap memaksa Ken agar mau bermain dengannya. Ia tidak punya teman main lagi selain Ken.

Setelah dipaksa, akhirnya Ken kecil manut dan mau bermain masak-masak dengan Alya. Tapi dengan satu syarat, Alya harus menang di adu layang-layang bersamanya.

Alya langsung menyutujui syarat yang diberikan Ken. Baginya bermain layangan hanya hal kecil yang sudah dikuasainya. Bisa dibilang gadis kecil itu bermulti talenta dalam setiap permainan.

Layang-layang Ken dan Alya saling bertautan diatas udara. Kedua bocah itu menggerak-gerakkan benang mereka, berusaha mematikan layangan musuhnya. Harus ada salah satu layangan yang putus, untuk menentukan siapa pemenangnya.

"Arrghhh!" Teriak Ken yang kesal karena layangan miliknya lah yang terputus.

Lain dengan Ken yang terlihat kesal, Alya justru bersorak senang. Sudah dia bilang bukan, bermain layang-layang adalah hal kecil baginya.

"Ken kalah ya? Kasian!" Ejek Alya pada Ken.

Bocah itu mendengus sebal,
"Ken tidak kalah, cuma mengalah saja dari Alya." Ucap Ken membela dirinya.

Alya tertawa mendengar ucapan Ken,
"Terserah Ken saja, intinya sekarang Ken harus mau main sama Alya!"

"Yasudah, kita mau main apa?" Jawab Ken membuat Alya tersenyum senang. Inilah mengapa ia suka bermain bersama Ken, bocah itu tidak pernah ingkar pada ucapannya.

"Main masak-masak, nanti Alya yang masak Ken yang coba." Tutur gadis kecil itu.

Ken mengerutkan keningnya,
"Memangnya Al bisa masak?"

"Bisa lah, Al kan hebat!"

Kedua bocah itu kini duduk dibawah pohon yang rindang, disana sudah tersedia alat masak-masak mainan serba pink milik Alya.

Just Friend, not more [COMPLETE!✔]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt